38. Bukankah kamu mencintainya?

938 142 1
                                    

[Axeryda]

Aku menatap kedua orang dihadapan ku dengan malas, Kelam dan Antha berkelahi selepas pulang dari acara, perasaan baru kemarin lusa aku memergoki mereka sedang berciuman.

Hmm, benar-benar gonjang-ganjing sebuah hubungan.

"Tidak, bukankah itu yang kamu mau?" terlihat Kelam melipat tangannya.

"Aku tidak tahu disana ada Ilya" Antha membela dirinya sendiri.

Orang ketiga? Aku tidak tahu.

"Tapi kamu tidak menghindarinya saat dia menggodamu" Kelam mencoba mengungkapkan apa yang menurutnya salah.

"Kamu pergi sebelum melihat aku menghindarinya" lalu, Antha menyangkalnya.

"Alasan, bunuh saja dia dan orang-orang sejenisnya, benar-benar mengganggu"

Aku membulatkan mata, wow. Segampang itu dia berbicara.

Antha menghela napas, "Kamu tidak bisa seperti itu".

"Begitu. Lalu, aku akan mengalah, menyerahkan kamu kepada wanita-wanita jalang itu, benar?" Kelam tersenyum setelah itu berdiri.

"Kelam tenangkan dirimu" Antha mendekat ke arah Kelam, mungkin hendak memeluknya, tetapi Kelam menolaknya.

"Oke"

Satu detik setelah mengatakan itu, Kelam menghilang, meninggalkan aku dan Antha.

"Ahh sial" Antha mengacak rambutnya frustasi.

Tidak, sekarang aku sendirian, karena Antha juga ikut menghilang.

"Hah" aku juga ingin menghilang, kece sekali, tetapi aku tidak bisa melakukannya.

›‹

Aku menatap Hilden, Gracia, Aklora, dan Akeasa yang beranjak pergi sembari mengunyah makanan.

Tadi saat aku sedang mengeluh bosan, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, ternyata orang-orang ini, karena aku lapar, jadi aku turun untuk makan.

Aireo masih di hadapanku, dia menolak untuk kembali bersama yang lainnya.

"Apakah karena mereka berkelahi?" dia bertanya.

Aku terkejut dia mengetahuinya, aku tadi berbohong kepada mereka bahwa aku tidak tahu kenapa Kelam menghilang.

"Kamu tahu" aku mengangguk santai.

Sudah satu Minggu lebih sejak hari di mana Antha dan Kelam berkelahi. Mereka menghilang, dan belum pulang. Aku benar-benar sendirian, dan sangat bosan.

Jika kalian ingin tahu di mana Lidden, Algen, dan Achega, mereka sudah pulang lama, aku hanya bertemu dua kali dengan mereka.

Mungkin mereka orang sibuk.

"Apakah kamu tahu di mana mereka?" aku bertanya dengan penasaran.

Tidak sesuai dengan harapanku, Aireo menggeleng.

"Oh, sedikit informasi, Permaisuri tidak percaya lagi denganmu" katanya membuatku terkejut.

"Bagaimana mungkin? Seseorang menghasutnya?"

"Ya"

"Pasti ini-"

"Aku tidak tahu orangnya, tidak usah memberitahuku siapa yang kamu tebak" sambarnya ketus, aku mencibir, ciri-ciri orang yang tidak mau ikut repot dengan masalah orang lain.

AxerydaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang