Holaaaaa... Happy Reading semuanya...🙋♀️🙋♀️🙋♀️ Jangan lupa colek colek kalo ada typo,,n feel yang kurang ngena,,vote dan komennya ditunggu..
***Mauren berdebar melihat SUV hitam itu memasuki halaman rumahnya. Dia tengah mengintip dari balik tirai jendela kamarnya di lantai 2. Mobil itu berhenti tepat di depan pintu utama, seperti biasa. Sosok lelaki berusia paruh baya itu nampak modis, mengelabui usianya. Siapa yang menyangka lelaki itu berusia 45tahun saat ini. Teman-teman Mauren selalu menganggap Icang masih berusia 30-an. Tapi ia sudah mengenal lelaki itu sepanjang hidupnya. Icang tempatnya bermanja selama ini sebelum ia mulai menjauhinya.
Sayup ia mendengar suara mamanya menyapa Icang dengan riang, seperti biasa. Nanti setelah mengobrol dengan mama, biasanya Icang akan berbincang dengan papa untuk urusan bisnis. Baru setelah itu waktu Icang sepenuhnya untuk Mauren, sampai lelaki itu pamit pulang.
Tapi kebiasaan itu mulai berubah sejak Mauren merasa sangat malu menemui lelaki itu. Icang masih bersikap biasa sejak kejadian konyol yang membuat Mauren ingin berubah, dirinyalah yang tak sanggup menghadapi senyum geli lelaki itu tiap kali melihatnya.
"Mauren mana, Nyonya eh Mbak?"
Mauren bisa mendengar Icang menanyakanya pada mama. Memang Icang terbiasa memanggil papa mama Mauren dengan sebutan tuan dan nyonya. Papanya sudah meminta Icang untuk mengganti sebutan itu karena beliau sudah tidak lagi majikan lelaki itu. Namun lidah lelaki itu seakan sudah terlatih dengan panggilan tersebut bertahun-tahun, jadi usahanya terkadang masih sedikit terbelit sekali-sekali.
"Ada di kamarnya, Kak. Temui aja..."
Mamanya juga kadang terdengar aneh menyebut Icang dengan sebutan Kak. Tapi memang sih, usia Icang lebih tua daripada Mama. Jadi wajar juga kalo Mama memanggilnya dengan sebutan Kak.
"Kalau gitu saya ke atas dulu ya,"
Ohh, shit...
Mauren segera berlari menuju pintu kamarnya. Beradu cepat dengan lelaki itu.
Fiuuuh...
Dirinya berhasil mengunci pintu 5 detik lebih cepat dari Icang yang kini berusaha membuka gagang pintu kamarnya.
Lelaki itu tak pernah mau repot-repot mengetuk pintu kamar Mauren. Kebiasaan dari dulu. Icang lupa kalau dirinya bukan lagi gadis kecil. Mauren sudah 20tahun. Bukan lagi bocah kolokan yang akan langsung menghambur masuk ke dalam pelukan Icang dan minta digendong dan dimanja-manja.
"Ren",,tok..tok..tok..!!
"Ren..." panggil Icang.
"Udah, deh, Om... Om pulang saja... Mauren nggak mau ketemu Om dulu.." teriak Mauren mengusir Icang, menguatkan diri agar tak membuka pintu.
"Yaaah... Padahal Om bawain coklat kesukaan kamu."
Mauren memegang erat gagang pintu. Masih berusaha menguatkan diri agar tak menghambur keluar demi beberapa bungkus coklat kesukaannya.
"Eehmmm... Coklatnya titipkan Mama saja, Om. Maaf banget... Tapi Mauren emang lagi nggak pengen ketemu Om dulu... Tolong, Om.."
Ceklek..ceklek...
Mauren hampir terjengkang saat pintu itu tiba-tiba terbuka.
Sial...
Mauren lupa dia berhadapan dengan siapa. Icang sama dengan Papanya, Raul. Pemilik klub malam besar, identik bergaul dengan kehidupan malam dan aktifitas mafia. Kalau cuma membobol lubang kunci, bisa dibilang ini makanan ringan untuk Papanya juga Icang.
Mauren bersendekap. Menolak untuk memandang lelaki yang kini tengah berdiri di depan pintu sambil tersenyum tenang.
Seperti biasa pula, Lelaki itu selalu terlihat tampan. Dengan kemeja slimfit hitam membentuk tubuh atletis dibaliknya, celana kain hitam juga nampak memikat membalut tungkai panjang dan kencang milik Icang.
Mauren selalu merasa kerdil bila berdiri di dekat Icang. Gen dalam dirinya lebih banyak milik Mama Mela daripada Papa Raul. Papanya hanya menyumbang hidung mancung (syukurlah) dan sifat pendiamnya. Lainnya, ia nampak seperti kembaran mama nya.
Mauren berjalan menuju jendela dekat pintu balkon kamarnya tempat ia mengintip tadi. Tak mengacuhkan Icang yang masih memandanginya tanpa kata.
"Kamu beneran nggak mau ngomong sesuatu sama Om?" ucap Icang akhirnya setelah mereka saling diam selama 10 menit.
Mauren masih tetap memandangi salur-salur motif tirai jendelanya.
"Kamu sudah membuat Om hampir mendapat masalah, Baby girl..."
Mauren benci panggilan itu...
"Oke...Mauren minta maaf... Oke? Jadi Om stop deh tetap berusaha baik sama Mauren. "potong Mauren cepat sebelum berbalik menuju pintu.
Melewati Icang dan sebisa mungkin tak terpengaruh saat aroma parfum maskulin pria itu terhidu hidungnya.
Tangannya menggenggam erat ganggang pintu.
"Om cepat keluar dari sini sebelum Om menyesali apapun yang ingin aku lakukan pada Om. Itu bisa membuat Om benar-benar terlibat masalah dengan Papa. Sekali lagi Mauren minta maaf. Lebih baik kita nggak usah bertemu lagi. Mauren tidak bisa janji semua bakal balik seperti dulu. "
Icang nampak memandangi gadis itu yang bersikeras tak mau memangdangnya.
Mauren menghela nafas lega saat Icang memutuskan untuk menurut. Keluar kamarnya tanpa bicara. Sebelum benar-benar keluar, pria itu mengangsurkan sekotak coklat favorit Mauren selama ini.
Saat pintu sudah tertutup tubuh Mauren merosot ke lantai.
Jantungnya bertalu menggila. Kotak coklat dalam genggamannya terlepas.
Ucapan Icang terngiang..
Memang sedari awal ia tak bisa memaksa Icang untuk menerima hubungan lebih dari selama ini. Masalah yang Icang maksud tentu berkaitan dengan hubungan Icang dan orang tua Mauren. Icang tak akan berani melanggar batas apapun yang sudah ditetapkan hidup pada mereka.
Tapi apa Mauren yang meminta kalau hatinya kini merasakan perasaan lain pada sosok Icang? Bukan Mauren yang mengatur hati nya untuk akhirnya jatuh cinta pada siapa. Tapi kenapa hati Mauren malah tertambat pada orang terlarang itu dari pada jutaan pria yang tersedia untuknya di luar sana.
***Yang kaget mana suaranyaaaa...???
Author gaje balik lageeee...Kangen ternyata..🤭🤭 masih ada yang nungguin gak sih?
Aq tergugah dengan banyaknya pesan dari pembaca lama dan komen2 dari pembaca baru. Ternyata masih ada yang mau mampir di mari.
Beberapa admin platform baca online juga ada yg nawarin buat nampil di sana. Ada yang punya aplikasi baca novel selain wattpad nggak, kalian maen di aplikasi mana aja?
Masalah chef Juan-Kiran, aq hapus karena aq g bs nerusin kisah mereka yang nampaknya sampe sekarang belum jelas plot hidupnya. Jadi mending aq skip karena buntu ide.
Dan sekarang aq bawa kalian pada kisah yang muga2 ga seabsurd hidupku.
Siapa dulu yang ngarepin Mauren sama Icang, 25th gape nya woy😓 untung visual om-om ganteng yang dandan abege cakep sekarang banyak banget... Jadi aq kabulin deh buat kalian..
Aq usahain bisa update teratur ya... Doakan aja idenya bagus n sesuai plot,, kalo nemu plot hole parah jangan lupa ditegur ya...
Love u, all
🍪🍪🍪
Cookie30/11/2020
01.35
![](https://img.wattpad.com/cover/242086023-288-k301556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Our Heart
Short StorySetelah kenekatan konyolnya tak berbalas, membuat Mauren menjauhi Om Icang tersayangnya. Dirinya bukan lagi anak kecil yang bisa bermanja-manja pada lelaki itu, meskipun lelaki itu masih saja menganggapnya anak kecil kesayangannya. Kapan sih, Om Ica...