11. Pesta pertemuan bangsawan

1.6K 210 1
                                    

[Axeryda]

Siang aku terbangun, lama sekali pingsannya, tapi tidak ada yang menyadari aku pingsan lagi, aku juga tidak berharap ada yang tahu sih, nanti susah meminta izin untuk mengikuti pertemuan.

Tetapi, setelah aku pingsan lagi, semua informasi tentang warna-warna itu memenuhi kepalaku.

Ugh, terima kasih banyak-banyak untuk si tampan Antha!

Oh iya, malam nanti acaranya, aku harus datang ke sana.

Baiklah, aku sudah mandi, sudah makan, tubuhku juga sangat sehat, tentu saja, karena aku pingsan bukan karena sakit.

"Ayo kita temui Ayah" aku berdiri, Sila mengikutiku dari belakang bersama dayang. Aku memanggilnya 'ayah' karena aku tidak ingin orang-orang di sini curiga terhadapku, sebenarnya dari awal aku ragu Axeryda itu memanggilnya dengan sebutan apa, tapi melihat semuanya biasa-biasa saja ketika aku memanggil Tuan Brandon 'ayah', itu seharusnya benar.

Santai saja, aku juga akan mengamati letak-letak kediaman ini untuk aku hapal. Para pelayan sedang membersihkan kediaman, aku hanya melewatinya karena mereka juga sedang serius dengan pekerjaannya.

Setelah sampai di depan pintu ruang kerja Tuan Brandon, aku menelan ludah gugup, masih sedikit takut dengan warna matanya yang berubah, walaupun itu artinya tidak menyeramkan, tapi dia sedang serius dengan ucapannya, tetap saja itu mengagetkanku.

Saat ada suara menyuruhku masuk, pengawal membukakan pintu, aku masuk ke ruangan mewah namun tidak berlebihan itu dengan ragu.

Warna yang mengelilingi Tuan Brandon itu adalah abu-abu, bertanggung jawab, mandiri, serius, dan elegan. Itu artinya menurut informasi.

Setelah beberapa detik hening, aku memutuskan untuk membuka suara.

"Eumm, Yah" panggilku, dia berhenti berkutat dengan kertas-kertas lalu menatapku seolah memerintahkan untuk melanjutkan.

"Aku nanti pergi ke acara pertemuan itu ya?" kataku sedikit memohon.

"Tidak" matanya berubah cokelat, dia benar-benar serius, aku terbatuk sekali untuk menetralkan kegugupan.

"Yah, ini adalah kesempatan bagus, aku tidak bisa melewatkannya" keluhku, dia menatap bingung.

"Kesempatan untuk apa? Membuat onar?" tanyanya.

Aduh aku harus mencari alasan yang masuk akal.

"Tidak mungkin!" aku menyangkalnya.

Aku menipiskan bibir, "Sebenarnya aku ingin memastikan sesuatu".

"Tentang?"

"Akhir-akhir ini, aku merasa, aku sudah tidak tertarik dengan pangeran pertama lagi" kataku dengan serius.

Raut wajahnya kaget, matanya berubah menjadi ungu, berarti dia memang benar-benar kaget. Aku memaklumi, pasalnya Axeryda itu sangat tergila-gila pada pangeran pertama.

"Sungguh?" tanyanya pada akhirnya.

"Iya, Ayah, aku berpikir bahwa sebenarnya selama ini aku tidak pernah mencintainya, aku hanya penasaran dan ingin menaklukkannya" ujarku penuh keyakinan, dia mengangguk-anggukan kepalanya.

"Itu bagus, sesuai apa yang aku harapkan" mulutnya mengeluarkan kabut putih, itu tandanya dia jujur, dia benar-benar mengharapkan aku tidak tergila-gila dengan pangeran pertama lagi.

Ah remaja tidak stabil itu, Xilero kemarin berbohong, buktinya warna hitam keluar dari mulutnya.

"Bolehkah? Lihat, aku sangat sehat!" aku menepuk-nepuk pipiku.

AxerydaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang