Bab 8. Pemicu

1.4K 170 11
                                    

Anime : Naruto

Rate : M
Genre : Drama, Romance, Hurt
Lenght : Chaptered

Disclaimer : This story is belong to me and Naruto always belongs to M. Kishimoto.
Warning : Familiar story, Absurd, OOC, Typos and Genderswitch.
Pic's source : Pinterest
.
.

Selamat Membaca

.
.


Neji memasuki apartemen saat waktu menunjukkan pukul 7 malam. Hari ini ia pulang sedikit terlambat karena ada beberapa laporan yang harus ditinjau ulang.

Saat melewati ruang makan, ia melihat hidangan untuk makan malam sudah tersaji di meja makan. Neji tak langsung mengisi perutnya yang memang sudah kelaparan, ia terlebih dahulu berjalan ke kamar Naruto untuk melihat kondisi kekasihnya itu. Biasanya, setiap kali berkunjung ke Tokyo, Naruto akan kembali pulang dengan keadaan hati yang kurang baik.

Pria 35 tahun itu membuka pintu kamar kekasihnya yang memang tidak dikunci. Di dalam sana, Neji menemukan Naruto tengah meringkuk di atas tempat tidur, dihampirinya tubuh itu. Benar saja dugaannya, wajah Naruto sembab dengan kelopak mata yang membengkak. Pasti sulit bagi wanita itu untuk menjalani semua ini. Disaat ingin merengkuh sang putra dalam dekapan, tapi bayangan buruk di masa lalu selalu menghantui.

☘️☘️☘️


Neji membawa tubuh tak sadarkan diri Naruto menuju rumah sakit terdekat. Pagi ini, perempuan itu memuntahkan sarapannya dan seketika jatuh pingsan.

Pria Hyuuga itu berjalan mondar-mandir di depan ruang pemeriksaan. Ia begitu mencemaskan keadaan perempuan yang sudah satu bulan ini tinggal bersamanya di apartemen.

"Apa anda suaminya, Pak?"

Neji kaget saat dokter sudah keluar dari dalam ruang pemeriksaan dan menanyainya pertanyaan seperti itu.

"Ah, i-iya." Neji terpaksa berbohong demi menghindari pertanyaan merepotkan berikutnya.

"Selamat Pak, saat ini istri anda sedang mengandung. Kehamilannya baru memasuki usia 5 minggu."

Deg

Kaget? Jangan ditanya lagi. Neji tidak menyangka jika Naruto tengah mengandung benih dari lelaki bejat yang telah memperkosanya. Apa yang harus ia katakan pada perempuan itu nanti.

"Karena istri anda masih sangat muda, saya harap anda bisa menjaganya dengan baik. Cukupi kebutuhan asupan makanannya dan jangan lupa juga untuk memberinya vitamin. Selain itu, muntah-muntah diawal kehamilan adalah hal yang wajar, jadi jangan khawatir."

Penjelasan dokter selanjutnya, sama sekali tidak masuk dalam benak Neji, yang ada di dalam pikirannya saat ini hanyalah bagaimana cara ia menyampaikan berita besar ini pada Naruto, nantinya.

Dipandanginya tubuh ringkih yang tengah terbaring di ranjang pesakitan itu, saat ini dalam otaknya, Neji sedang menyusun kalimat yang nanti akan dikatakannya pada Naruto, terkait kehamilan perempuan muda itu. Semoga saja Naruto bisa menerima janin di dalam kandungannya.

Tak lama berselang, Naruto akhirnya membuka mata. Wajahnya masih terlihat pucat dengan mata yang terlihat sayu.

"Aku di mana?" Tanya Naruto lirih. Ia memperhatikan sekelilingnya yang terlihat tidak asing.

"Kau ada di rumah sakit, tadi kau pingsan." Neji menjawab. Perlahan pria bersurai panjang itu mendekat dan duduk tepat di samping ranjang Naruto. "Apa yang saat ini kau rasakan?" Tanya Neji kemudian.

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang