27. Payah

1K 165 2
                                    

[Axeryda]

"Menurutmu, apa alasan seseorang mau menolak tugas yang pangkatnya lebih tinggi dari pangkat sebelumnya?" aku memiringkan kepala.

"Karena dia setia kepada tuannya, atau ada sesuatu yang lain?" lanjut ku, aku sedang berjalan di taman kediaman Clodera saat ini.

"Mungkin dia lebih nyaman melakukan tugas yang pangkatnya lebih rendah itu?"

Steve sangat positif thinking, berbeda denganku, benar, itu dia.

"Begitu" aku menganggukkan kepalaku.

"Jika kamu ditawari untuk menjadi kepala keamanan sebuah keluarga yang lebih besar dari kediaman Clodera untuk mengatur semua Knight sepertimu saat ini, dan selalu ada di sisi kepala keluarga, akankah kamu mengambilnya dan meninggalkan tugasmu di sini?" aku menoleh kepadanya.

"Ah? Tentu saja tidak, aku akan tetap disisi Nona"

Warna yang keluar hitam, aku memutar bola mataku malas karena itu.

"Tidak perlu berbohong, itu jelas sekali" ketusku.

Steve mendengus tertawa.

"Nona, aku hanya realistis, aku bekerja untuk uang, itu uangnya lebih banyak, jika pekerjaan baik, kenapa tidak aku mengambilnya?" Steve terkekeh.

"Baiklah-baiklah, aku juga akan sepertimu sebenarnya" kataku.

Beberapa hari terakhir, aku lebih akrab dengan Steve, dia asik. Aku juga mengatakan kepadanya untuk tidak terlalu kaku denganku.

"Nona, tolong singkirkan itu!" seruan Steve sebelahku membuatku segera menoleh.

Aku hampir tertawa lepas jika aku tidak mengingat bahwa aku juga takut dengan hewan berbulu lebat yang itu.

"Aku juga takut!" aku menjauh dari kucing berbulu putih itu.

Steve mengikuti langkahku, namun, sepertinya kucing lebih menyukai orang yang takut dengannya. Dia mengejar ku dan Steve.

"Zireo, urus kucingmu!" aku berteriak kepada Zireo yang terlihat di kejauhan.

"Nona, kamu begitu payah" Steve berdecak, aku mendelik kearahnya.

"Hei, lihat dirimu sendiri yang begitu tegap dan terlihat kuat, peluk makhluk itu kalau berani" aku berujar dengan sebal.

"Aku tidak pernah memikirkan" Steve bergidik ngeri.

"Untuk apa perut kotak-kotak mu yang seperti roti sobek itu, dengan kucing saja takut" cibirku.

"Tidak ada hubungannya!" dia membantah.

"Tapi tunggu" mata Steve menyipit ke arahku, menatapku dengan penuh selidik.

"Bagaimana Nona tahu perutku kotak-kotak? Kamu mengintip ku Nona? Atau kamu sering melihat yang seperti itu?" Steve bertanya, tetapi terdengar nada menuduh diperkataanya.

Wajahku memerah, sial.

"Aku hanya menebak!" aku menyangkalnya, benar bukan, aku memang tidak pernah mengintip Steve, tetapi untuk pertanyaan yang terakhir itu, bisa dibicarakan baik-baik.

Steve tertawa, aku terdiam melihat tawanya.

Dia...

Sedikit mirip dengan Darren, bukan, bukan wajahnya yang mirip, tetapi sifatnya, prilakunya, bagaimana dia tersenyum, cara dia tertawa, cara dia memperlakukan orang lain.

Aku tersenyum sekilas, lalu membuang muka.

Bagaimana bisa aku masih memikirkan orang yang bahkan aku tidak tahu aku masih bisa bertemu dengannya atau tidak.

AxerydaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang