14. Sebatas Itu

27 4 0
                                    


" Key tunggu! " Juna mengambil langkah cepat, ia mencegat Keyra hingga nyaris saja mereka tabrakan.

" lo kenapa sih? " kesal Keyra, kenapa Juna tidak membiarkan dirinya pergi. Sangat tidak mudah berpura pura baik setelah mendengar ucapan Juna.

Juna masih berdiri di depan Keyra menghalangi jalan gadis itu. " lo punya hubungan apa sama Willy? "

Keyra diam menatap tidak percaya pada Juna. Apa cowok ini begitu buta dengan apa yang di rasakan Keyra. Apa Juna tidak pernah merasa bersalah telah melakukan ini pada Keyra, sahabatnya sendiri.

Secara garis besarnya Juna telah melakukan banyak kesalahan sebagai sahabat Keyra mau pun cowok yang Keyra suka.

Apa Juna sebegitu lugu untuk menyadari posisi Keyra.

Bukannya meminta maaf, Juna justru menanyai Keyra dengan hal lain seolah kesalahan yang ia buat bukan masalah besar. Atau bahkan ia merasa tidak melakukan kesalahan sama sekali.

Keyra membuang pandangannya, menatap wajah tidak bersalah Juna semakin membuatnya sakit. " gue mau ke kelas Jun "

" tunggu! " tidak semudah itu, Juna kini menarik tangan Keyra agar gadis itu tetap di sana. " jawab dulu Key "

" lepas Jun! Banyak yang liat " Keyra tidak suka mendapat banyak tatapan dari siswa lain yang melintas.

" gue ngga peduli, jawab Key " pinta Juna halus.

" gue ngga mau jawab, lepasin gue ngga suka banyak yang liat "

" jawab ada hubungan apa lo sama Willy, gue ngga suka lo deket sama cowo preman itu! Jauhin dia Key! "

Entah mengapa hal ini terdengar lucu bagi Keyra. Enak sekali Juna berkata demikian setelah berbuat sejauh ini padanya. Tidak pernahkah Juna merasa bersalah sedikit saja.

Bukan. Bukannya Keyra membesarkan masalah, ia hanya bertindak wajar. Wajar merasa tidak adil saat di lakukan seperti ini. Wajar merasa sakit saat cintanya bertepuk sebelah tangan. Wajar ia kecewa pada sahabat yang lebih memilih kekasihnya.

Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat dan mudah untuk memendam perasaannya.

Ia tidak lebay. Hanya saja terasa sangat lucu ketika Juna melarang ia dekat dengan seseorang saat Juna sendiri menjalin hubungan.

" lepas gue bilang! " Keyra membentak lalu menarik paksa tangannya. Terlihat bahwa Juna terkejut dengan tindakan Keyra. Ia tidak menduga ini. Mungkin Keyra mulai hilang kesabaran.

" lo baru deket beberapa hari udah ketularan sikap kasarnya, dia ngga bagus buat jadi temen lo Key, jauhin dia! " ujar Juna, menilai seenaknya pribadi Willy.

" bukan urusan lo Jun, gue deket sama siapa aja itu hak gue " ujar Keyra, ia tidak suka sikap egois Juna yang mengatur seenaknya.

" gue sahabat lo, sebagai sahabat gue ngga mau lo salah pergaulan " tukas Juna yang dibalas senyum tipis Keyra. Namun Juna tidak menyerah, ia terus meyakinkan Keyra melalui tatapan mata hangat agar Keyra mau mendengarnya.

" lo masih nganggep gue sahabat? " Keyra melunak. Untuk saat ini Juna selalu menjadi kelemahan baginya.

" lo selalu jadi sahabat gue " tutur Juna.

Obat sekaligus penawar mungkin itu gambaran Juna di mata Keyra saat ini. Keyra tidak bisa tegas, ia akui selalu goyah jika sudah bertatapan langsung dengan Juna.

Menyiapkan mental agar tidak mundur, berusaha yakin bisa lepas dari Juna, nyatanya Keyra tidak pernah bisa. Sepuluh tahun waktu yang ia habiskan bersama Juna bukanlah waktu sebentar.

PHUBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang