Ragya POV
Di sinilah kita, di ruang tamu sambil milih mau makan siang apa. Kita lagi milih tempat makan mana yang makanannya recommended.
"Hmmm ..." Kita semua memperhatikan handphone masing-masing sambil berpikir enaknya makan apa. Mungkin butuh waktu lama buat milih makanannya.
"Kayaknya kalau soal makanan, kita harus agak mikir keras deh," kata kak Yeira.
"Ya gimana, kita harus mencari makanan yang recommended alias enak," kata kak Laras.
Kita kembali fokus ke handphone masing-masing. Belum nemu tempat makan yang menurut kita enak. Gue juga lagi inget-inget restoran apa aja yang kakak cewek gue selalu rekomendasiin.
Banyak tempat makan di Semarang yang kakak cewek gue selalu rekomendasiin.
"GUE TAU!"
"Santai Ragya," kata kak Citra.
"Kalem Rag kalem," kata kak Reska.
"Dah nemu tempat makan yang enak Rag?" tanya kak Laras.
"Tempat makan mana tuh?" tanya kak Yeira.
"Yuk cepat yuk, gue udah laper nih." Kak Yura memegang perutnya yang mulai keroncongan karena laper.
Gue tersenyum lebar. "Mau yang makanan berkuah atau yang lainnya?" Kelima kakak kosan saling bertukar pandang, bingung mau pilih yang mana.
"Seterah sih, penting makan," kata kak Yura.
"Kalau gitu mari kita makan siang dengan ...." Gue sengaja menjeda perkataan gue. Biar kakak kosan penasaran. Ekspresi kakak kosan mulai enggak sabar karena mereka udah terlalu laper.
"Dengan Indimie saja," lanjut gue.
Kelima kakak kosan langsung memasang ekspresi ingin menghujat gue. Ada sebuah hasrat ingin menghujat gue yang menggebu-gebu.
"Ya soalnya kelamaan banget milih tempat makannya, Indimie lah solusinya," kata gue dengan tanpa rasa bersalah setelah ngebuat kakak kosan emosi.
"Indimie udah mencakup rebus sama goreng lho, jadi kan kakak kosan sekalian enggak perlu bingung. Kalau mau yang seger-seger, bisa makan Indimie. Kalau mau yang goreng-goreng, bisa makan Indimie juga," jelas gue panjang lebar.
Keempat kakak kosan ngeliatin gue dengan ekspresi datar.
"Cocok nih si Ragya buat jadi BAnya Indimie, marketingnya bagus," kata kak Yura.
"Minta dihujat ini anak," kata kak Reska.
"Yang ngajak Ragya ke sini siapa sih?" tanya kak Yeira.
"Citra tuh," jawab kak Laras.
"Usir aja enggak apa, aku ikhlas," kata kak Citra.
Dari semua ekspresi kakak kosan ini yang mau ngehujat gue, ekspresi kak Reska lah yang lumayan ngebuat gue agak takut sama serem.
"Napa kak Res?" tanya gue.
Jujur gue agak takut nanya kak Reska kayak gitu, soalnya ekspresi kak Reska kayak pengen ngajak gelud gue. Tapi gue kan jagonya nyembunyiin perasaan, jadi luarnya keliatan tenang sama kalem padahal dalemnya agak takut sama kak Reska ini.
"Eh, enggak jadi Rag enggak apa," kata kak Reska.
Gue memasang ekspresi heran, ternyata kak Reska enggak jadi marah sama ngehujat gue.
"Lo kenapa Res? Gak biasanya lo kayak gini," tanya kak Yeira dengan agak bisik-bisik, padahal gue masih bisa dengerin apa yang kak Yeira tanyain ke kak Reska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Diverso
FanfictionSequel dari Kosan 14 Hari Diverso artinya berbeda Kenapa namanya Diverso? Karena kosan Diverso dibangun di kompleks perumahan Damarlangit dan kosan Diverso berwarna ungu neon. Kosan Diverso mencolok banget gak tuh? Juga, di sebelah kiri kosan Divers...