018

2.9K 358 89
                                    


Hari ini pengumuman nilai ujian, asahi berharap-harap cemas akan nilainya.

Sekarang dia tengah menunggu di kelasnya bersama teman-temannya. Menunggu wali mereka hadir dan membacakan nilai ujian mereka.

"Hey.....sahi-ya" panggil haruto.

Asahi yg diam menatap ke arah depan melirik haruto sebentar dan kembali pandangannya ke depan.

"Huum" balas asahi.

"Kenapa kau lemas sekali? Habis di bobol?" Ceplos haruto.

"Hey!...jaga bicaramu haru-ya!" Kesal asahi, ia memukul bahu haruto pelan. Untung saja haruto berbicara pelan jadi hanya asahi yg mendengar, mungkin.

"Terus kenapa kau lemas?" Tanya haruto.

"Nilai ku apa akan baik-baik saja?"

"Kau memikirkan nilaimu? Ouh, sangat membosankan"

Asahi memandang haruto sinis.
"Apa maksudmu, membosankan? Itu untuk masa depan kau tau"

"Aish memikirkan masa depan yg berhubungan dengan nilai? Shit, kau bahkan sudah menikah dan menjadi menantu keluarga park masa depan mu terjamin, dasar" ujar haruto.

"Walaupun aku sudah, bukan berarti aku harus bodoh. Bukankah aku harus sama seperti mereka, pintar dan sederajat" ucap asahi ia menerawang  ke arah depan, dimana ia mungkin akan bersanding dengan jihoon di keramaian.

"Memangnya keluarga park pernah menuntutmu agar sama seperti mereka huh?"

"Tidak sih, mereka terlihat menyayangiku"

"Sudah tau, jadi diam lah, tenang. Toh aku yakin nilaimu pasti baik"

"Huum"

Haruto memandang asahi sekejap, memandang wajah sahabatnya ini yang ternyata sudah menikah. Haruto tak terima, masak dirinya kalah dengan asahi.

'Pokoknya Lulus sekolah aku akan meminta eomma menikahkanku dan doyoung, bisa mungkin saat asahi hamil doyoung juga hamil. Dan saat besar anakku akan aku jodohkan dengan anak asahi hahaha, tak sabar.' batin si otak biji kacang, haruto.

"Annyeong yaedeul a~" wali kelas asahi a.k.a jung saem masuk dengan tumpukan kertas di tangannya. Seluruh perhatian pun beralih ke depan.

"Hari ini ada pembacaan nilai, jadi dengarkan baik-baik eoh. Yang ssaem panggil maju ke depan" ujar jung saem.

"Kim taeho....—selamat"

"Park denise...."

"Yang bogum..."

"Lee chaewon..."

"Boo sera..."

"Kim jungho..."

"So minha....."

"Yoon kelyaa..."

"Im jaenil...."

"Hamada Asahi...."

"Watanabe Haruto...."

"Kim samuel...."

"......"

Dst..."

Asahi sudah di panggil namanya, namun jung saem belum mengizinkan siswa untuk melihat kertas itu sebelum semua siswa selesai mengambil.

"Nah, ayo kita hitung bersama dan lihat hasilnya— Jaenil....jangan dilihat dulu" ucap jung saem.

Jaenil yg namanya diucapkan jadi salah tingkah sendiri.

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮 || 𝐉𝐢𝐬𝐚𝐡𝐢[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang