12. Khawatir 1

32 4 0
                                    

Keyra limbung, tubuhnya tiba tiba mati rasa. Penglihatannya kabur. Ia tidak merasa apa apa, namun samar ketika matanya masih bisa mengintip sedikit ia melihat wajah Willy lalu semuanya mendadak gelap.

Ia sepenuhnya tidak sadarkan diri.

" minggir lo! " tukas Willy hendak mengangkat tubuh Keyra namun sedikit terhambat ketika seseorang juga berniat menolong Keyra.

Setelah berlari menerobos yang lain akhirnya Willy berhasil menjadi yang pertama, ia berhasil menangkap tubuh gadis itu sebelum jatuh mengenai tanah.

Kepala dan separuh badan Keyra berada di dekapan Willy yang duduk sedikit berjongkok. Ia menundukkan kepalanya menghalangi sinar mengenai wajah Keyra.

Kekhawatirannya terlihat jelas.

" minggir gue bilang! " kesal Willy saat lelaki itu tidak kunjung memberi ia jalan.

Juna mengerutkan dahinya, kalah cepat dengan ketua W21 itu. Ia sangat menghawatirkan Keyra, ingin menolong gadis itu namun Willy sudah mendahuluinya.

Ia tetap merasa khawatir pada sahabat kecilnya, terlebih saat ini. Ketika Keyra tiba tiba pingsan saat jam upacara.

Ia tetap peduli meski ia sedang marah pada gadis itu. Ia sendiri pun tidak mengerti, reaksinya saat ini adalah murni spontanitas.

Juna tidak munafik bahwa ia memang mengkhawatirkan gadis itu, sahabat kecilnya.

Terpaksa ia mundur dan memberi jalan. Agar Keyra secepatnya di bawa ke UKS, itu yang penting. Ia bisa menyingkirkan dulu rasa kesalnya.

Kesal karena kalah dari Willy.

Willy segera memboyong Keyra ke UKS dengan langkah cepat dan wajah khawatir. Sesekali ia melihat wajah pucat Keyra, gadis itu belum membuka matanya.

Antusias mereka terhadap kejadian tadi cukup tinggi. Terlebih kaum hawa. Mereka seperti baru menyaksikan hal semacam ini.

Langka sekali, ketika seorang Willy Dyantara sepeduli itu dengan gadis.

Bukankah selama ini yang mereka tau Willy sangat anti dengan hal semacam ini. Ia sangat dingin dan memberi batasan nyata jika berhubungan dengan gadis.

Teman maka teman, sebatas itu. Tidak lebih. Tidak seperti lelaki lain yang mungkin teman dengan makna lain.

Ia tidak bersikap sembarangan terhadap gadis manapun, hanya gadis yang ia sukai lah yang akan ia spesialkan.

Namun kini, hari ini semacam ada yang berubah dari lelaki itu.

Semuanya bertanya tanya. Begitu juga dengan Salsa yang terobsesi dengan Willy sejak dulu.

Lain dengan Jena, antusiasnya bukan pada Willy melainkan pada kekasihnya. Mengapa Juna bertindak seperti tadi. Itu teramat sangat membuatnya cemburu. Ia kesal.

Ternyata kekasihnya masih peduli pada Keyra.

" sialan! " umpat Jena menatap kepergian Keyra dengan tatapan geram.

•••

Willy membaringkan tubuh Keyra di tempat tidur UKS dengan pelan. Ia lalu memanggil anggota PMR yang berjaga di sana untuk segera memberi tindakan.

" cepet! " titahnya pada salah seorang PMR yang kelihatannya kelas sepuluh.

" iya kak " jawab anggota PMR dengan gagap, mungkin ia tau siapa yang kini ada di hadapannya.

Gadis kelas sepuluh itu mencoba menyadarkan Keyra, meletakan wewangian dekat hidup Keyra. Mungkin itu aroma terapi atau semacamnya.

Willy masih di sana dengan tangan terlipat di depan dada. Wajahnya serius menatap cemas. Ia mulai tidak sabaran karena Keyra tidak kunjung membuka matanya.

PHUBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang