6. Aku Yang Akan Berhenti tanpa Menunggu Langkahnya

157 7 4
                                    

Langit langit W21 penuh dengan asap putih menyengat. Kursi bambu yang  sedikit usang itu harus menahan beban banyak ketika sekitar empat pemuda berkaos duduk santai di sana. Mereka sama sama menikmati sebatang rokok filter.

Tidak jauh dari mereka, Willy duduk di atas jok motor dengan salah satu kakinya di naikkan. Ia ikut menikmati filter yang tinggal setengah. Pandangannya lurus keatas, menyawang langit dengan fikiran yang tidak begitu tenang.

" nglamun mulu lo, udah jangan dipikirin, nanti juga dia luluh sama lo?" ukas Devan seolah tau yang sedang di fikirkan oleh sahabatnya itu.

Sedari tadi Devan mengamati Willy dan wajah cemas lelaki itu jelas sangat terbaca sedangkan Willy hanya menjatuhkan tatapan. Malas menyauti ucapan Devan barusan.

Fatah bangkit lalu menepuk keras bahu Willy hingga Willy sedikit terkejut dan langsung menatap nyolot pada Fatah. "kejar kalo lo suka, ngga usah di bikin ribet" Tukas Fatas simpel.

Nyatanya menyukai seseorang tidak pernah semudah itu.

Willy hanya menaikan satu alisnya, benarkah ia suka pada gadis itu. Rasanya begitu mendadak.

" siapa yang suka, sok tau lo!" cetus Willy, berusaha berkilah dengan perasaanya.

" alah, ngeles aja lo terus, nanti kalo sampe gue tau lo beneran suka sama tuh cewe trus lo tergila gila ngejar cintanya, gue bikin tumpeng tujuh tingkat, sekalian sewa hadroh buat syukuran" Crocos Fatah ngawur.

" pasang spanduk juga yang besar, tulisannya syukuran dalam rangka JATUH CINTANYA WILLY SI HATI BATU!" tambah Rico ikut sembrono.

" seru tuh, nanti gue undang sanak saudara gue biar tambah rame acara lo Will, siapain makanan yang banyak oke" Tukas Ozan, lelaki itu terlihat senang mengledek Willy yang saat ini hanya diam menatap tajam satu persatu temannya.

"  iya tambah rame, sekalian mau makan gratis kan lo?" kaya Devan pada Ozan.

" modus banget lo Zan, mau makan gratis aja segala cari alesan" Kini Fatah yang bersuara.

" sekate kate lo! Ngga terima nih gue lo katain gitu!" Ozan berkata dengan mata yang melotot tajam, membuat Fatah dan Rico tertawa singkat bukan takut.

" tuh mata lo mau lepas, lo kaya gitu makin lucu deh, abang jadi gemes" Ujar Rico menggoda Ozan yang saat ini menatap geli.

" amit amit gue!" Tukas Ozan,

" cocok lo berdua" ujar Devan dalam sikap dinginnya.

" apanya yang cocok Van?" tnya Fatur antusias, Rico dan Ozan pun ikut antusias dengan menatap sedikit lama kearah Devan, menunggu lelaki itu membuka mulutnya.

" cocok gilanya, sama sama banci" jawab Devan membuat Fatur tertawa keras sedangkan keduanya menatap protes.

" asu!"

" kampret lo! ganteng putih gagah berotot gini lo bilang banci, mata lo sliwer!" Ozan menggerutu.

" berotot pala lo, lemak gitu lo bilang berotot" cetus Rico.

" berisik lo semua!" Willy mengangkat rokok itu lalu menyesap dalam rokok miliknya, seolah menenangkan diri dari hal yang berkecambuk rusuh di dalam fikirannya.

_______________________________

Hari ini Keyra harus kebandara, ayahnya akan pergi ke benua Eropa untuk berbulan madu bersama istri yang baru ia nikahi seminggu ini. Keyra berjalan dikoridor selepas ia keluar dari ruang BK untuk meminta izin, sebenarnya ayahnya tidak meminta Keyra datang langsung kebandara namun gadis itu tetap ingin mengantar ayahnya.

PHUBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang