22. Hunting Nasi Kuning

41 5 0
                                    

Ragya POV

Udara pagi di Semarang lumayan sejuk. Karena sekarang masih jam 07.12, jadi ya udaranya masih enak-enak aja. Enggak tau nanti jam 08.00 ke atas udaranya kayak gimana. Biasanya kalau udah jam 08.00 ke atas pasti bakalan panas.

"Jadi, jadi, dimana kita akan mencari nasi kuning?" tanya gue.

"Di Taman Setiabudi biasanya ada," jawab kak Reska.

"Okeh, ayo ke sana." Tujuan pertama kita adalah Taman Setiabudi yang biasanya kalau hari libur itu ramai. Karena hari ini hari libur, pastinya Taman Setiabudi bakalan ramai.

"Lewat jalan pintas gak Rag?" tanya kak Reska.

"Mending lewat jalan biasa aja kak Res," jawab gue.

Kak Reska mengangguk kecil. Kita berdua lewat di jalan yang biasanya. Karena kalau kita lewat jalan pintas, pasti antara ramai atau enggak sesak karena ada yang jualan sama ada pejalan kaki yang lewat.

Belum lagi mobil yang mungkin bakalan lewat situ. Yang pasti jalan pintasnya agak sempit.

Setelah sampai di Taman Setiabudi, gue sama kak Reska menoleh ke arah kanan sama kiri buat nyari orang yang jualan nasi kuning. Karena kita enggak ngeliat ada orang yang jualan nasi kuning, kita maju sedikit dari Taman Setiabudi. Kita menuju ke depan toko alat tulis.

Biasanya ada yang jualan nasi kuning dan lain-lain, tapi kali ini kayaknya mereka enggak jualan.

"Kita nyari dimana lagi dah?" tanya gue.

Gue melihat ke arah kiri dimana ada orang yang jualan bubur ayam Jakarta.

"Makan bubur ayam aja gimana kak Res?" tanya gue.

"Enggak kenyang beb," jawab kak Reska.

Kak Reska melajukan motornya dengan pelan sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Gue dari tadi belum ngeliat ada yang jualan nasi kuning.

"Kayaknya kita kepagian," kata kak Reska.

Kak Reska memutar balik motornya. Sekarang kita ada di jalur bagian kanan. Gue enggak tau kita bakal kemana lagi buat nyari nasi kuningnya.

"Jalan-jalan dulu yuk Rag," ajak kak Reska.

"Ha? Kemana?" tanya gue.

"Daerah Jati Ngaleh," jawab kak Reska.

"Ohh," balas gue.

Jeda sebentar antara percakapan gue sama kak Reska. Tiba-tiba gue langsung kaget sama jawabannya kak Reska yang mau jalan-jalan sampai ke Jati Ngaleh.

"Jauh woi," kata gue.

"Ya enggak apa, sambil nyari Nasi Kuning," kata kak Reska.

Gue hanya bisa menghela napas pasrah. Terserah kak Reska karena kak Reska yang ngebawa motor, sedangkan gue cuman numpang bonceng doang.

"Ya seterah kak Reska," kata gue.

Kak Reska tersenyum simpul senang dan kak Reska langsung sedikit menambah kecepatan motornya.

"Aishh, kebiasaan kakak kosan satu ini," batin gue.

"Kak Res, mending kita nyari di daerah Tembalang dulu aja deh," kata gue.

"Tembalang?" tanya kak Reska untuk memastikan bahwa pendengarannya enggak salah.

"Yap," jawab gue.

"Okeh, gaskeun." Kita ke Tembalang lewat Patung Kuda UNDIP Semarang. Jauh sih kalau dari Taman Setiabudi ke Patung Kuda UNDIP Semarang, tapi enggak apa, namanya aja juga jalan-jalan.

Kosan DiversoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang