A5%(R) : Chapter 2

645 59 2
                                    


Another 5% (Remake) : Chapter 2




Johnny menoleh dan melihat Taeyong yang memandangnya dengan terkejut di pintu. Wajah Taeyong pucat pasi, perempuan itu benar-benar cemas. Taeyong segera meletakkan jeruknya di meja terdekat dan menghambur menghampiri Johnny.

"Johnny! Astaga! Kau bisa berdiri?" jemarinya menyentuh lengan Johnny, mencoba menopangnya. Tetapi entah kenapa lengan Johnny yang biasanya kuyu dan rapuh kini terasa begitu kuat dan kokoh. Taeyong mengerutkan keningnya. Dia mendongak dan menatap wajah Johnny, lelaki ini terasa berbeda. Bahkan pancaran wajahnyapun berbeda. Johnny sama sekali tidak tampak seperti orang sakit. Yah sebelumnya Taeyong maklum karena pengobatan terus menerus telah mempengaruhi kondisi Johnny, kulitnya menjadi kuyu dan kering, rambutnyapun menipis. Tetapi sekarang, lelaki di depannya ini tampak seperti Johnny yang dulu, Johnny sebelum sakitnya semakin parah.

Johnny tersenyum lembut, menatap Taeyong, kemudian meraih jemari mungil perempuan itu dan mengecupnya.

"Jangan kuatirkan aku sayang, aku sudah sembuh."

Sudah sembuh? Bagaimana mungkin? Taeyong menatap Johnny bingung, tetapi kemudian bergumam tegas.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi kepadamu Johnny, tetapi baiknya kau tidur demi kesehatanmu. Jangan mencoba berdiri sendiri lagi tanpa pengawasan suster atau aku, mengerti?"

Johnny hanya terkekeh, tampak geli melihat sikap tegas Taeyong. Tetapi dia tidak membantah. Tubuhnya terasa ringan dan kuat, sama sekali tidak ada rasa sakit, sama sekali tidak ada rasa nyeri. Pendengarannya sempurna, pengelihatannya luar biasa tajam, seluruh inderanya seakan-akan dilahirkan kembali, dengan kualitas yang beratus-ratus kali lebih baik.

"Oke-oke." Johnny setengah melompat menaiki ranjangnya, membuat Taeyong memekik kaget, dia kemudian berbaring masih tersenyum lebar, tidak mempedulikan tatapan cemas Taeyong.

"Jangan cemberut lagi dong. Aku sudah berbaring bukan?"

Lama Taeyong menatap Johnny dengan pandangan bingung bercampur tanda tanya. Tetapi perempuan itu kemudian menghela napas panjang dan mendesah. Seharusnya dia tidak boleh protes kalau Johnny tampak sehat dan seceria ini, seharusnya dia bersyukur atas kesempatan ini. Mungkin efek obatnya pada akhirnya berfungsi baik pada Johnny sehingga bisa mengurangi rasa sakitnya.

Taeyong menatap wajah Johnny yang tersenyum lebar menatapnya dan hatinya dipenuhi rasa syukur, diserapnya senyum itu dan disimpannya dalam ingatannya yang terdalam. Dia akan membutuhkan semua kenangan manis itu nanti, ketika yang terburuk yang paling ditakutkannya terjadi. Tetapi tentu saja Taeyong tidak akan memikirkannya dulu. Sekarang, di saat yang terbaik ini, dimana Johnny tampak begitu sehat dan ceria, Taeyong akan berbahagia bersamanya.

Sementara itu Johnny mengamati seluruh perubahan ekspresi Taeyong dengan seksama. Dia tahu, TaTaeyong pasti sedang kebingungan. Tetapi tentu saja Johnny tidak akan bisa menjelaskan semuanya kepada Taeyong bukan? Taeyong pasti tidak akan percaya kalau dia bercerita tentang pertemuannya dengan lelaki tua itu dan kemudian kemungkinan fungsi otaknya diaktifkan sampai 95% yang membuat tubuhnya bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Dia belum punya bukti medis karena hasil labnya belum keluar, jadi kemungkinan besar Taeyong akan menuduhnya berhalusinasi. Nanti, mungkin setelah hasil lab-nya keluar, Johnny mungkin bisa menjelaskan semuanya kepada Taeyong.

Senyumnya melebar, lalu mengambil lagi kantong jeruk di tangannya, dia melangkah mendekati ranjang Johnny dan duduk di samping ranjang,

"Aku membawakan jeruk." gumamnya dalam senyum lembutnya yang biasa. Senyum lembutnya yang bisa meneduhkan hati Johnny seketika.

ANOTHER 5 % (REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang