A5% (R) : Chapter 14

266 37 15
                                    










Another 5% (Remake) : Chapter 14











Kecemasan Taeyong sampai pada puncaknya ketika ponselnya akhirnya berbunyi.

Johnny.

"Taeyong, sayang? Maafkan aku! Kau ada di mana? Kumohon katakan kau sudah ada di rumah."

Tidakkah Johnny ingat bahwa dia menyuruh Taeyong menunggu? Bahwa dia berjanji akan menjemput Taeyong sepulang kantor dan itu sudah dua jam yang lalu?

"Johnny a-aku,"

Taeyong hendak berkata-kata ketika Johnny menyela,

"Maafkan aku tadi aku tidak bisa datang, aku menengok Rosé sebelum berencana menjemputmu. Tetapi kemudian Rosé mengalami serangan, dia muntah darah Taeyong, kondisinya kritis, sejak tadi aku berusaha menghubungimu tapi ponselku kehilangan sinyal, mungkin karena hujan deras. Maafkan aku Taeyong aku tidak bisa meninggalkan Rosé, tidak di kondisinya sekarang. Kau tahu aku pernah mengalami serangan seperti ini, aku tahu rasanya Taeyong. Rosé.... Dia butuh seseorang..." Johnny menelan ludahnya, "Maafkan aku Taeyong, kau sudah di rumah bukan? Jangan katakan kau sedang menungguku."

Kepala Taeyong terasa sakit ketika mendengarkan penjelasan Johnny. Semburan rasa kecewa langsung menyakiti hatinya, membuat dadanya terasa sesak. Tetapi dia berusaha membuat suaranya terdengar ceria. Dia kemudian berbohong,

"Aku sudah di rumah, Johnny."

"Syukurlah." Suara Johnny terdengar lega, "Hujan di luar sangat deras dan angin begitu kencang. Aku mencemaskanmu setengah mati, syukurlah kau sudah di rumah. Taeyong."





.







.





Setetes air mengenai Jasnya, membuat Jaehyun mengernyit.

"Minggir hujan." Gumamnya gusar, membuat tetesan air itu menguap begitu saja dari jasnya. Lelaki itu berjalan menembus hujan tanpa basah, seolah-olah air menghindari mengenai tubuhnya.

Jaehyun mencoba mencari jejak Taeyong, tetapi masih kesulitan menemukannya.

Dimana kau Taeyong?

Jemari Jaehyun menyentuh pepohonan di trotoar itu, dia menggertakkan giginya setelah membaca memori dari benda itu, tidak. Taeyong tidak pernah lewat sini. Dengan sigap Jaehyun membalikkan badan, bergegas menuju arah yang berlawanan.

Dia terus menyentuh benda-benda yang ada, membaca memori benda itu untuk mengetahui apakah Taeyong pernah melewatinya atau tidak.

Sial! Sambil berjalan, Jaehyun mengumpat-umpat dalam hati. Jaehyun benar-benar gusar sekarang. Seandainya saja kekuatannya bisa dipakai kepada Taeyong, pasti dia akan dengan mudah menemukan perempuan itu. Tetapi sekarang dia hanya bisa mengandalkan memori dari benda-benda, sayangnya hujan badai sedikit mengaburkan memori benda-benda itu.

Jaehyun menyentuh tembok sebuah pagar yang ada di tepi trotoar, memejamkan mata dan menemukan pengelihatan itu.

Perempuan berpayung hijau. Badannya sedikit membungkuk, menahankan angin kencang dan hujan deras yang menerpanya.

Taeyong baru saja lewat sini. Ingatan dari pagar itu masih jelas.

Jaehyun mempercepat langkahnya, menembus jalanan yang sepi dan badai hujan yang begitu kencang tanpa kesulitan. Bahkan angin dan hujanpun tak mau melawannya, mereka melewatinya begitu saja membuatnya tetap kering.

ANOTHER 5 % (REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang