17. Welcome 3

26 3 0
                                    

Kemarin itu adalah sejarah untuk SMA elit ini. Bagaimana tidak heboh jika seorang Willy Dyantara, cowok nomer satu di sini bisa bertindak sedemikian rupa saat Keyra Glamoera gadis pendiam nan terkenal polos itu terlibat masalah.

Rumor dan berita semakin menjadi jadi. Tidak ada kata bosan untuk mereka mencari tau yang sebenarnya, dari mulut ke mulut semua menyebar cepat.

Seisi sekolah bergosip ria, ada pula yang mengutuk habis habisan Keyra, mengumpati gadis itu yang sudah berani menggoda Willy.

Ya, satu yang bisa mereka tangkap dari semua kejadin ini adalah Keyra yang menggoda Willy. Keyra yang kegatelan tidak tau diri.

Padahal bukan itu, bukan Keyra yang menggoda atau sengaja mendekati bukan seperti itu konsepnya.

Willy menemukan Keyra bukan karena Keyra menggodanya bukan pula Keyra yang bersikap agresif namun semua ini pyur skenario alam.

Mungkinkah takdir?.

Siang itu sekitar jam dua belas lewat, Willy bersama teman temannya tengah duduk asyik di depan kelas sekedar bermain gitar atau menggoda yang lewat.

Willy nampak sedikit murung pasalnya satu hari ini ia tidak mendapati Keyra di sekolah. Setelah kemarin ia mengantar Keyra pulang lalu hari ini gadis itu tidak ada kabar. Terakhir kali ia bersama Keyra, gadis itu lebih banyak diam.

" udah lah ngga usah di gosthing" ujar Ozan spontan, ia tau Willy sendari tadi tengah menunggu Keyra.

" sok tau lo!" balas Willy ketus.

" Paling ngga berangkat anaknya Will, tinggal samperin ke rumah kok repot sih lo, muka lo gitu kaya orang ilang tau" ujar Fatah.

" tau tuh!" ujar Rico saat ia tengah memetik senar gitarnya. " lagian pasti dia syok soal kemarin"

" mungkin lagi butuh waktu
sendiri dulu" imbuh Devan setelah tadi hanya menyimak dan menghayati petikan gitar Rico.

" tapi sumpah sih, kemarin heboh banget, satu sekolah ngegosip cuy!" tutur Ozan dengan wajah merekah semangat. " viral banget!"

Willy juga tau itu. Maka dari itu ia sangat mengkhawatirkan Keyra, ia takut Keyra kena amukan satu siswi sekolah.

Willy paham betul lingkungan sekolahnya ini. Senioritas juga kasta adalah ikonya. Fashion juga salah satu hal berpengaruh di sini. Ia yang terlihat modis akan di pandang dan sebaliknya ia yang terlihat cupu akan di tindas. Sebagian besar di kalangan siswi memang seperti itu, karena memang pergaulan sekarang sudah sangat bebas.

Berbeda dengan para siswa, andalannya pasti berkelahi saling pukul. Sebenarnya sama sama buruk namun mau bagaimana lagi, gaya hidup sudah sangat sebadas ini. Jika tidak mengikuti dan melawan lalu bagaimana caranya untuk bertahan.

" ada katanya lo pacaran sama Keyra, ada juga yang bilang Keyra ngegodain lo, ada juga yang bilang Keyra jual diri ke lo, parah banget kan!" Fatah menggeleng tidak percaya, ternyata semengerikan itu mulut mulut siswa sini.

" versinya macem macem bro" celetuk Rico.

" mulut kurang kerjaan ya gitu, asal
bacot aja" sarkas Devan, ia tidak setuju dengan berita sampah seperti ini.

" pingin gue sobek satu persatu tuh mulut!" geram Willy. Sungguh ia murka pada setiap penilaian buruk orang lain pada Keyra.

Herannya kenapa Keyra yang dinilai buruk, kenapa bukan dirinya yang jelas memang bobrok. Padahal Keyra terkenal pendiam dan rajin namun mengapa orang orang melimpahkan salah kepada Keyra.

Fatah menepuk pundak Willy tidak begitu keras. " sabar bro"

" gue kasian sama Keyra, dia korban yang di kambing hitamkan" tukas Ozan.

PHUBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang