24. Bittersweet Things To Remember

295 49 0
                                    












Happy Reading!










Samar-samar lima ketukan terjatuh tepat pada daun pintu berbahan besi berlumut itu. Seulgi yang tengah menyenderkan tubuhnya ke sofa berusia cukup tua itu juga ikut melirik ke sumber suara itu. Perempuan tersebut bangkit, cepat-cepat berjalan lantaran ingin mempersilakan orang yang berada di luar pintu untuk masuk ke dalam ruangan. Kenop pintu ditekan tidak terlalu kuat oleh Seulgi, alhasil pintu berbahan logam berkarat itu terbuka lebar dan menampakkan satu manusia berbadan tidak terlalu tinggi.

"Apa yang kamu lakukan di tempat saya? Bahkan berani-beraninya mengunci pintu ini dari dalam!" Pekikan Taeyong menggema ke seluruh penjuru ruangan itu. Raut wajahnya begitu mengatakan jika lelaki itu tidak menyukai situasi ini. Dengan dua alis saling menekuk itu, Taeyong mulai membelah ruangan itu lalu duduk di salah satu bangku yang berhadapan dengan layar-layar komputer.

"Apa yang terjadi kepadamu tadi? Kenapa kamu tidak mengangkat panggilanku?" Seulgi menyahut, perempuan itu langsung menghampiri Taeyong tanpa diharapkan.

"Ada sedikit kendala tadi. Tuan Jung tiba-tiba mencekik seseorang, dan orang itu adalah seorang pemagang baru, Mark Lee. Untung saja Tuan Jung tidak mencekik Mark sampai kehabisan napas." Isi benak Taeyong berkelana kembali ke beberapa waktu silam. Memikirkan kejadian itu membuat lelaki tersebut tersenyum paksa, masih tidak percaya akan apa yang terjadi. Kejadian yang telah melibatkan Mark dengan Tuannya sungguh mengagetkan dan tidak diduga bagi dirinya sendiri. Bukan Jaehyun saja yang berperilaku seperti itu kepada Mark, tetapi Lee Miran juga. Sebenarnya, masalah apa yang terjadi di antara mereka?

Seulgi hanya memberi anggukan kecil, tidak terlalu tertarik perihal masalah ini. Pandangannya berputar ke arah layar televisi yang tengah menyala di ruangan ini. Mereka tengah menyiarkan sebuah peristiwa yang terjadi di Guangzhou, melibatkan beberapa penyerangan dan ledakan pada mobil. Kendati begitu, dilaporkan tidak ada korban yang terluka ataupun tertembak kala itu. Pihak kepolisian juga belum menemukan dalang di balik semua ini.

"Mereka sungguh gila saat itu." Seungyoun membuka suara sembari memakan sekantong keripik kentang. Kepalanya berhenti mendongak ke atas, dan kini manik berbinar-binarnya itu tiba-tiba berada pada Taeyong lalu berganti ke Seulgi. "Bagaimana kalian bisa mengetahui bahwa Zhang Yixing adalah saudara tiri dari Tuan Jung? Apa kalian memiliki kemampuan untuk meramal sesuatu seperti tokoh di drama yang aku tonton tadi pagi?"

"Dengan menyadap ponsel Jisoo. Taeyong membongkar isi percakapan mereka berdua di dalam ponsel itu, sekaligus pembicaraan mereka di sambungan telepon." Seulgi menjawab dengan santai namun Taeyong tampaknya sedang gelisah akan sesuatu. Entah apa yang dipikirkan oleh Taeyong, tetapi lelaki itu tidak pernah berhenti mengigit kuku dari ibu jarinya. Perempuan itu beberapa saat sempat tercekat di tempat ketika melihat pergerakan itu, tampaknya ada barisan-barisan kalimat yang hendak keluar dari mulut lelaki bertubuh jangkung tersebut.

"Aku jadi penasaran akan sesuatu. Kira-kira, kenapa Zhang Yixing ingin sekali melukai Tuan Jung?" Taeyong menghentikan aktivitasnya, manik legamnya menilik ke Seulgi yang kini menjatuhkan pandangannya kepadanya.

Seulgi bergegas berjalan mendekati kembarannya itu, perempuan tersebut mengambil beberapa kesempatan untuk mencuri beberapa lembar keripik kentang tatkala lelaki itu sempat menengadah kepalanya ke atas, hendak melihat layar televisi lagi. Mengenai pertanyaan Taeyong tadi, wanita bersurai panjang itu jadi menyenderkan punggungnya ke tembok lalu menerka-nerka atas topik tersebut di dalam kepalanya. "Yixing adalah anak pertama dari Jung Jaeho. Dia merasa jika dialah yang pantas untuk menduduki kedudukan Tuan Jung sekarang. Mungkin ... itu adalah alasannya?"

PRE-DESTINED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang