vii

2K 245 26
                                    

Happy Reading... Jangan lupa puter lagu di atas,,, pasti paham itu lagu isi hatinya siapa,,😊😊😊

"Kamu di Indo sampai kapan sih, Mike?"
Mauren menatap Michael yang tengah menyuapkan sepotong sushi ke mulut.

Mereka tengah makan siang menjelang sore di area foodcourt mall yang biasa ia kunjungi. Bila biasanya ia akan kesini beramai-ramai dengan teman-temannya atau hanya berdua Icang, saat ini ia hanya berdua dengan Michael.

Lelaki ini menjemputnya tadi. Menggantikan Icang yang mendadak menyerahkan tugas rutinnya itu kepada Michael selama Michael belum kembali ke Inggris.

"Kalau sesuai rencana tinggal sebulan setengah lagi. Tapi kalau aku pengen lebih lama di sini 2 bulanlah. Kenapa? Kamu nggak suka aku jemput?" jawab Michael di tengah kunyahannya.

"Kalau aku ikut ke Inggris bisa nggak, sih?"

"Mau ngapain? Jadi TKW? Sulit kayaknya ,Ren... Kamu kan nggak bisa apa-apa, nanti majikanmu protes lagi dapat pembokat macam kamu.."

"Sialan..." Mereka berdua tertawa.

"Nah gitu dong, sedari tadi aku dikasih wajah murung terus. Kenapa? Om Icang lagi?"

Mauren hanya mengangguk. Bibirnya masih menyisakan senyum tapi terlihat muram kembali.

"Kemarin jadi kan ke tempatnya Om Icang? Aku sampai ikutan nggak pulang dulu biar Mommy juga Daddy Raul and Aunty Mela ngiranya kita jalan bareng.."

Mauren kembali mengangguk.

"Dia masih menolakmu?"

Mauren menghela nafas.

"Aku nggak sepenuhnya paham dengan dia. Aku yakin dia juga mencintaiku. Tapi dengan terang-terangan menolakku. Dia memperlakukan aku seperti dia memujaku tapi dengan keras pula ia mendorongku menjauh. Selalu omong kosong tentang hubungan dia dengan Papa selama ini."

"Bukan omong kosong, Mauren sayang... Tapi memang sulit buat Om Icang nerima ini semua. Sekarang bayangin aja dari segi usia, selisih kalian seumurku. Itu seperti membayangkan aku yang seumur ini jatuh cinta pada bayi yang baru lahir. Belum lagi posisi Om Icang dan Daddy Raul. Ia bisa mati kalau Daddy Raul tahu."

Mauren setuju tidak setuju dengan pendapat Michael. Mauren paham rasa suka pada selisih usia seperti itu tak serta merta sama dengan kondisi yang dibilang Michael tadi. Sama-sama selisih 25tahun akan beda dengan dengan yang ia rasakan saat ini. Bahkan Mauren juga pernah baca beberapa pasangan yang terpaut jarak lebih jauh darinya dan Icang dan terlihat sangat saling mencintai.

Untuk posisi Icang bagi Papanya, Mauren yakin papanya orang yang bijak dan sangat menyayanginya. Papanya pernah merasa tak pantas mencintai seorang gadis. Namun lihat sekarang Papa dan Mamanya juga sangat bahagia meskipun selisih usianya juga terpaut jauh. 20tahun. Hanya selisih 5 tahun saja dengan selisih usianya dengan Icang.

Toh Icang tak terlihat sangat tua bila disandingkan dengannya. Ia pernah mencuri lihat pantulan bayangan mereka saat berdiri di depan cermin saat belanja pakaian. Dia merasa masih pantas berdiri mendampingi Icang nantinya. Itu kalau Icang mau menerimanya.

"Lalu apa rencanamu?"

Mauren mengendikkan bahu.

"Mungkin aku akan menyerah. Sudah hampir sebulan aku terang-terangan mengejarnya. Aku sudah cukup mempermalukan  diriku. Mungkin aku bisa ikut denganmu ke Inggris. Mama pasti senang sekali. Membayangkan kita bisa makin dekat nantinya."

Michael tertawa menanggapi jawaban Mauren yang terdengar asal. Diraihnya tangan Mauren yang ada di atas meja. Digenggamnya lembut.

"Tapi pasti mereka juga bakal nangis-nangis jauh dari kamu. Atau malah ikut pindah semua. Masalah Om Icang, kalau kalian saling cinta, dan Tuhan menjodohkan pasti nanti akan ketemu jalannya. Tapi kalau ternyata kamu mikirnya jodohmu itu aku, mungkin kamu baca google maps nya salah, Adik kecil... Lagi pula kamu pikir aku bener-bener jomblo apa?"

About Our HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang