36. Manusia sialan

926 147 3
                                    

[Axeryda]

"Lalu?" aku menatap Kelam serius.

"Ini adalah seorang pangeran pertama yang digadang-gadang akan mewarisi takhta, bagaimana mungkin sang permaisuri akan diam saja setelah tau anaknya meniduri perempuan, dan hal itu terbongkar?. Reputasi. Ini bisa menjadi ancaman saat dia naik takhta, bisa jadi perempuan di tidurinya mengatakan 'aib' ini kepada orang-orang? Dan parahnya, bagaimana jika orang ini hamil? Para bangsawan yang mendukung istri sah pangeran pertama pasti akan menentangnya, dan pangeran pertama bisa kehilangan dukungan besar" katanya membuatku menjatuhkan rahang. Rumit sekali.

"Aku mendengar dari Teresia bahwa permaisuri orang yang sangat baik" kataku ragu.

"Itu hanya topeng" Kelam mendecih.

"Tetapi waktu aku mengacau di acara pemilihan istri pangeran pertama, mengapa dia diam saja?" aku mengernyitkan alis.

"Dia tentu senang pembuat onar itu menghancurkan hidupnya sendiri, dan membiarkannya untuk menikmati kehancuran hidupnya" balasnya.

"Bagaimana dengan Marquess?"

"Marquess Brandon sudah mengatakan yang sebenarnya, tetapi mereka malah diancam karena tidak mau menyerahkan anaknya" Antha menyahut.

"Mereka diberi waktu tiga hari untuk mengirim Axeryda ke istana, jika tidak, mereka akan mencari Axeryda dengan 'cara' mereka sendiri" Kelam melipat tangannya.

"Bagaimana mungkin Axeryda itu bisa ditemukan?!" aku memukul meja.

"Jika ditemukan, itu akan menjadi kamu" kata Antha.

Aku mengangguk, "Ya, tentu saja tiga hari akan terlewati dengan cepat".

"Apa yang akan dilakukan terhadap Putri Marquess itu jika dia ditemukan?" ini juga ancaman bagiku.

"Dibunuh?" Antha terkekeh.

Aku memegang leherku sendiri, lalu menelan ludah, astaga.

"Tapi bagaimana bisa permaisuri mengetahuinya?" aku mengerutkan kening.

"Kamu bisa menebaknya?" Antha melipat tangannya.

Aku menipiskan bibir, "Hiera? Dia juga yang mengakatan itu kepada Marquess Brandon dan Archduke Edzylar".

Itu yang ada di pikiranku.

Kelam mengangkat bahu.

"Ini benar-benar ancaman untukku" aku memegang dahi.

"Ini juga ancaman untuk keluarga Clodera" tutur Antha.

"Benar" aku mengangguk lambat.

"Apakah kalian bisa melindunginya untukku? Aku berhutang budi kepada mereka, dan aku tidak memiliki kemampuan apapun untuk melindungi mereka semua"

Benar bukan? Aku sudah menipu mereka dan bahkan mereka tidak marah. Kurang baik apa lagi.

Kelam dan Antha saling pandang.

"Bagaimana melindunginya?" Kelam bertanya.

"Membantu mereka bersembunyi?" tanyaku ragu.

Antha menggeleng, "Itu tidak bisa, mereka tidak bisa tersembunyi, yang bahaya bukan hanya nyawa, tetapi harta juga, itu sangat penting. Bagaimanapun, mereka harus menghadapinya".

"Tapi percuma bukan jika menghadapi mereka? Karena putri mereka tidak akan muncul" aku menghela napas.

Rasanya hidupku penuh dengan menghela napas.

"Mungkin kamu bisa menemui permaisuri" kata Antha.

"Tentu, asal ada jaminan keselamatan untukku" aku setuju.

AxerydaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang