46. Pulang atau pergi?

644 99 0
                                    

[Axeryda]

"Ini" Gaurea meletakan nampan berisi empat mangkuk mie.

Ah, indomie ku, sial sekali benda yang sangat berharga ini ketahuan oleh mereka.

Aku mengambil salah satu mangkuk itu.

"Dimana Brinay?" tanya Gaurea.

"Di sini" sebuah suara menyahut dari arah tangga, Brinay sejalan menghampiri kami sembari membawa kalender yang diberi oleh Kelam beberapa waktu lalu.

"Setiap hari melingkari tanggal pun sama saja, kita tidak akan berangkat lebih cepat" Layu memutar bola matanya malas.

"Supaya tidak terlewat" Brinay mengambil satu mangkuk yang tersisa.

"Tinggal berapa hari lagi?" tanyaku.

"Dua" balas Brinay.

Yah memang menakjubkan mempunyai tanggal lahir yang sama dengan tiga orang lainnya. Kita bisa merayakannya bersama mungkin. Oh, tahun lahir kami berbeda tentu saja.

"Apa yang harus aku selesaikan jika kembali? Sepertinya aku tidak memiliki tanggungan" aku berpikir dengan heran.

Oh ya, kata Kelam dan Antha, supaya kelemahan kita hilang, kita harus melepas semua yang ada di dunia sebelumnya, selesaikan jika belum selesai.

"Mungkin sesuatu yang tidak terduga" Brinay menimpali dengan pelan.

"Bisa jadi. Hal ini tidak terpikirkan untuk saat ini, namun kamu akan menyadarinya nanti" lanjut Gaurea.

"Yah, mungkin hal yang sepele" Layu mengangkat bahunya.

›‹

Dua hari berlalu dengan sangat cepat, untuk kali ini, Kelam dan Antha memasang wajah yang sangat-sangat serius.

"Tidak boleh melupakan yang satu ini, kalian kembali ke sana untuk pergi, bukan untuk pulang" Kelam mengeluarkan tongkatnya sebelum memandang kami.

Layu menghela napas berat. Sepertinya dia masih tidak rela untuk meninggalkan semuanya yang ada di sana.

"Lalu bagaimana dengan karirku? Penggemarku?" wajah Layu terlihat sangat tertekan.

"Kamu bisa memulainya lagi di sini" Antha membalas.

"Hei, aku harus mulai dari nol lagi? Yang benar saja"

"Sudah sudah, jangan memperlambat pembalasan dendamku" Gaurea berujar dengan tidak sabar.

Layu mencibir.

"Ayo saja, walaupun aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan" kataku.

Antha meletakan empat kartu hitam di meja, "Ambil satu-satu, kartu ini bisa digunakan jika kalian membutuhkan uang".

Aku mengambilnya, "Bagaimana jika aku ingin menggunakan uang tunai karena pembayarannya tidak menggunakan kartu?".

"Ada tombol kecil di pojok kanan atas, kalian cukup menekannya lalu kartu tersebut menyala, kalian tinggal menuliskan berapa nominal yang kalian butuhkan menggunakan jari kalian, lalu, uang itu muncul" Antha menjelaskan.

"Baik" kami semua mengangguk.

Kelam mengayunkan tongkat sihirnya, lalu dia mengeluarkan sebuah benda aneh yang baru pertama kali aku lihat. Berbahan kayu dengan ukiran-ukiran rumit.

AxerydaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang