Bab 17. Wajah Sasuke

831 144 21
                                    

Anime : Naruto
Rate : M
Genre : Drama, Romance, Hurt
Lenght : Chaptered

Disclaimer : This story is belong to me and Naruto always belongs to M. Kishimoto.
Warning : Familiar story, Absurd, OOC, Typos and Genderswitch.
Pic's source : Pinterest
.
.

Selamat Membaca

.
.

"Natsu!"

Bocah taman kanak-kanak yang sedang asyik mewarnai buku gambarnya itu menoleh saat mendengar namanya dipanggil. Ia mendapati bibinya datang sembari menggendong bocah kecil berambut merah.

"Bibi Sakura?" Natsu bangkit dan berlari kecil menghampiri adik ipar dari ibunya itu. "Bibi, ibu masuk rumah sakit." Ia memeluk kaki Sakura dan mengadu sedih.

Wanita cantik dengan rambut panjang itu berjongkok, menyamakan tingginya dengan Natsu. "Jangan khawatir, sayang. Ibumu pasti baik-baik saja. Natsu doakan ibu ya, biar cepat sembuh dan bisa pulang lagi." Sakura coba memberi pengertian.

"Iya, Bibi. Natsu selalu doakan ibu. Natsu juga berdoa agar nanti bisa berkumpul lagi bersama mama." Natsu berucap dengan polosnya, membuat hati Sakura tercubit.

Sebagai bagian dari keluarga Uzumaki, Sakura tahu mengenai cerita tentang keponakan suaminya yang bernama Naruto. Sungguh menyedihkan dan menyayat hati. Jika Sakura berada di posisi itu, mungkin ia tak akan sanggup untuk terus hidup di dunia ini, apalagi satu persatu orang yang disayanginya sudah pergi mendahului.

Sakura menatap wajah tampan Natsu. Sekilas, bocah yang sebenarnya cucu baginya itu, terlihat mirip dengan seseorang yang dikenalinya dulu. Namun, tidak mungkin jika Natsu adalah bagian dari masa lalunya itu, pasti hanya mirip saja. Bukankah di dunia ini kita memiliki setidaknya tujuh orang yang hampir serupa wajahnya dengan kita.

"Natsu, hari ini ibu dan ayah tidak bisa pulang. Jadi, Natsu tinggal sama bibi dan paman dulu, ya?" beritahunya. Beberapa saat yang lalu, Karin menghubunginya dan mengatakan untuk menjaga Natsu selama ia berada di rumah sakit. Karin tidak tega meninggalkan bocahnya sendirian di rumah meskipun ada pelayan yang setia menemaninya.

"Apa boleh?" tanya Natsu sembari menatap Sakura dengan mata bulatnya yang sangat menggemaskan.

"Boleh dong, sayang." Sakura mengacak pelan surai hitam Natsu. "Adik Sana juga pasi senang ada Kak Natsu. Nanti main sama adiknya, ya?" Kata Sakura.

"Iya, Bibi. " Natsu mengangguk semangat. Saking senangnya karena akan ada yang menemaninya selama ibunya dirawat di rumah sakit.

"Sekarang, Natsu bereskan buku-bukunya untuk dibawa ke sekolah besok, ya? Bibi juga akan meminta pelayan untuk mengemasi baju-bajumu untuk dipakai di sana!" pinta Sakura.

"Siap, Bibi." Natsu langsung bergerak mengemasi buku-bukunya yang tadi sempat dikeluarkan saat membuat pekerjaan rumah.

Setelah semuanya beres, Sakura mengajak Lingga untuk pergi menaiki mobilnya. Kebetulan jarak antara kediaman mereka tidak terlalu jauh, ya... kira-kira tiga kilometer.

✨✨✨

Itachi sudah berada di depan pintu rumah Sakura. Tadinya ia sudah sangat yakin dan mantap untuk menemui wanita itu, tapi kini entah kenapa keberaniannya seolah menguap. Ia takut jika kenyataan yang ada tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang