Anime : Naruto
Rate : M
Genre : Drama, Romance, Hurt
Lenght : ChapteredDisclaimer : This story is belong to me and Naruto always belongs to M. Kishimoto.
Warning : Familiar story, Absurd, OOC, Typos and Genderswitch.
Pic's source : Pinterest
.
.Selamat Membaca
.
.
"Obati lukamu terlebih dahulu!" Shikamaru datang membawa kotak p3k dan meletakkannya di meja ruang tamu.Sasuke mengangguk dan membuka kotak p3knya dalam diam. Ia mengambil sebuah plester dan menempelkannya di sudut bibirnya yang luka, bekas bogeman di club semalam.
"Di tulang pipi kirimu juga," beritahu Shikamaru.
"Hn." Sasuke mengambil plester lagi dan menempelkannya di tulang pipi bagian kanan.
"Kiri..." sela Shikamaru. "Apa kau tak merasakan jika luka itu ada di bagian kiri bukan kanan?" Tanyanya sarkastik.
"Eh?" Sasuke yang gugup malah salah pasang plester. Ia segera melepasnya dan menempelkan plester itu di tempat yang semestinya.
Shikamaru hanya geleng-geleng kepala menyaksikan sikap kikuk sahabatnya.
Selesai Sasuke mengobati luka di wajahnya, Shikamaru segera mengubah posisi duduknya menjadi tegap. Ia merogoh sesuatu di kantong bajunya dan mengeluarkan sebungkus rokok dan juga pemantiknya. Diambilnya sebatang rokok dari dalam bungkusan dan menyalakannya. Dihisapnya sebentar lalu mengeluarkan gumpalan asap berwarna putih.
"Ku lihat hidupmu semakin berantakan saja," ucap pria tersebut di sela-sela hisapan pada rokoknya.
Sasuke hanya diam, merenung. Apa yang dikatakan Shikamaru memang seratus persen benar. Hidupnya berantakan semenjak malam itu. Orang tua yang membenci dirinya, hingga kini sang kekasih yang ternyata tidak sebaik perkiraannya. Ia pikir Hinata bisa menjadi pengobat hatinya yang sepi, tapi ternyata semua itu hanya harapan belaka.
"Sudah bertahun-tahun berlalu, tapi kau sama sekali tidak ada usaha untuk mencari gadis itu. Seharusnya kau mencarinya lalu meminta maaf. Tidakkah kau pernah berpikir akan bagaimana nasib perempuan malang itu saat ini?" Shikamaru menatap tajam Sasuke yang hanya bisa tertunduk, persis pecundang.
"Aku sudah bertemu dengannya..." Sasuke pun membeberkan saat di mana ia bertemu Naruto. Sebenarnya ia belum terlalu yakin, tapi rasanya ia juga tidak mungkin salah orang.
"Kau sudah bertemu dengannya? Di mana? Bagaimana keadaannya?" desak Shikamaru yang ingin mendengarkan cerita lebih lanjut.
"Di Yokohama, tepatnya di perusahaan yang dijalankan oleh kakak sepupu mantan kekasihku. Sepertinya ia bekerja di sana," jawab Sasuke.
"Lalu? Kau tidak menghampirinya? Menyapa atau kalau bisa sekalian meminta maaf?" tanya Shikamaru.
Sasuke menggeleng, ia mengangkat kepala dan menatap sahabatnya dengan mata sendu. "Menyapa? Tidak mungkin. Kau tahu, saat melihatku, dia langsung berteriak histeris seakan-akan aku ini adalah monster yang ingin menelannya hidup-hidup."
"Ya, kau memang monster itu. Monster yang dengan kejam sudah menghancurkan masa remajanya!" Shikamaru menyindir terang-terangan.
Sasuke mengangguk lemah. Perkataan Shikamaru benar, dirinya adalah monster itu. "Apa yang harus ku lakukan sekarang? Ayah dan ibu tidak akan memaafkan ku sebelum aku bisa membawa Naruto ke hadapan mereka. Ditambah lagi sekarang Kak Itachi sudah kembali, aku takut dia akan kecewa jika tahu adiknya adalah seorang pria bejat," ucapnya lirih.
Shikamaru menepuk pundak Sasuke. "Tidak ada jalan lain, satu-satunya cara adalah kau harus membujuk Naruto dan memohon maaf darinya. Baru setelah itu, kau bisa mempertemukan Naruto dengan ayah dan ibumu."
"Aku memang memiliki niat seperti itu, tapi mengingat jika dirinya akan ketakutan saat bertemu denganku, membuat nyaliku ciut. Aku tidak berani."
"Kau terlalu pengecut! Dia itu trauma atas perlakuan keji mu beberapa tahun lalu, dan tugas terberat untukmu yaitu mendapatkan maaf darinya. Bagaimana hasilnya nanti, setidaknya kau harus berusaha. Jika kau butuh bantuan, aku siap membantu." Shikamaru memberi saran. Ia cukup prihatin setiap kali Sai bercerita akan masalah hidup Sasuke, jadi tidak ada salahnya jika saat ini ia turun membantu. Lagi pula, di antara mereka bertiga, yang tahu masalah ini hanya dirinya saja.
"Kau sudah memaafkan ku, Shika?" tanya Sasuke. Bertahun-tahun tak saling menyapa, kini sahabatnya itu kembali seperti dulu. Ini sebuah permulaan yang bagus, karena apa... Shikamaru adalah tempat yang tepat untuk meminta pendapat. Dengan kejeniusan otaknya, masalah apapun bisa terselesaikan dengan baik. Dan ia juga berharap, masalah yang menghantuinya bertahun-tahun ini dapat terselesaikan dengan cepat.
"Sejujurnya, kau tidak memiliki kesalahan apapun padaku. Hanya saja, aku terlampau kecewa atas tindakan gegabah mu waktu itu."
"Terima kasih." Sasuke tersenyum. Kini sahabat terbaiknya telah kembali.
✨✨✨
Itachi kini berada di dalam mobilnya yang terparkir tidak jauh dari sebuah rumah bertingkat dua. Walaupun tidak mewah, tapi rumah itu terlihat indah karena ditumbuhi banyak pohon di sekelilingnya. Bunga-bunga juga tampak bermekaran menghiasi halaman rumah. Sangat asri. Ia jadi teringat akan mantan kekasihnya, wanita itu sangat menyukai bunga dan bahkan dahulu mereka sudah berencana akan membuat rumah yang jauh dari kota besar dan menanam banyak pohon juga bunga.
Ah, semua itu hanya kenangan indah yang tak akan pernah terwujud untuknya. Karena kini, wanita itu sudah membangun impiannya bersama pria lain. Ya, rumah yang dipantaunya saat ini adalah rumah mantan kekasihnya, Sakura.
Lama memerhatikan keadaan dari jauh, akhirnya Itachi bisa melihat wanita yang dulu sangat dicintainya, mungkin sampai sekarang wanita itu masih bertahta di hatinya, karena selalu ia mimpikan di dalam tidur panjangnya. Tak pernah terlupakan.
Deg
Dari balik kaca mobil, Itachi bisa melihat Sakura turun dari mobil dengan menggandeng seorang anak laki-laki dan ada anak perempuan di dalam gendongannya. Namun, yang membuat jantung Itachi berdetak tak karuan adalah ketika ia melihat anak laki-laki itu mirip dengan dirinya.
Menurut orang yang ia suruh untuk mencari informasi mengenai Sakura, mengatakan bahwa wanita itu menikah tiga tahun yang lalu, sedangkan anak laki-laki yang digandengnya saat ini terlihat berusia lebih besar, mungkin sekitar lima atau enam tahunan. Dan mengejutkannya lagi, bocah laki-laki itu sama sekali tidak mirip dengan Sakura maupun suaminya, yang ia ketahui bernama Uzumaki Nagato. Jadi, apakah itu adalah anaknya bersama Sakura? Mungkinkah Sakura tengah hamil sebelum ia kecelakaan dan tertidur panjang. Dada Itachi tiba-tiba berdentum hebat. Jika memang ia memiliki anak dengan Sakura, alangkah bahagianya dirinya. Memiliki seorang buah cinta dari wanita yang dicintainya. Walaupun tak bisa bersama, setidaknya mereka memiliki simbol yang menjadi saksi perjalanan kisah cinta mereka.
Itachi sudah tidak sabar untuk mengetahui kebenarannya. Ia langsung keluar dari mobil untuk menjumpai Sakura dan bocah laki-laki yang mirip dengannya itu. Ia tak bisa lagi menahan rasa penasaran yang bersarang di hatinya. Hari ini harus ia tuntaskan.
Bersambung
Sorry banget, lama nggak update karena sibuk banget di RL. Semoga masih ada yang nungguin😣
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby
RomanceMasa lalu yang menyakitkan, di mana seorang pemuda memperkosanya dengan kejam, membuat Naruto akhirnya memutuskan untuk menjadi seperti apa yang dituduhkan pemuda itu padanya. Penasaran? Yuk...baca😁