[BTS lokal AU!]
Kisah tujuh saudara dalam keluarga semesta yang penuh dengan suka dan duka. Saling berbagi luka dan bahagia
Mereka adalah tujuh orang pangeran yang mem pesona. Bersinar dengan Cara mereka sendiri. Layaknya bintang bintang yang bersin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mata itu mulai terbuka sayu. Mengerjap pelan kala sinar matahari dari balik gorden tipis menebus ruangan yang kini ia tempati.
Lexy menatap sekeliling nya. Sedikit menyerngitkan dahi nya kala ia mendapati dirinya berada di tempat asing. Tidak sengaja ia menggerakkan tangan kirinya, dan merasakan sesuatu yang mengganjal. Ia meliriknya.
Infus..
Lexy kembali menatap sekeliling nya. Ia yakin jika ini bukan dirumah sakit. Kamarnya terkesan gelap dengan nuansa elegant. Ini dimana..
Lexy memaksakan diri untuk terduduk. Memegangi kepalanya yang kini berdenyut nyeri. "Sial. Apa gue ketangkep?" Lirihnya.
Cklek..
Lexy sontak menolehkan pandangannya pada pintu kamar. "Oh, lo udah bangun?"
Dan seketika lexy menghela napas nya lega. "Sial. Gue pikir gue ketangkep," lirihnya. Ia kembali menidurkan dirinya diatas kasur. Orang itu berdecih. Mendekati lexy dengan nampan berisi bubur dan obat.
"Bangsat. Lo gak tau seberapa khawatir nya gue pas lihat lo udah pingsan. Untung gue bisa dengan cepat nyari radar chip yang ada di gelang lo." Omel nya dengan kesal.
"Haha. Makasih rey. Lo penyelamat gue," balas lexy pada ren. Bennadict reyyan .
Rey memutar matanya malas. Terdengar helaan nafas dari bibirnya, "asal lo tau, kondisi lo kemarin drop abis. Belum lagi pembengkakan lambung, untung aja belum terlalu parah. Gua hampir gila lihat lo kritis,"
Lexy tergelak mendengarnya, sedangkan ren hanya mendengus tak percaya. Hell, dia khawatir. Sial, kenapa malah diledek seperti ini. "Sialan lo, lex." Geram ren.
Lexy berusaha menghentikan tawa nya. Menyeka ujung matanya yang berair. "Abis gua ngebayangin wajah panik lo. Lucu lo," ujarnya melanjutkan tawa. Ren menggeram kesal dan melempari bantal ke arah wajah tampan lexy.
"Sialan lo, rey." Kesal. Rey membalasnya dengan peletan ledek ke arahnya. "Salah lo ya. Lo yang mancing duluan," balasnya. Lexy menatap jengkel sang sahabat.
"Terus, ini dimana?" Tanya lexy.
"Rumah utama bennedict." Jawab rey. Ia duduk. Lexy menyerngit. "Lu ngapain bawa gue ke sini."
Rey mendengus, "pertama, gue gak mungkin bawa lo ke rumah sakit. Karena besar kemungkinan radar koneksi tuan dewa bisa sampai rumah sakit,"
"Kedua, untuk mengurangi kerugian. Rumah sakit bakal ricuh kalau misalnya keberadaan lo diketahui oleh tuan dewa."
Sang tuan muda bennedict menyilangkan tangannya di dada seraya berpikir. "Kalau dihitung dari terakhir keadaan lo sampai sekarang- lima hari, maybe?"
"What the hell? Selama itu?" Lexy terkejut bukan main. Ia kira hanya satau atau dua hari seperti biasanya. Tapi—
"Lo pikir deh. Pembengkakan lambung bahaya nya kayak gimana?" Kesal rey. "Lo kritis sampai hari ketiga. Pembengkakan dalam, lambung lu merah dan meradang. Efek samping nya mungkin lo bakal ngerasain kram perut sampai susah napas." Rey menghela napasnya sejenak.
"Dan beberapa minggu ini, lo dilarang beraktifitas keras. Dilarang workout." Peringat rey. Pemuda frallo itu mendengus kesal. Namun tak lama, wajahnya kembali merenung.
"Terus abang sama adek gue?"..
"Mereka aman. Tenang aja, walau kemarin gue lihat adek lo, jatuh dari tangga." Ujar rey. Lexy membelalak mendengarnya. "Orion maksud lo?" Rey mengangguk. "Emang adik lo siapa lagi,"
"Dia kenapa?"..
"Entahlah. Gua juga bingung sih, awalnya pas gue lihat di cctv digital, adek lo kayak megang kepala gitu. Nafas nya juga gak teratur. Dan setelah itu— dia jatuh dari tangga,"
Lexy terdiam mendengarnya. Menghela napas kecewa.
Andai dia disana..
Andai dia bisa menjaga adiknya..
Andai ia bisa melindungi bintang nya..
Bodoh.
"Lo gak perlu menyalahkan diri seperti itu." Lexy terkejut, rey menanggalkan lamunan lexy."
"Gua ngerasa gak berguna, rey. Gua gak ada selama ia butuh, gua gak ada setiap ia mendem rasa sakitnya sendiri. Gue tau ini karena kita kembar, rey. Napas gue berat, padahal gue udah yakin kalau kondisi gua udah jauh lebih baik."
Rey tidak begitu paham bagaimana perasaan ikatan batin antar soulmate. Tapi sekalipun bicara soal takdir, rey paham jika lexy harus lebih bersabar sedikit lagi.
"Sebentar lagi, lexy."
Lexy tersenyum simpul. "Thanks, rey."
✿ ♡
TBC.
Frallo Galaxy
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Orion Semesta
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menurut kalian, cerita ini masih saling nyambung kan?