xvii

2.2K 255 35
                                        

Happy Reading😊😊
*****

Suara pria mengobrol membangunkan Mauren dari tidur siangnya. Semburat warna jingga di langit petang itu membuat Mauren berdiam untuk memandangi jendelanya. Hari sudah malam, tapi langit terlihat masih agak terang karena sudah mendekati musim panas.

"...Mauren tidak pernah bercerita apapun padaku, Om. Bahkan saat dia sakit dia pergi ke klinik sendirian waktu itu.."

Suara Michael terdengar sedikit ngotot. Mauren menghela nafas, pasti lelaki itu tengah menelpon Icang. Mauren tak ingin menyela meskipun yang mereka bicarakan adalah dirinya.

"Tapi apa kamu tidak pernah melihat perubahan yang aneh pada diri Mauren selama ini? Mustahil bila perubahan itu terlewat begitu saja kalau kecurigaanku benar terjadi, Mike..."

Mauren terhenyak.

Tidak mungkin...

Itu suara Icang. Mengapa terdengar begitu jelas? Apa Michael me- loudspeaker panggilannya hingga suara Icang terdengar sangat jelas di telinga Mauren? Tapi suaranya terdengar nyata seperti bukan dari pengeras suara ponsel maupun laptop.

"Ya Tuhan, Om... Kalau perubahan tidak sedrastis seperti Mauren tiba-tiba perutnya membesar karena hamil atau tiba-tiba dia lumpuh karena stroke, aku mana bisa menyadari, Om?"

Kembali terdengar bantahan dari Michael. Mauren hampir tertawa mendengarnya. Dirinya sempat hamil dan Michael jelas tidak akan bisa menyadari karena belum sempat ada perubahan dalam tubuhnya, janinnya sudah tiada.

"Aku sangat yakin, Mauren memang pernah hamil, Mike... "

"Nggak mungkin, Om... Om jangan bikin aku bingung, bagaimana Om bisa seyakin itu..?"

"Karena aku menemukan ini di kamar Mauren. Ini usg kehamilan. Aku yakin, karena aku pernah melihat hampir sama dengan ini dan juga beberapa kata yang tertera di sana aku tak mungkin salah mengenalinya. Dulu aku ikut mempelajari foto-foto usg Mela saat hamil Mauren dulu. "

"Yang benar, Om? Astagaa...lalu dimana bayinya? Maksudku, dia tidak pernah terlihat seperti orang hamil selama ini. Jangan-jangan malam di klinik itu waktu dia....Oh Siaaal... " Suara Michael yang terdengar gusar pasti sudah bisa mengira apa yang terjadi pada bayi Mauren. Hanya entah apa isi pikiran Michael tentang kenapa sampai bayi itu digugurkan, Mauren tak tahu.

"Ini yang kucoba tunggu jawabannya langsung dari dia, Mike,, Ya Tuhan tubuhku capek sekali, tapi aku bahkan tak bisa memejamkan mata sama sekali." Terdengar suara Icang yang makin membuat Mauren penasaran. Bagaimana bisa suara Icang sejelas itu bila hanya dari pengeras suara ponsel.

Sebentar...! Usg?

Mauren reflek merogoh ke bawah bantalnya. Kosong.

Dilemparkannya bantal itu ke sisi lain tempat tidur. Benar-benar kosong. Dua lembar foto yang dia simpan sudah tidak ada.

Jangan bilang kalau yang di luar kamar dan sedang mengobrol dengan Michael itu benar-benar Icang dalam wujud fisik.

Mauren bergegas keluar dari kamar. Langkahnya terhenti saat melihat siapa yang duduk di ruang pantry. Icang duduk ditemani segelas kopi dan dua lembar foto yang selama ini ada di balik bantal Mauren.
Di sisi lain meja ada Michael yang tengah memegangi kepalanya.

"Om..." tanpa sadar Mauren memanggil Icang membuat dua pria itu menoleh ke arahnya.

"Mauren.." balas Icang yang langsung berdiri saat melihat Mauren.

Entah apa yang mendorongnya, namun Mauren hanya ingin berlari kearah Icang. Mauren segera menghambur dan berlindung dalam pelukan hangat lelaki yang sangat ia rindukan ini.

About Our HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang