19. Dia juga?

1.4K 193 3
                                    

[Axeryda]

"Berlebihan? Ku rasa tidak, bahkan Antha juga sangat setuju" kata Kelam.

"Terserah, keputusan ada di tangan kalian berdua" kata Edzylar, kalian berdua, Kelam dan Antha yang di maksudnya.

"Axery, tunanganmu juga ikut andil" Kelam membuatku terkejut, aku menatap Edzylar langsung.

"Dia juga?"

Kelam mengangguk.

"Ya, dia tim utama juga, tugasnya adalah tentang perekonomian dunia, terbukti dengan aset dan uangnya yang sepertinya tidak akan habis, rakyat juga sudah mulai mudah mencari penghasilan"

Mulutku membentuk 'o'. Ternyata Kelam sudah mengenalnya lama.

"Kecuali para budak, itu masih di luar kendali" balas Edzylar, Kelam mengangguk setuju.

"Ada berapa tim utama?" tanyaku penasaran.

"Sejauh ini hanya ada kita berempat, aku, kamu, Antha, dan Edzylar. Tetapi aku sudah mengundang tiga orang secara khusus yang akan menjadi tim utama juga, tapi mereka terlalu sibuk" perkataan Kelam membuatku terkejut, aku tidak menyangka akan se sedikit itu tim utamanya.

"Dia tidak perlu dilatih?" tanya Edzylar, aku sudah mulai kesal padanya, terlalu meremehkanku rupanya.

"Tidak perlu, aku bahkan tidak tau harus melatih dia seperti apa" Kelam tersenyum.

"Bagaimana dengan tanaman setan itu?" Edzylar bertanya.

"Tanaman setan? Orang sibuk ini baru menanyakannya padahal itu sudah tuntas satu minggu yang lalu" kesal Kelam, terlihat sekali.

Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, jadi diam dan dengarkan.

"Kapan aku harus memulainya? Dari para murid kan? Itu harus menurutku, aku melihat beberapa tadi, lakukan lebih awal tidak membuang waktu kedepannya" aku menyandarkan punggungku.

"Benar, sekarang saja, tetapi sepertinya akan tidak cukup jika dilakukan dalam satu hari, kamu harus menginap di sini tiga hari, ku rasa itu bukan masalah bagimu"

"Kamu bisa pulang saja, mungkin sibuk" kataku kepada Edzylar.

"Tidak, Ayah tidak akan diam saja jika saya meninggalkanmu" ujarnya.

"Dimana kamar mandi?" Edzylar bertanya, setelah Kelam menunjukan letaknya, dia berdiri dan pergi.

"Yasudah. Tetapi, aku hanya membawa badan ke sini" aku menatap Kelam kembali.

"Bukan masalah, pakaian seperti apa yang kamu inginkan?" tanyanya.

"Kamu pasti tahu pikiranku bukan?" aku menatapnya sembari tersenyum misterius.

"Yaya, aku paham apa isi kepalamu saat ini" Kelam memutar bola matanya malas, aku malah tertawa senang.

Dia memutar tongkatnya, lalu meja kosong ini penuh dengan pakaian modern, dimulai dari kaos-kaos, baju, kemeja, celana jeans, rok-rok, tank top, hot pants, cardigan, sweater, hoodie, topi, dan lainnya. WOW.

"WOW!" aku refleks kegirangan, lalu berlaih memeluk Kelam.

"Ah terima kasih" aku tersenyum gembira.

"Baiklah-baiklah, lepaskan, ini menggelikan" Kelam berdecak.

Raut wajahku seketika berubah murung.

"Ada apa dengan wajahmu itu?" tanya Kelam, dia menyikut lenganku.

"Aku tidak bisa bebas memakainya, jadi simpan saja disini, aku akan memakainya jika ke mari" kataku.

"Oh aku paham" Kelam mengangguk.

AxerydaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang