A5%(R) : Prologue.

2.1K 111 11
                                    

Bagaimana jika kau bisa mengaktifkan kekuatan otakmu hingga 95% ?

Bagaimana jika kau mempunyai kekuatan hampir setara kekuatan Tuhan?

Bagaimana jika kehancuran dunia ini ada dalam genggamanmu?

Dan bagaimana jika pilihannya adalah memiliki kekuatan tak terbatas, atau kehilangan kekasih yang sangat kau cintai?

Another 5% (Remake) : Prologue.

"Aku pulang dulu sayang, nanti sore aku kembali lagi."

Johnny memejamkan mata ketika dengan lembut Taeyong mengecup dahinya, seperti biasa, ketika mereka akan berpisah. Dan seperti biasanya pula, Taeyong akan menyempatkan diri membelai seluruh wajah Johnny dengan jemarinya.

"Kau akan baik-baik saja kan kutinggalkan?"

Dengan susah payah, meskipun tersenyum adalah hal terahkir yang diinginkannya, Johnny tersenyum.
Demi Taeyong, demi kekasihnya.

"Aku akan menunggumu datang kembali nanti sore." suaranya serak dan lemah. Johnny benci itu.

Sekali lagi Taeyong mengecup dahinya, seolah enggan beranjak menjauh,

"Aku pasti kembali." bisiknya pelan sebelum menghilang di balik pintu ruang perawatan intensif berwarna putih itu.

Pintu yang sangat dibenci Johnny karena selalu menelan bayangan Taeyong, menghilang, menjauh darinya. Pintu yang menjadi satu-satunya pemandangan Johnny selama hampir 6 bulan terahkir ini.

Enam bulan yang menyiksa, penuh dengan obat-obatan. Kemotherapy yang menyakitkan, suntikan-suntikan tiada henti, pemeriksaan-pemeriksaan yang mengganggu, hanya untuk menemukan bahwa dia akan mati 3 bulan lagi, hanya untuk menemukan bahwa dia sudah tidak punya harapan hidup lagi. Hanya untuk menemukan bahwa kesempatannya bertahan untuk melihat dunia ini hanyalah tiga per-seratus orang yang menderita penyakit sama dengannya, kanker otak yang sangat ganas. Kanker otak stadium ahkir.

Johnny tidak mau mati. Bukan, bukan karena dia mencintai dunia ini. Tetapi lebih karena Taeyong.

Ya, Taeyong, belahan jiwanya. Satu-satunya perempuan yang bisa membuat Johnny menyerahkan hatinya dengan sukarela.

Johnny masih punya mimpi yang ingin diwujudkannya bersama Taeyong. Dia ingin mengubah dunia, dia ingin mewujudkan dunia yang indah, dunia yang penuh dengan kebaikan, dunia yang tidak hancur dan semrawut seperti sekarang. Dan itu semua demi Taeyong.

Dengan getir Johnny menatap langit-langit kamar di atasnya. Impian bodoh. Dia punya mimpi seluas langit di angkasa, tetapi dia terjebak dalam tubuh ini. Tubuh sialan yang lemah, yang sakit parah dan hampir mati.

Tubuh yang sama sekali tidak bisa digunakan dan hanya merepotkan orang lain, bahkan merepotkan Taeyong, wanita yang dicintainya. Wanita yang tidak meninggalkannya bahkan setelah Johnny menjadi invalid dan hanya bisa tergolek lemah dirumah sakit, sepenuhnya tergantung kepada perawatan medis yang menunjangnya. Taeyong tidak pernah mau meninggalkan Johnny meskipun dia memaksanya, mengancamnya, bahkan mengusirnya dengan kata-kata kasar.

Sampai kemudian Johnny luluh dan menerima semuanya, Taeyong mencintainya, kejam sekali jika dia memaksa perempuan itu menjauh dari lelaki yang dicintainya, apalagi mereka hanya punya waktu sempit. Sebelum tubuh Johnny ini menyerah dan kalah, sebelum raga ini mati dan nyawanya terenggut, terpisahkan selamanya, tidak akan pernah bisa bertemu lagi.

Tuhan...

Tanpa sadar Johnny mendesahkan nama itu, mengingat Taeyong selalu mengingatkannya akan Tuhan. Tetapi bukankah memang cinta selalu menghubungkan jiwa dengan Tuhan?

ANOTHER 5 % (REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang