2. Otak Mesum

434 8 3
                                    

Gadis berselimut menggeliat dari tidurnya karena cahaya terik matahari yang memaksa masuk melalui celah tirai kamarnya. Matanya belum terbuka sempurna dan kepalanya pun masih terasa pusing. Ia mengedarkan pandangan seperti orang kebingungan. Perasaannya melega mengetahui dirinya kini berada di kamarnya sendiri.

Keyra beralih duduk dengan kaki masih berselimut dan nyawanya yang baru setengah, ia melirik jam yang tertengger manis di dinding. Matanya membulat sempurna mengetahui ini sudah kelewat pagi.

" Jam 12!" Keyra sedikit kaget, tidak menyangka dirinya bangun sesiang ini. Untung ini hari minggu.

Keyra berusaha mengingat kejadian semalam. Bukankah semalam Keyra pergi ke club dan mabuk berat. Lalu mengapa sekarang dirinya tidur manis di kamarnya ini. Gadis itu mulai mengingat kepingan ingatannya semalam, perlahan Keyra mulai bisa menyimpulkan semua ingatannya yang terganggu akibat mabuk. Menyadari dirinya telah melakukan hal yang memalukan semalam, Keyra bergegas menuju dapur. Ia berlari menuruni anak tangga sambil sesekali meruntuki kebodohannya semalam.

Keyra mengatur nafasnya yang memburu setelah tadi berlari. Bi Ijah yang melihat anak majikannya berlari di dalam rumah kebingungan, takut sesuatu terjadi.

" Ada apa non, kok lari lari?" Tanya wanita paruh baya itu menghentikan aksi potong sayurnya.

" Bi semalem Keyra pulang sama siapa?" tanya Keyra dengan nada menggebu seakan mewajibkan bi Ijah menjawabnya.

Bi Ijah tersenyum lalu melanjutkan kegiatan masaknya yang terganggu karna kedatangan Keyra. " sama temennya non, katanya semalem non pingsan jadi dia nganter non pulang"

Keyra sudah menduganya, pasti semalam ia pingsan di club karna mabuk berat.
Keyra tidak menanyakan siapa yang mengantarnya karena dia sudah tahu yang jelas bukan Jena atau pun Juna.

" dia bilang apa aja bi?"

Bi Ijah mengingat, menatap langit langit rumah besar itu. "Temennya larang bibi buat bangunin non, katanya biar bangun sendiri" Jawab bi Ijah. Pantas saja sesiang ini Keyra baru bangun ternyata bi Ijah tidak berusaha membangunkannya sama sekali.

Keyra menatap nanar. Bagaimana nasibnya besok di sekolah. " kenapa non?" tanya bi Ijah.

" Ngga papa bi" jawab Keyra. Percuma menceritakan nasibnya yang di tikung sahabat sendiri dan mabuk berat ke bi Ijah, yang ada Keyra memalukan diri sendiri.

______________________________

Pagi buta Keyra sudah bangun, tepatnya dari semalam ia tidak tidur. Keyra sudah siap dengan seragamnya, gadis itu berkaca diri menata rambut. Tatapannya berubah sendu menatap pantulan dirinya di cermin. Mengingat kemarin malam Juna mengutarakan perasaannya pada Jena. Sungguh miris nasibnya, Juna sahabat kecilnya yang ia taksir sejak SMP semalam bercumbu dengan gadis lain tepat di depan matanya.

Keyra bangkit dari tatapan sendunya, ia meraba bibirnya sendiri. Menyesal semalam mabuk. Tatapannya kini beralih marah, ciuman pertamanya berhasil di curi dan yang mencurinya adalah orang yang baru ia temui semalam di club. Tatapan Keyra bertumpu pada lehernya, ada bekas merah di sana. Keyra kesal, ternyata bukan hanya bibirnya yang menjadi korban lehernya pun ikut menjadi korban. Keyra berinisiatif menutupi bekas merah tersebut, bisa ribet jika dibiarkan terpampang jelas. Semua anak SMA dan orang dewasa pasti paham dengan tanda tersebut.

Gadis berambut hitam lurus ini tengah menapaki kakinya di koridor sekolah. Sepanjang langkahnya ia tidak berhenti berdoa agar tidak bertemu Willy. Mau di taruh di mana mukanya nanti. Doa Keyra terkabul, kini ia sudah tiba di kelasnya dengan lega. Berhasil menghindari Willy kini Keyra harus di hadapkan dengan dua sejoli yang baru saja jadian. Jena menatap Keyra yang baru tiba.

" Key semalem lo pulang sama siapa? gue cariin lo ngga ada" ujar Jena khawatir.

PHUBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang