A5%(R) : Chapter 5

403 38 0
                                    

Another 5% (Remake) : Chapter 5












Johnny menggendong Rosé yang lunglai dan berjalan menuju sayap rumah sakit tempat penderita kanker di rawat intensif.

Suster yang berjaga di sana. Suster yang sangat dikenalnya karena Johnny juga lama di sini langsung berdiri dari tempat duduknya. Menyongsong mereka dengan panik,

"Astaga. Tuan Seo. Bagaimana... Kenapa bisa, nona Park??" Lalu suster itu menyadari bahwa Johnny tampak begitu sehat dan kuat, "Anda tidak apa-apa Tuan Seo? Anda menggendong nona Rosé?"

"Aku tidak apa-apa." Johnny tersenyum penuh keyakinan, "Aku baik-baik saja suster, jangan cemaskan aku, dimana kamar Rosé? Aku akan menidurkannya di sana."

"Di lorong itu lurus. Kamar sebelah kanan  yang paling ujung di seberang kamar anda. Astaga dia tampak pucat sekali, seharusnya dia tidak boleh berjalan-jalan keluar, dia pasti menyelinap tadi." Wajah suster itu memucat, "Saya akan memanggil dokter."

Johnny menganggukkan kepalanya, dan membawa Rosé yang lunglai digendongannya ke kamar yang ditunjukkan suster itu.

Kamar itu berada jauh di ujung. Lokasinya berseberangan dengan kamar Johnny - yang sebentar lagi akan menjadi bekas kamarnya - Selama sakit, Johnny hampir tidak pernah keluar kamar, kecuali saat dia harus melakukan pemeriksaan di luar. Pantas saja dia tidak pernah melihat Rosé sebelumnya meskipun sebenarnya kamar mereka hanya berseberangan.

Kamar Rosé lengang seperti kamarnya di rumah sakit, tetapi terkesan feminine karena sprei dan bed covernya berwarna pink, sepertinya dibawa sendiri dari rumah.

Dengan lembut dan hati-hati, Johnny membaringkan Rosé ke atas ranjang. Dia memperhatikan betapa pucatnya perempuan ini. Tiba-tiba hatinya terasa sedih membayangkan betapa perempuan semuda dan serapuh ini mengalami kesakitan sama seperti yang pernah dirasakannya dulu.

Seandainya Rosé tidak sakit, dia pasti akan menjadi perempuan yang ceria.

Bulu mata Rosé yang panjang dan tebal bergerak-gerak, lalu mata hijau bening itu terbuka, tampak bingung dan menatap ke sekeliling. Rosé mencoba bangun dan duduk, tapi Johnny segera mencegahnya,

"Jangan bangun dulu, kau baru saja pingsan, kau pasti pusing."

Rosé mendongakkan kepalanya dan menatap Johnny seakan baru menyadari kehadirannya.

"Ah, kau. Kau yang menolongku di lorong tadi." Perempuan itu mengernyit seakan kesakitan.

"Dokter akan segera datang, apakah kau pusing?" Johnny tahu bagaimana rasanya, bagaimana sakitnya kepalanya dulu.

Rosé menganggukkan kepalanya, tersenyum lemah. "Aku selalu merasa pusing dan mual setiap saat, lama-lama aku terbiasa." Rosé menatap Johnny lagi, "Apakah kau sedang membesuk seseorang di sini?"

Johnny tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Bukan. Aku pasien di sayap rumah sakit ini, kamarku ada di ujung sebelah sana."

"Pasien di sayap Rumah sakit ini?" Rosé mengerutkan keningnya, "Kau tampak terlalu sehat untuk seorang penderita kanker."

Johnny terkekeh, "Aku sudah sembuh."

"Sembuh?" Mata hijau Rosé yang indah membelalak lebar, "Bagaimana bisa?"

"Aku sembuh begitu saja." Johnny tersenyum, mengangkat bahunya.

Rosé membuka mulutnya tampak hendak berbicara. Tapi kemudian dokter Park masuk. Dia tersenyum menatap Johnny yang juga ada di ruangan itu,

"Di sini anda rupanya Tuan Seo, saya menunggu anda di ruangan saya untuk membicarakan hasil test anda."

Johnny tersenyum meminta maaf,

ANOTHER 5 % (REMAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang