hidden secret

657 66 45
                                    

"mas ... Duduk dulu, kita tunggu bang gerion sampai sini. Kalau mas tetap berdiri kayak gitu mas bisa pusing," sigma sudah beberapa kali membujuk righel agar dirinya tenang sampai gerion datang.

Namun sepertinya, righel tidak mengindahkan bujukan sigma. Dirinya masih mondar mandir dengan raut cemas. Beberapa kali ia menggigit ujung kukunya untuk mengetahui kabar orion. Lain halnya dengan hamal yang kini terduduk lesu di kursi tunggu. kepalanya ia tundukkan ke bawah, meratapi penyesalan yang ia lakukan.

Andai saja ia bisa lebih cepat. Andai saja ia bisa menyelamatkan adiknya..

"Bodoh banget gue. Orion, please maafin abang. Maafin abang.."

"Bang, udah.." sirius sedari tadi mencoba menghibur kakak sepupunya. Hamal kacau sekali, ia berkali kali memukul kepalanya dan memaki kebodohannya dalam menjaga orion.

"Aargh, bangsat!"

Mereka harap, mereka tidak terlambat...

"Mas righel!!"

Righel cepat menoleh. Ia menghampiri kedua adiknya dengan tergesa. Langsung mengguncang bahu gerion dengan panik. "Yon, orion. Orion— dia.."

"Mas! Please tenang, kalau mas gak tenang mereka juga ikut panik. Please, orion bakal ketemu. Orion kuat, dia adik gue. Dia pinter, pasti banyak akal untuk bisa lolos. Tenang ya,"

Righel menghela napas dengan helaan yang bergetar. Ia mengusap wajahnya frustasi. Tak percaya jika ia lalai menjaga adik bungsunya.

Alpha melirik kebelakang, kekehan ringan dan senyum kecil tertampang jelas diwajahnya. Membuat pipi lesung miliknya nampak menawan dengan sebuah senyuman. melihat satu adiknya yang kini mencengkram jas nya dengan erat.

"Kamu kenapa?" Kekeh alpha melihat lexy yang kini seperti anak kecil yang takut bertemu dengan orang asing. Bukannya menjawab, lexy makin mengeratkan cengkramannya.

Gerion menoleh. Tersenyum menatap alpha yang sedang mengusap rambut legam milik lexy.  "Gue mau kenalin seseorang untuk kalian." Ke empatnya langsung menoleh serempak ke arah gerion, lalu melirik ke arah alpha. Terlihat seseorang yang bersembunyi dibalik tubuh besar milik alpha.

"Siapa, yon? Yang sembunyi di belakang alpha itu?"

Lexy menegang di tempat. Ia makin mengeratkan cengkraman alpha dan menyembunyikan wajah nya di balik punggung sang kakak. Gemas. Ternyata lexy bisa menjadi seorang yang menggemaskan juga.

Gerion tersenyum. Ia menarik tangan lexy, menjauhkannya dari alpha dan menarik lexy untuk berdiri disampingnya.

Terkejut? Tentu saja sangat terkejut. Karena sekarang orion berdiri di samping gerion. Mereka mengira. Tertipu dengan wajah kembar bungsu mereka.

"Orion?!"

"Orion, kamu— gerion, kamu ketemu dia dimana? Dia gak papa kan?"

"Mas, dia bukan—"

"Kamu gak papa, kan? Ada yang luka? Sini mas obatin."

"Mas ..."

"Mana yang sakit, biar mas bawain obat obatan. Sesek gak? Atau—"

"Astaga, mas! Dengerin gue. Dia bukan orion."

"Maksud kamu?" Righel sontak menoleh. Ketiga adiknya ikut heran dengan perkataan gerion. Gerion menghela napas sejenak.

Gerion tersenyum, "dia adik ku, adik kalian. Tapi bukan orion, dia adik ku yang lain."

Lama righel dan yang lainnya memahami maksud gerion. Namun perlahan, wajah mereka menunjukkan reaksi terkejut dan tidak percaya. Tapi, bagaimana bisa— pikiran mereka tidak masuk. Bagaimana bisa seseorang yang sudah meninggal 20 tahun yang lalu bisa berada di hadapan mereka.

In my world : Semesta's famillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang