Kamu adalah tanggung jawabku ____ Devan Vangas.Lusy menatap intens pada lelaki yang baru saja membuatnya tersanjung. Ia bungkam tidak lagi berontak seolah grafik tinggi gejolak emosinya turun drastis. Lelaki itu juga menatap matanya. Mereka saling berkontak mata hingga tidak lama kemudian Devan menarik tangan Lusy agar ikut bersamanya.
Mereka menjauh dari sana membuat Salsa tidak terima, gadis itu hendak menarik kembali Lusy namun dijegat Willy. Mungkin Salsa belum puas dengan keributan tadi, gadis itu masih belum merasa menang dari Lusy.
" diem lo di sini!" Suara berat Willy menaklukan Salsa, gadis itu tunduk meski sesekali masih menatap kesal punggung Lusy yang semakin menjauh dari tempatnya.
" apaan sih, kenapa bela cewe gatel kaya dia coba?! apa untungnya buat kamu?" Protes Salsa, dirinya benar benar tidak terima kalah dari gadis yang ia sebut ' cewe gatel '.
Willy melihat sekelilingnya lalu menyengir singkat. Lucu saja pikirnya, melihat Salsa yang seolah mengatai dirinya sendiri.
" ngaca sono! gatelan mana lo sama dia?" Tutur Fatur yang menyenderkan pantatnya di meja kantin sedangkan Rico dan Ozan duduk tingkring di bangku.
" jelas dia lah!" Jawab Salsa mantap.
" Pd banget lo" ujar Rico.
" emang gitu kan?" Salsa tidak mau mengalah.
" iya bagi lo, ngga bagi kita" Ucapan Willy kali ini mengundang tawa yang lain di sana.
Tidak semuanya sependapat dengan Salsa. Ada juga yang muak dengan sifat sok gadis ini. Dirinya memang ketua cilliders namun hal itu tidak membuat semua orang iri dan suka padanya, banyak yang merasa terganggu dengan sifat sombong dan akuh gadis ini termasuk Willy. Dari fisik dan paras gadis ini bisa dibilang nyaris sempurna namun dari segi atitude gadis ini sangat buruk.
Salsa sering kali menyalahgunakan jabatan ketua cilliders yang ia sandang, menyuruh seenaknya adik kelas dan membully mereka yang mencoba menyangi dirinya. Tingkahnya di sekolah sangat kurang ajar, ia tidak segan mendepak keluar murid lain yang berani pada dirinya.
Semua itu sangat mudah bagi seorang Salsa Amma yang merupakan anak donatur tetap di sekolah megah ini. Meski pun pengusaan pertama berada ditangan Willy namun seorang Salsa Amma juga cukup diperhitungkan di sini, terutama bagi mereka yang bersekolah berkat beasiswa. Sangat diharuskan tunduk dan tidak banyak gaya.
" udah sana balik, ngga malu di ketawain yang lain?" Usir Fatur secara terang terangan, ia juga tidak begitu suka dengan sifat Salsa.
Salsa melihat sekelilingnya, ternyata benar banyak yang menertawai dirinya bahkan ada beberapa siswi yang menatap sinis dan mulai berbisik bisik dibelakangnya. Mungkin mereka bergosip tetang dirinya, Salsa yakin itu. Gadis itu lalu pergi dengan langkah kesal sebelum lebih di bikin malu oleh Inti W21. Salsa juga sempat menatap Willy memberi isyarat pada lelaki itu jika dirinya akan membalas untuk hal ini nanti, tidak pada Willy atau Inti W21 melainkan pada Lusy.
_________________________
Keyra menggunakan jam istirahat kedua untuk mengerjakan tugasnya di perpustakaan. Gadis itu tidak sendiri, ia bersama Jena di sana. Keduanya duduk di bangku perpustakaan yang antar meja terdapat sekat, Keyra duduk di meja nomor tiga sedangkan Jena duduk disampingnya di meja nomor empat. Mereka fokus mengerjakan tugas masing masing, membolak balikan lembar perlembar buku tebal yang sudah mereka cari di rak buku tadi.
Tidak hanya mereka, disana juga ada beberapa siswa berprestasi yang tengah menghabiskan waktu istirahat dengan menjelajah buku di perpustakaan. Sekedar membaca atau justru meringkas materi. Di sini sangat tenang, tidak ada suara selain gesekan lembar buku yang dibalik dan suara langkah kaki ketika berpindah dari rak satu ke rak lain untuk menemukan buku yang di cari. Rata rata dari mereka berseragam rapi dan tertata. Tidak ada baju yang dikeluarkan, tidak ada rambut bersemir atau gondrong, tidak ada siswi bermuke up tebal dan lainnya. Mereka fukos dengan buku dan alat tulisnya, tidak ada yang bergosip atau bermain ponsel. Hal ini sudah seperti definisi murid yang membanggakan dan patuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHUBER
Romancekisah ini berawal ketika Keyra tidak sengaja bertemu Willy, pemimpin geng besar di sekolahnya. Awal pertemuan yang jauh dari kata manis dan lebih terkesan kesialan bagi Keyra membuatnya enggan dekat dengan Willy, lelaki yang berhasil mencuri ciuman...