Anime : Naruto
Rate : M
Genre : Drama, Romance, Hurt
Lenght : ChapteredDisclaimer : This story is belong to me and Naruto always belongs to M. Kishimoto.
Warning : Familiar story, Absurd, OOC, Typos and Genderswitch.
Pic's source : Pinterest
.
.Selamat Membaca
.
.
Saat ini Sasuke berada di dalam kamar Itachi. Kakaknya itu meminta waktu berdua agar mereka bisa berbincang dengan nyaman."Ada apa? Kau terlihat tidak bersemangat?" Tanya Itachi. Sedari tadi ia perhatikan adiknya itu hanya duduk dengan kepala tertunduk. Seperti ada beban berat yang membebani pundaknya.
"Aku tidak apa-apa, Kak." Sasuke berdusta. Ia sungkan untuk bercerita masalah yang kini dideritanya. "Kakak sendiri bagaimana? Sudah jauh lebih baik?"
Itachi mengangguk. "Ya, seperti yang kau lihat. Aku sudah jauh lebih baik setelah melewati terapi yang cukup lama."
"Maafkan aku, Kak. Aku tidak tahu kalau kau sudah sadar..." katanya bersalah.
"Tidak masalah." Itachi paham. Pasti orang tua mereka tidak memberi tahu Sasuke jika dirinya sudah sadar. Mungkin, mereka masih merasa kecewa pada perbuatan adiknya itu di masa lalu.
"Bagaimana pekerjaanmu di kantor?" tanya Itachi kemudian. Ia ingin sekali berbincang hangat seperti dulu dengan adiknya. Biasanya Sasuke akan berceloteh panjang lebar, tapi setelah tujuh tahun berlalu, adiknya menjadi pribadi yang sedikit pendiam.
"Semuanya baik-baik saja, Kak." Sasuke menjawab masih ala kadarnya. "Apa kakak akan kembali ke kantor?" tanyanya.
Perusahaan itu pada awalnya memang dipimpin oleh Itachi sebagai CEO. Namun, saat ia mengalami kecelakaan dan koma, posisi itu terpaksa harus diisi oleh Sasuke.
"Ya... ayah memintaku untuk kembali memimpin perusahaan."
Sasuke tersenyum miris. Sudah jelas, ayah mereka memang lebih mengungulkan kakaknya yang memang jenius. Perlahan tapi pasti, ia pasti akan segera tersingkir. Terlebih, selama ia memimpin, perusahaan tidak mengalami perkembangan yang cukup berarti, lebih sering berjalan di tempat. Berbeda jika saat Itachi yang memimpin, hanya dalam dua tahun, ia sudah bisa melambungkan nama perusahaan hingga dikenal oleh negara tetangga.
"Kau mau kan, membantu kakakmu ini di kantor?" tanya Itachi. Ia tak ingin adiknya itu beranggapan jika dirinya tak lagi dibutuhkan.
Sasuke mendongak dan tersenyum. "Iya, Kak. Aku akan membantumu." Sedari dulu memang sang kakak yang ia rasa lebih peduli padanya dibandingkan sang ayah.
Tangan Itachi terangkat, ia mengusap pelan punggung Sasuke yang duduk di sampingnya. Dalam hati, pria bersurai panjang itu merasa sangat kasihan pada sang adik. Enam tahun ini, pasti telah ia lalui dengam berat.
"Sasuke!"
"Ya, Kak?"
"Sudah punya kekasih?" tanya Itachi penasaran.
"Eh? Su-sudah." Sasuke memang memiliki kekasih, tapi entahlah... hubungannya dan Hinata saat ini tengah renggang.
"Kapan-kapan perkenalkan padaku!" pinta Itachi.
"I-iya, Kak." Sasuke hanya bisa mengiyakan. Apakah itu akan terjadi suatu hari nanti, ia tidak tahu.
"Hari ini kau tidak ke kantor?"
Pertanyaan kakaknya kali ini membuat Sasuke langsung melirik jam dinding. Sudah pukul 10, ia lupa kalau ada rapat penting sebelum makan siang.
"Sepertinya aku harus pergi, Kak. Ada rapat siang ini," katanya sembari bangkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby
RomanceMasa lalu yang menyakitkan, di mana seorang pemuda memperkosanya dengan kejam, membuat Naruto akhirnya memutuskan untuk menjadi seperti apa yang dituduhkan pemuda itu padanya. Penasaran? Yuk...baca😁