015

2.8K 369 77
                                    

"aaaa hyung~" rengek asahi.

"Maaf, semalam aku kelepasan" ucap jihoon menangkupkan kedua tangannya di atas kepala, memohon maaf pada asahi. Semalam saat setelah mengucapkan selamat malam, jihoon mengecup bibir, rahang, pipi, sampai leher asahi. Namun saat di leher asahi yang wangi khas asahi, jihoon malah menghisapnya sampai meninggalkan tanda...jadilah asahi pagi-pagi setelah mandi melihat sesuatu yang aneh di lehernya. Ulah suaminya.

"Lagian kan hari ini libur, jadi hanya aku yang melihat" kata jihoon.

"Aku kan sudah mengatakan akan pergi ke rumah haruto untuk belajar bersama, ujian satu minggu lagi hyung" ujar asahi. Ia mengerucutkan bibirnya tanda kesal, jihoon malah mencuri satu kecupan di sana.

"Hyung...!"

"Hehe maaf ya, habisnya bibirmu candu" ucap jihoon, hanya kata itu namun pipi asahi sudah merah merona di buatnya.

"Huftt, aku kesalllllll" rajuk asahi, ia kemudian berjalan keluar kamar dengan kaki yang di hentak-hentakkan.

"Aaaaa Kiyowo~" gemas jihoon, membuat gerakkan meremas-remas.

...

"Ah anyeong Nyonya" ucap Bibi Kim saat melihat Majikannya berjalan ke arah dapur dengan bibir yang mengerucut dan dahi mengkerut.

"Ahhh, ahjuma~" seketika ekspresi asahi yang kesal, berubah menjadi ceria sebab bibi kim ada.

"Mau masak apa?, Sahi bantu ya" tanya asahi memandang bahan masakan di atas meja.

"Ummm, maaf apa Nyonya tidak Lelah?" Tanya Bibi Kim.

Asahi memandang bingung Bibi kim, ia kemudian ingat bahwa lehernya bertanda saat Bibi Kim menyentuh leher dengan malu-malu.

"Aaaaa, tidak seperti yang ahjuma pikirkan!" Ucap asahi menutup area lehernya.

"Tidak usah malu nyonya, bagaimana rasanya?" Tanya Bibi Kim.

"Aaa Tidak, kami tidak melakukannya" ucap asahi. Ia benar-benar malu.

"Ahjuma, Jangan menggoda istriku" celetuk jihoon yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang asahi, dan langsung memeluk sang istri.

"Hyung, lepassss....malu" cicit asahi. Jihoon dan bibi kim hanya terkekeh gemas.

"Anggap ahjuma tak ada, lanjutkan ya...'tak sabar melihat bayi' " ucap bibi kim, yang kata terakhirnya membatin.

"Ayo katanya lanjutkan" ucap jihoon di samping telinga asahi.

"Mesum!!!" Asahi melepas pelukannya dan berlari memasuki kamar lagi.

"Benar-benar lucu, benarkan ahjuma?" Tanya jihoon, bibi kim hanya menunjukkan jempolnya tanda setuju.

.
.
.

"Anyeong ahjuma" sapa asahi saat setelah menginjakkan kakinya di atas lantai rumah haruto, menyapa Ny.watanabe yang menyambut kedatangan teman anaknya.

"Aaa, apa kau asahi?" Tanya Ny. watanabe.

Asahi mengangguk sopan, menjawab pertanyaan Ny. Watanabe

"Kau manis, mau tidak jadi menantuku?" Tanya Ny. Watanabe membuat haruto yg berdiri di samping asahi mendengus

"Eomma mau mencasting menantu orang?" Tanya haruto.

"Ahh, apa kau sudah menikah?" Tanya Ny. Watanabe

Asahi hanya mengangguk Sopan, tersenyum canggung

"Wah, muda ya...soal menjadi menantu  aku hanya bercanda"

"Putra ku sudah aku jodohkan" bisik Ny. Watanabe yang terkesan tidak berbisik.

"Ah benarkah?" Tanya asahi.

"Eumm Tentu!" Jawab Ny. Watanabe.

"Permisi~" ucap doyoung, memasuki rumah Watanabe dengan tas di punggungnya.

"Ahhh, anak eomma sudah datang" ucap Ny. Watanabe senang.

"Eomma, aku yang anakmu!" Protes haruto, Ny. Watanabe tak peduli dan malah merangkul doyoung.

"Ini calon menantuku" ucap Ny. Watanabe, asahi terkejut mengetahui bahwa doyoung adalah calon haruto. Oke keduanya terlihat seperti Dominan.

"Eomma, jangan mengatakannya...malu" doyoung menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

"Lihatlah, anakku yang pemalu" goda Ny. Watanabe

"Ayo ke kamar, jika terus disini kaki sahabatku dan calonku bisa keram" ucap haruto menarik tangan asahi dan tangan doyoung mengajak mereka ke kamarnya. *Mo gangbang ye? Hush! Istri org:/

Sampai di kamarnya, haruto mengambil beberapa bukunya dan mendudukkan dirinya di samping doyoung yang lesehan di lantai beralas bersama asahi.

"Hei, kenapa kalian menggunakan jaket sampai ke leher,  tak gerah?" Tanya haruto saat melihat penampilan asahi juga doyoung.

Asahi menggeleng canggung
"Tidak....cuaca akhir ini agak dingin" ucap asahi, haruto yg tak percaya  menatap asahi menyelidik.

"By, buka jaketmu...kau gerahkan" ucap haruto pada doyoung.

"Malu" cicit doyoung, yang dapat di dengar asahi dan haruto.

Haruto terkekeh gemas, lantas mencubit pelan pipi tembam sang tunangan.

"Buka saja, tak masalah...agar asahi membuka jaketnya juga" suruh haruto, doyoung menurut dan membuka jaketnya.

Oke asahi terkejut, lihatlah leher itu...banyak merahnya bahkan lebih banyak dari miliknya.

"Apa kau yang membuatnya?" Tanya asahi pada haruto.

"Tentu saja! Indah kan..." Sombong haruto.

"Apa kalian pernah melakukannya?" Tanya asahi. Haruto dan doyoung saling bertatapan.

"Pernah, bahkan sudah banyak kali...saat doyoung di kenalkan sebagai calon tunanganku, besoknya aku menggagahinya" ujar  haruto yang mengerti apa maksud asahi.

"Benarkah? Apa kau tak hamil??" Tanya asahi, doyoung dengan malu menggeleng.

"Haruto mengeluarkannya di luar" ucapnya.

"Kenapa? Apa kau belum?" Tanya haruto saat asahi mengerjapkan matanya lambat.

"Belum" jawab asahi.

"Apa?! Belum? Kalian sudah menikah,.... hey kami saja yang belum sah sering melakukannya" ucap haruto.

"Itu kan kau yang memaksa, dasar kantong hormon berjalan" ucap doyoung memukul pelan bahu haruto. Haruto hanya nyengir tak berdosa.

"Ngomong-ngomong kau sudah menikah?" Tanya doyoung, asahi pun mengangguk.

"Marga ku sekarang Park" ucap asahi.

"Wow hebat ,Tapi mengapa masih hamada di sekolah?" Tanya doyoung.

"Tapi jangan menyebarkannya ya, margaku masih hamada di catatan sekolah....akan di ubah saat aku lulus dan kuliah mungkin" ucapnya.

"Baiklah, aku paham"

Tbc

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮 || 𝐉𝐢𝐬𝐚𝐡𝐢[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang