18. Diundang

47 11 10
                                    

Ragya POV

Kita berdua udah balik ke kosan dengan keadaan kecewa karena enggak bisa nemu Dallie, dan dengan keadaan kedinginan karena udara malam hari ini.

Gue ngebuka pintu kosan dengan ekpresi kecewa sama agak sedih. "Kak Res, Dallienya kagak kete--eh?" Gue kaget karena di deket pintu ada Dallie yang lagi makan.

"Kok?" Kak Yeira juga ikutan kaget. Kak Yeira jongkok buat ngeliat Dallie. Mungkin kak Yeira lagi mikir apa itu beneran Dallie atau enggak.

"Siapa yang-"

"Apa ini-"

"Apa yang-"

"Hah?"

Gue jadi susah sama bingung mau ngomong apa karena secara tiba-tiba Dallie udah ada di kosan. Padahal tadi gue, kak Yeira sama kak Yuda enggak nemu dia sama sekali.

Gue sama kak Yeira berdiri di depan pintu kosan dengan ekspresi masih kaget. Gue ngeliat ke keempat kakak kosan buat minta penjelasan.

"Iya ini nanti gue jelasin, tutup dulu pintunya," kata kak Reska.

Gue sama kak Yeira ngelepas masker sama jaket. Gue ngambil handsanitizer dan gue semprot ke tangan. Kak Yeira juga ngelakuin hal yang sama.

Kita berdua duduk di sofa buat nunggu penjelasan dari kak Reska tentang apa yang terjadi.

"Oke, jelaskan kak Res," kata gue.

Kak Reska berdeham dulu.

"Kita berempat itu nyari kalian karena kalian berdua nyari Dallienya lama banget. Gue waktu itu lagi berdiri di palang pintu masuk sama keluarnya kompleks perumahan Damarlangit, nah tiba-tiba Dallie udah nempel di kaki gue," jelas kak Reska.

Gue sama kak Yeira mengangguk paham. Tau gitu mah gue enggak beli whiskas buat nyari Dallie dan gue enggak akann dikerubungin sama 15 kucing kompleks perumahan Damarlangit.

"By the way, kalian berdua sama kak Yuda ngapain keluar dari kompleks?" tanya kak Citra.

"Beli whiskas," jawab gue.

Keempat kakak kosan menatap gue dengan heran.

"Ngapain beli whiskas?" tanya kak Laras.

"Buat mancing Dallie biar keluar dari persembunyiannya," jawab gue.

"Hasilnya?" tanya kak Yura.

"Gue dikerubungin sama 15 kucing kompleks perumahan Damarlangit," jawab gue.

Merek berempat menatap gue dengan tatapan kagum, tapi gue ngerasa dikerubungin 15 kucing kompleks itu enggak keren kalau lo alergi sama bulu kucing.

"Jangan, jangan bilang kalau itu keren. Karena gue alergi sama bulu kucing dan sekarang hidung gue mulai gatel." Gue langsung lari ke kamar ngebawa jaket dan sambil bersin-bersin karena efek bulu kucing yang mungkin masih nempel di baju atau jaket gue.

Gue minum obat alergi dan tiduran sebentar di kasur sampai alergi gue reda. Agak susah buat napas karena hidung gue kesumbat.

Gue melihat ke arah jam dinding kamar. Udah jam 20.34, gue langsung bangkit ke kamar mandi buat wudhu dan setelah itu shalat. Selesai shalat gue kembali merebahkan tubuh di kasur.

"Bagus, gue mulai ngantuk."

Gue berdiri dan mulai matiin lampu kamar. Rebahan di kasur, narik selimut dan mulai lah gue tidur buat menyambut hari esok.

"Bentar, kayaknya ada yang kurang," batin gue.

Gue ngebuka mata sambil mikir apa yang kurang. Beberapa menit gue berdiam diri di kasur dan akhirnya gue tau apa yang kurang, yaitu alarm handphone.

Gue ngambil handphone yang ada di meja nakas dan langsung gue setel alarmnya buat bunyi pas jam 05.00. Setelah itu gue taruh lagi di meja nakas dan kembali tidur.

"Ragya!" panggil kak Reska sambil ngebuka pintu kamar gue dengan kasar.

Gue langsung ngebuka mata karena kaget sama kak Reska yang tiba-tiba dateng ke kamar. Gue bangun dan ngeliat kak Reska dengan tatapan kesal.

"Apa?" tanya gue dengan kesal.

"Oh, ternyata mau tidur," kata kak Reska dengan santai.

"Huhhh ya allah sabar sekali diriku ini," batin gue.

"Oke, kalau gitu gak jadi." Kak Reska langsung nutup pintu kamar gue tanpa tau kalau gue sebel sama kak Reska yang tiba-tiba masuk ke kamar gue.

Gue ngelempar bantal ke pintu kamar. Efek karena kesal sama kak Reska.

"Hish, sabar gue tuh," kata gue sambil bangkit buat ngambil bantal yang tadi gue lempar.

"Oke Ragya, lo harus berdoa dulu biar pas lo tidur nanti enggak ada yang gangguin," monolog gue.

Gue baca doa tidur biar nanti enggak ada yang gangguin waktu tidur gue.

Gue kurang suka kalau ada yang gangguin gue waktu gue masih di alam mimpi alias tidur.

"Aamiin, oke waktunya tidur ahay." Gue menarik selimut lagi. Akhirnya waktunya gue buat bener-bener tidur.

··········

Not shy not me~~
ITZYYY~~

Alarm handphone ngebuat gue bangun di jam 05.00 lebih sedikit. Gue bangun dan matiin alarm sambil ngumpulin kesadaran. Setelah itu gue mulai bangun dari kasur menuju ke kamar mandi.

Dukk

"Adeh." Gue mengaduh karena nabrak tembok. Ternyata gue jalannya kurang ke kiri dikit biar langsung masuk ke kamar mandi, tapi ternyata gue malah nabrak tembok.

Bagus lah kalau gitu karena gue yang awalnya setengah sadar jadi langsung sadar sepenuhnya setelah nabrak tembok.

Gue ngambil wudhu dan setelah itu langsung shalat subuh. Selesai salat subuh, gue ke ruang tamu buat tiduran di sofa. Masih agak gelap dan kakak-kakak kosan kayaknya masih pada tidur semua.

Waktu gue mau tidur di sofa, tiba-tiba kak Yeira keluar kamar dengan pakaian yang udah rapi sama bagus. Kemeja warna putih yang lumayan longgar dan celana jeans sambil ngebawa tas ukuran sedang. Bagian depan kemeja putihnya di masukin ke depan.

Gue heran kenapa kak Yeira pagi-pagi udah rapi kayak gini.

"Pagi Rag," sapa kak Yeira yang duduk sebentar di sofa.

"Pagi kak Yei, mau kemana kak? Pagi-pagi udah rapi kayak gini," tanya gue.

"Gue diundang sama salah satu studio dance, jadi sekarang gue mau kesana." Kak Yeira bangkit kemudian mengambil kunci mobilnya dan menggunakan masker sekali pakai. Kak Yeira mulai keluar dari kosan Diverso.

"Hati-hati kak Yei!" teriak gue.

"Ya!" balas kak Yeira dari luar kosan.

Gue tidur di sofa sampai kak Laras ngebangunin gue.

"Rag, bangun." Gue ngebuka mata dan matahari udah masuk lewat jendela kosan. Gue pergi ke kamar mandi buat cuci muka. Gue ngeliat ke jam dinding yang ada di ruang tamu, udah jam 06.33

"Kak Yeira kemana?" tanya kak Yura.

"Katanya dia di undang sama studio dance buat jadi dancer salah satu konten studio dance itu," jawab kak Citra.

"Keren sih kak Yeira itu," puji kak Yura.

"Bakalan di upload di utube gak?" tanya gue.

"Katanya sih iya," jawab kak Citra.

"Wah pasti bakalan keren banget dah," batin gue.

"Lo tadi tiduran di sofa kan? berarti lo tadi ketemu kak Yeira?" tanya kak Yura.

"Iyap," jawab gue.

Kita berlima kumpul di ruang tamu sambil ngobrol-ngobrol santai sampai jam 07.00

----------------------

Kosan DiversoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang