Bab 9. Karma

1.4K 174 18
                                    

Anime : Naruto
Rate : M
Genre : Drama, Romance, Hurt
Lenght : Chaptered

Disclaimer : This story is belong to me and Naruto always belongs to M. Kishimoto.
Warning : Familiar story, Absurd, OOC, Typos and Genderswitch.
Pic's source : Pinterest
.
.

Selamat Membaca

.
.

Di dalam sebuah kamar hotel yang cukup mewah, sepasang kekasih tengah bercumbu mesra di atas ranjang berukuran besar. Si pria menindih tubuh si wanita di bawah kungkungan kedua lengan berototnya. Baju keduanya sudah tersingkap memperlihatkan kulit putih yang tampak berkeringat.

Wanita bersurai indigo itu kembali menarik kepala kekasihnya untuk mengulangi ciuman yang memabukkan. Hinata, namanya. Seorang model yang terkenal akan kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Si pria yang tak lain adalah Sasuke pun, menikmati permainan bibir dari kekasihnya, tak lupa ia juga membalas setiap perlakuan sensual si wanita.

Permainan yang sudah berlangsung hampir setengah jam itu terhenti tatkala tangan nakal Hinata mampir di bagian pusat tubuh Sasuke yang masih terbungkus celana berbahan satin. Pria itu segera bangun dan menyugar rambutnya yang sedikit berantakan.

"Sebaiknya kita membersihkan diri terlebih dahulu, baru setelah itu beristirahat."

Perkataan Sasuke sukses membuat wajah Hinata cemberut. Padahal tadi mereka akan masuk ke permainan inti, tapi lagi-lagi Sasuke menghentikannya. Terhitung, sudah berapa kali kejadian seperti ini terjadi, dan itu selalu membuat Hinata kecewa.

"Kita mandi bersama, ya?" Hinata bangkit dari ranjang dan memeluk tubuh Sasuke. Dengan suara manjanya ia merengek pada Sasuke agar mau mandi bersama.

"Kau mandilah terlebih dahulu, aku ingin istirahat sebentar!" Sasuke berjalan ke arah sofa dan merebahkan tubuhnya di sana. Pria itu memejamkan mata.

Hinata menghentakkan kakinya kesal, kemudian berlalu masuk ke dalam kamar mandi.

"Kenapa Sasuke tidak pernah mau melakukannya denganku. Apa aku tidak terlihat menarik baginya?" Hinata memperhatikan tubuh polosnya di depan cermin besar yang ada di dalam kamar mandi. Ia sudah melepas semua kain yang tadi melekat di tubuhnya.

Ia pindai tubuhnya dengan seksama. Wajahnya tidak perlu diragukan lagi kecantikannya. Kulitnya putih, mulus dan berseri. Dadanya padat, kencang dan berukuran luar biasa. Setiap pria yang melihat pasti akan meneteskan air liur. Apalagi bagian inti tubuhnya, indah dan terawat. Kenapa kekasihnya sama sekali tidak tergiur dengan segala apa yang dimilikinya ini.

"Apa Sasuke impoten?" Pikirnya. Kemudian ia tertawa sendiri. Hal itu sangat tidak mungkin.

"Baiklah, sekarang aku harus berendam, nanti akan kulancarkan lagi godaan untuk membuat Sasuke mau menyentuhku."
.

Sasuke menatap nanar pintu kamar mandi yang baru saja tertutup. Pria itu menghela napas pelan. Ia melirik benda pusakanya yang masih tersimpan rapi di balik celana bahan yang digunakannya. Setelah kejadian malam kelam itu, keperkasaannya tidak pernah lagi bisa berdiri. Seperti apa pun bentuk godaan yang datang, tidak pernah bisa membuatnya bereaksi. Ingin sekali memeriksakan kondisinya ini pada dokter yang ahli, tapi dirinya terlalu gengsi dan juga malu. Mau ditaruh di mana mukanya jika orang tahu jika pria tampan, mapan, gagah dan macho seperti dirinya ternyata mempunyai kelemahan. Sungguh, memalukan. Kadang Sasuke berpikir, ini adalah bentuk balasan yang diberikan Tuhan karena perlakuan keji yang sudah dilakukannya enam tahun lalu pada seorang gadis yang tidak berdosa.

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang