Another 5% (Remake) : Epilogue.
“Bagaimana dengan Johnny?” Jaehyun bertanya di esok paginya, ketika mereka bangun dan memutuskan menghabiskan pagi mereka dengan menikmati udara pegunungan yang segar.
Taeyong menghela napas panjang, mengenang Johnny dan kebesaran hatinya yang luar biasa.
“Dia baik-baik saja, dia malahan yang mendorongku supaya mencarimu.”
Jaehyun tersenyum tipis, “Selain kebaikan hatinya yang keterlaluan, dia sebenarnya lelaki yang baik.” Mata Jaehyun menatap Taeyong sungguh-sungguh, “Dia sebenarnya sangat mencintaimu, Taeyong.”
“Aku tahu.” Taeyong tersenyum sedih, mengingat kembali senyuman lembut Johnny ketika melepaskan kepergiannya, “Aku mungkin telah menyakitinya dengan memilih mencarimu, tetapi Johnny menerimanya dengan baik dan tulus. Dia mengatakan yang penting aku bahagia.” Taeyong menghela napas panjang, "Meskipun tidak berakhir indah, aku bersyukur dulu telah mencintai dan dicintai oleh Johnny, aku bersyukur dia pernah menjadi cinta sejatiku."
Jaehyun menganggukkan kepalanya, lalu mengucapkan apa yang menjadi ganjalan di benaknya, “Aku tidak pernah mengatakan kepadamu bahwa Rosé adalah adik tiriku, maafkan aku. Tetapi aku ingin kau tahu, bahwa apapun yang Rosé lakukan, itu dilakukannya karena kemauannya sendiri, bukan karena dorongan dariku.”
Taeyong menganggukkan kepalanya, tersenyum,. “Aku tahu, Mark menceritakan semuanya kepadaku.”
Jaehyun bergumam sambil mengangkat alisnya, “Mark. Di mana dia sekarang?”
Taeyong menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tahu, dia menghilang begitu saja, kadang muncul tiba-tiba jika dibutuhkan."
“Ya, dia memang seperti itu.” Senyum Jaehyun melebar, menampilkan lesung pipi di kedua sisi wajahnya, mengingat kembali saat-saat dia masih menjadi sang pemegang kekuatan gelap dan Mark setia mendampinginya.
Sementara itu, Taeyong mengamati ekspresi Jaehyun yang sedang mengenang, dan tersenyum.
“Aku terpikir untuk mengembalikan kekuatan ini kepadamu, bisakah?” Taeyong memeluk erat tubuh Jaehyun, mereka duduk bersama di atas ayunan putih nan indah dan besar di halaman belakang rumah Jaehyun yang megah itu. Menikmati hembusan udara pagi yang menyegarkan dan kehangatan sinar matahari yang mengintip malu-malu dari balik peraduannya.
Jaehyun tersenyum, menggelengkan kepalanya, “Belum pernah ada orang yang mengembalikan kekuatan yang diterimanya Taeyong... Lebih baik jangan kau lakukan.”
Taeyong mengerutkan keningnya, “Tetapi... Tapi aku akan hidup abadi oleh karena kekuatan ini, sedangkan kau...” suara Taeyong tercekat, “Kau memberikan kekuatanmu kepadaku... Sekaligus kehilangan keabadianmu...”
“Siapa bilang aku kehilangan keabadianku?”
Taeyong terperanjat, menatap bingung ke arah Jaehyun, dia menegakkan punggungnya dan menatap lelaki itu,
“Apakah... Apakah maksudmu kau... Masih abadi?”
Jaehyun tersenyum, lalu lelaki itu menganggukkan kepalanya.
“Aku memberikan 95% kekuatan otakku kepadamu...” Lelaki itu mengulurkan tangannya dan membelai rambut di dahi Taeyong dengan penuh kasih, “Tetapi masih tersisa kemampuan otak normalku, ditambah lima persen yang lain, lima persen tambahan kemampuan otak pemberianmu. Lima persen itu cukup untuk menjadikanku lebih daripada manusia kebanyakan, termasuk dalam hal keabadian.” Jaehyun tersenyum tipis, “Mungkin memang tidak sekuat diriku yang dulu, tetapi aku menikmati diriku yang sekarang.” Lelaki itu mendekatkan dirinya ke arah Taeyong dan mengecup dahinya, “Aku berpikir lebih baik jika kaulah yang menjadi pemegang kekuatan kegelapan, Taeyong. Kau perempuan yang baik, berhati bersih, keseimbangan alam akan terjaga di tanganmu... Dan aku.. Aku akan ada di sebelahmu, mendampingimu melalui semuanya.”
Taeyong membelalakkan mata, keabadian Jaehyun adalah sesuatu yang sama sekali tidak pernah dibayangkannya. Padahal semula dia berniat mengembalikan kekuatan Jaehyun kepada lelaki itu, mengembalikan keabadian Jaehyun meskipun nanti dia harus menjadi manusia biasa. Atau jika itu tidak bisa dilakukan, Taeyong berniat memberikan kekuatannya kepada orang lain supaya dia dan Gabriel sama-sama bisa kembali menjadi manusia biasa, hidup bersama selayaknya manusia biasa yang lahir, menjalani hidup, kemudian dijemput kematian.
Tetapi rupanya takdir berkata lain. Takdir telah mempersatukan mereka, begitupun telah menggariskan mereka untuk hidup bersama selamanya.
“Kita akan hidup abadi bersama.” Jaehyun tersenyum lembut, “Memang tidak mudah, tetapi asal kita bersama, aku rasa kita akan lebih mudah menjalaninya.” Jemari Jaehyun membelai lembut rambut Taeyong, “Kata orang hidup abadi adalah kutukan jika harus dijalani sendirian. Tetapi akan menjadi anugerah jika dilalui bersama orang yang kau cintai. Aku harap seluruh waktu panjang yang terbentang di antara kita, akan menjadi hamparan anugerah yang terus menerus bagi jiwa kita.”
Taeyong menganggukkan kepalanya, rasa haru langsung memenuhi benaknya mendengarkan kalimat Jaehyun itu.
“Aku juga berharap kebahagiaan selalu menyertai kita Jaehyun, meskipun sekarang, bisa duduk di sini bersamaku, sudah menjadi anugerah yang luar biasa bagiku.”
Jaehyun tersenyum, mengangkat dagu Taeyong, lalu mengecup bibinya dengan penuh rasa sayang.
“Selamanya sayang, kita akan berbahagia selamanya.”
END OF EPILOGUE
“Ada hal-hal kecil yang kadangkala terasa remeh, tetapi ternyata sangat berarti bagi seorang perempuan. Jika kau laki-laki dan ingin memenangkan hati seorang perempuan, belajarlah utuk tidak merusak hal-hal kecil itu.”
--Jung Jaehyun –
Last but not least, the uploader's notes :
I've been waiting for this day come to publish this Epilogue chapter.
Right on Uri Jaehyun-ie Birthday.
Yeayy!!He's leveling up today.
And you guys know what, how Taeyong told anything about Jaehyun on his Bubble today, I CAN'T FAWKIN' RESIST THEIR CUTENESS AT ALL. MELEYOT
╥﹏╥Sudah cukup sekian, terimakasih!
See you guys on my next work! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER 5 % (REMAKE)
FanfictionJAEHYUN x TAEYONG (GS) What if you could activate your brain power up to 95%? What if you had nearly as much strength as God? What if the destruction of this world was in your grasp? And what if the choice is to have unlimited power, or to lose th...