Part 22

57 4 0
                                    


Kehidupan itu selalu penuh dengan misteri, banyak rahasia yang tak akan bisa manusia ungkapkan walaupun beratus-ratus lamanya peradaban manusia yang silih berganti, zaman yang selalu berubah, semuanya adalah misteri.

Ada awal dan ada akhir

Ada pertemuaan dan ada perpisahan

Ada kehidupan dan ada kematian

Semuanya selalu dipenuhi awal dan akhir.

Seorang pria tengah terbaring lemah di ruangan. Pandangannya menatap langit-langit dinding, nafasnya seakan mulai habis sebentar lagi. Ia pun mengulas senyum didepan sang ibu yang tengah menggenggam tangannya. Seakan tau jika waktunya sebentar lagi akan berakhir.

"Eomma... maaf...."

Sang ibu tak henti-hentinya mengeluarkan air matanya yang selalu turun begitu saja, merasa sesak dan sangat terpukul, mau tak mau ia harus merelakan anaknya. Memilih pasrah pada takdir. Tangannya terulur mengusap lembut surai putranya.

"Hoseok-a Eomma dan Appa... kami semua sangat menyayangimu."

Hoseok mengangkat tangannya melambaikannya, senyuman pria itu tak pernah luntur sedikitpun memandang kedua orangtuanya.

"Selamat tinggal..."

Keduanya matanya tertutup rapat meninggalkan orang orang yang disayanginya. Meninggalkan sejuta kenangan yang akan selalu di kenang untuk selamanya, mengingat putranya yang selalu membawa keceriaan dan harapan, melepaskan kepergiaannya dan berharap semoga Tuhan akan memberikan kehidupan yang lebih baik padanya, ditempat yang sangat damai, dimana ia akan selalu merasa bahagia dan tak akan pernah merasakan sakit lagi.
Di tempat itu, dimana ia akan selalu tersenyum tanpa harus menahan sakit lagi.

"Eomma dan Appa mengiklaskanmu nak... pergilah..."

■■■

Seorang gadis tengah menatap ke arah luar jendelanya, menatap langit cerah itu. Entah kenapa perasaannya teramat sesak, membuatnya memegangi dadanya. Seakan merasakan patah hati yang teramat sangat, tanpa sadar air matanya turun begitu saja membasahi pipi. Tangannya mengusap pipinya yang basah. "Kenapa aku menangis?."

Pintu ruangannya terbuka menampilkan Taehyung dengan raut wajah terkejutnya dikala melihat Yoona menangis. Ia pun segera menghampiri gadis itu menangkup wajahnya.

"Yoona kenapa? Ada yang sakit? Kenapa menangis?."

Derai air matanya terus turun membasahi pipi, Yoona pun tambah menangis, entah kenapa ia merasa sesak, memikirkan kekasihnya yang tak kunjung menghampirinya, ia sangat merindukan Hoseoknya. Seorang pria pembawa keceriaan dan harapan untuknya, yang membuatnya tak patah semangat dengan hidupnya.

Taehyung tak henti hentinya menyeka air matanya, membawanya dalam dekapannya, membiarkan Yoona menangis dengan kencangnya. "Taehyung aku merinduka Hoseok."

Pelukannya pun kian mengerat, menepuk tubuh Yoona yang gemetar, mencoba menenangkan gadis itu. Taehyung dibuat sesak dalam rongga dadanya. Mengetahui fakta jika kekasih sahabatnya baru saja telah meninggalkan dunia ini.

"Yoona... tenanglah Hoseok pasti akan baik-baik saja, aku yakin dia juga sangat merindukanmu."

Taehyung dibuat seakan akan tak bisa berkata-kata. Yang hisa ia lakukan sekarang hanyalah bersandiwara, membohongi sahabatnya, hatinya sesak melihat Yoona yang terus menangis menyebut nama itu.

"Aku akan selalu disini untuk menguatkanmu Yoona-ah."

■■■

BUTTERFLY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang