Akhirnya nemu sosok Icang...😅
Colek2 kalo ada yg g pas n feel g ngena,,plot hole parah atau typo...jangan lupa komen2,, biar aq ada tambahan ide juga...
Happy reading...😊😊
****Hiruk pikuk klab malam Meteor.id milik Icang terpantau dari dalam bilik VIP tempat Icang kini berada. Segelas minuman meskipun berakhohol namun masih terhitung ringan tersaji di meja.
Ia sendirian. Selalu seperti itu. Ia tak seberuntung Tuan Raul yang memiliki beberapa sahabat yang selalu menemani minum.
Tuan Raul satu-satunya orang terdekat Icang sampai sekarang. Penyelamat serta pemberi kehidupannya selama ini. Kadang-kadang Tuan Raul akan kesini dan menemaninya minum, atau dirinyalah yang datang ke Excluse.
Klab yang dijalankannya saat ini adalah pemberian Tuan Raul untuknya. Klab ini dulu milik Candra Suwiryo, mertua Tuan Raul yang dulunya adalah rival bisnis mereka. Karena sudah berdamai, Tuan Candra memutuskan untuk pensiun dan menyerahkan bisnisnya untuk menantunya.
Karena Tuan Raul sudah memiliki Excluse yang juga merupakan klab malam terbesar di kota ini. Jadilah Meteor.id diserahkan pada Icang untuk dijalankan bisnisnya.
Tuan Candra sendiri sudah meninggal lima tahun yang lalu. Usia menggerogoti tubuhnya. Namun Icang melihat sendiri bagaimana Tuan Candra meninggal dengan tenang bersama keluarga yang mengelilinginya.
Aah... Sudah lebih 20tahun berlalu sejak saat semua hal terjadi. Kelahiran Mauren membawa kebahagiaan bagi semua orang. Bahkan dirinya yang notabene adalah orang luar. Namun Icang rela menukar hidupnya untuk bisa tetap mengabdi pada Tuan Raul.
Bahkan bila ia harus terus menolak apapun yang ditawarkan Mauren untuk hatinya
Otak Icang mungkin sedang bermasalah saat tak bisa mengenyahkan memori sore itu.
Dimana Mauren, anak mantan boss nya tiba-tiba menyatakan cinta padanya. Dan demi Tuhan mereka terpaut 25tahun. Gadis itu pantas jadi anaknya daripada kekasihnya, seperti yang dimaui gadis itu padanya.
Icang tak habis pikir darimana gadis itu punya pemikiran nekat saat itu. Berdandan tebal namun masih terlihat menarik di wajah Mauren. Namun itu bukan style Mauren selama ini. Gadis itu bahkan menggunakan dress ketat yang hanya sebatas tengah paha. Meskipun berlengan panjang namun garis leher rendah itu menyuguhkan lebih banyak kulit dan lekuk yang tak bisa Icang terima selama ini.
Kaki tersilang saat gadis itu menunggunya di ruang kerja Icang di klub malam yang dulunya milik kakek Mauren. Sepatu stileto merah sewarna dengan dressnya menambah kesan sexy dari keseluruhan penampilan Mauren saat itu.
"Mauren cinta sama Om,,,"
Icang ingat dirinya sempat terpaku mendengar ucapan Mauren. Matanya menelusuri penampilan yang disuguhkan Mauren yang kini berdiri di hadapannya. Hak runcing sepatu itu menambahkan beberapa senti tinggi gadis itu yang biasanya hanyak sebatas dada Icang. Saat itu wajah Mauren bahkan hampir sejajar dengan wajah Icang.
Icang bisa melihat mata hitam kelam itu memandanginya dengan sorot penuh harap. Garis wajah Mauren yang serupa Mela, menampar kesadaran Icang akan siapa sosok Mauren ini untuknya.
"Baby girl,, kamu bicara apa sih? Tentu saja kamu cinta sama Om, Kamu kan bayi kesayangan Om."
Icang bisa melihat sinar di mata gadis itu langsung meredup. Icang sangat membenci dirinya sendiri saat itu. Bibir yang terpulas lipstik merah itu mencebik.
"Pastinya Om paham maksud Mauren kan?"
Suara gadis itu bernada kecewa. Sedikit membuat Icang tak nyaman. Namun sesaat kemudian Icang memaksakan senyuman geli melihat tingkah gadis itu yang menghentakkan sepatu runcingnya sebelum meraih tas kecil yang tergeletak di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Our Heart
Short StorySetelah kenekatan konyolnya tak berbalas, membuat Mauren menjauhi Om Icang tersayangnya. Dirinya bukan lagi anak kecil yang bisa bermanja-manja pada lelaki itu, meskipun lelaki itu masih saja menganggapnya anak kecil kesayangannya. Kapan sih, Om Ica...