xiv

2K 220 20
                                    

Surprise... Double update...
Happy Reading semua..😊😊
***

Icang merasa dirinya sudah hampir gila. Mauren tak bisa ia hubungi, dan tak bisa ia temukan dimanapun. Gadis itu seakan lenyap. Nomor ponselnya yang awalnya tak bisa dihubungi, akhirnya bisa, namun tetap tak ada yang mengangkat, lalu kembali tak bisa lagi ia panggil.

Icang bahkan tak bisa menghitung lagi, berapa ratus pesan yang ia kirim ke gadis itu.

Hari pertama saat ia gagal menghubungi Mauren adalah saat sepulang dari pesta malam itu, ia juga langsung menghubungi Raul, yang mengatakan mungkin baterai ponsel Mauren sedang habis lalu menyuruhnya menghubungi kembali esok hari.

Hari kedua, ia kembali gagal. Bahkan Raul dan Mela seakan kompak mendiamkan panggilan yang Icang coba ke nomor mereka setelah gagal menghubungi Mauren.

Icang yang khawatir bergegas datang ke rumah Raul dan mendapati dirinya tak bisa menemui siapapun setelah sekuriti rumah Raul mengatakan Mauren dan orang tuanya keluar untuk berbelanja. Icang menganggap mungkin mereka tengah menikmati kebersamaan sebelum Mauren pergi tak lama lagi, sekalian mencari beberapa barang yang nantinya dibutuhkan Mauren. Akan ada giliran dirinya menikmati kebersamaan mereka sebelum berpisah.

Hari ketiga, ponsel Mauren sempat bisa dihubungi namun tak terjawab, hanya selang beberapa menit, nomer itu gagal lagi ia panggil.

Icang yang hampir frustasi kembali mendatangi rumah Raul dan mendapati kenyataan bahwa mereka sudah berangkat ke bandara mengantar Mauren, satu jam sebelum Icang datang.

Dirinya bisa saja menyusul ke bandara tepat waktu kalau dia mau. Tapi mendengar bahwa Mauren pergi, tanpa mengatakan apapun atas perubahan rencana seperti saat ini adalah pertanda bahwa ada hal serius yang harus Icang hadapi setelah ini. Raul pasti menyadari sesuatu yang salah yang terjadi antara dirinya dan Mauren. Tidak mungkin Mauren menghendaki hal seperti ini, bila sebelumnya banyak hal yang ingin mereka lakukan untuk menghabiskan waktu sebelum Mauren berangkat ke Inggris.

Maka yang bisa ia lakukan hanya terus mencoba mengirim pesan, entah akan tersampaikan atau malah langsung terhapus tanpa sempat Mauren baca, lalu diam menanti Raul akan memanggil atau mendatanginya untuk membicarakan hal ini. Icang yakin Raul akan melakukannya.
****

Hari itu akhirnya datang juga, setelah Icang sudah berhenti menghitung di hari ke 15.

Putro mendatangi ruang kerjanya bersama orang yang sangat ingin Icang temui.

Raul hanya menatap tajam penuh arti pada Putro yang langsung beringsut pergi lalu menutup pintu ruangan itu .

Icang yang sebelumnya mencoba menatap Raul lalu menunduk. Batinnya terasa sakit mendapati mantan majikannya terlihat lelah luar biasa namun bisa terasa amarah terasa dingin tapi mematikan. Icang ingin menyesali semua kesalahan yang ia lakukan. Ia telah mengkhianati kepercayaan pria yang duduk di hadapannya ini. Namun semua yang ia lakukan bersama Mauren tak bisa ia sesali. Ia sangat mencintai gadis itu.

"Aku tiba-tiba merasa menua dengan cepat.." ucap Raul membuka suara di antara mereka. Icang masih menunduk. Ia seakan kembali menjadi anak kecil yang hanya mampu meminta maaf saat dirinya melakukan kesalahan saat Raul mengajarinya banyak hal dulu.

"Jangan mencoba meminta maaf bila kamu tidak merasa menyesal saat melakukannya, Cang.." kembali Raul berkata, membuat Icang menelan kembali ucapan maaf yang hampir keluar dari mulutnya.

"Aku juga tahu, bukan kamu yang memulainya. Tapi karena aku hanya meminta diri mu saja untuk menjaga Mauren dan aku menganggapmu gagal melakukan tugasmu, jadi wajar kan kalau aku sangat kecewa pada kamu, pada kalian berdua. " lanjut Raul.

About Our HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang