Happy Reading!Tidak mempercayai apa yang terjadi, Jung Jaehyun memutuskan untuk pergi ke Sokcho dan memasuki salah satu ruangan rahasia, di mana para ilmuwan-ilmuwan melakukan proyek gila-gilaan tanpa sepengetahuan publik. Jaehyun jarang sekali mampir ke wilayah rahasia pemerintah ini, tetapi kebetulan saja Taeyong diam-diam menitipkan satu kunci logam yang akan mengantarkan pria itu ke sebuah ruangan sepi pengunjung di bangunan besar di sana.
Sepengetahuan pria itu, ruangan ini hanya ditempati oleh satu dari sekian banyaknya mesin waktu yang pernah diciptakan untuk suatu misi penting. Sayangnya, tiga tahun silam, proses membuat mesin waktu yang ada di ruangan ini tidak akan dilanjutkan lagi. Maka dari itu, Jaehyun akan memanfaatkan waktu seperti ini untuk diam-diam mencoba mengaktifkan mesin ini—demi mengikuti perkataan hatinya yang mendadak menyuruhnya untuk mengecek mesin tersebut.
Sebenarnya itu terjadi ketika Jaehyun kehabisan kalimat selepas membaca buku itu. Jadi, apa yang dikatakan oleh buku itu adalah sebuah pencerahan akan apa yang terjadi kehidupan masa lalunya? Di mana perempuan bernama Lee Miran adalah seseorang yang pernah terlibat dalam hidupnya kala itu, dan merupakan insan yang menyebabkan kematian pria itu di kehidupannya dahulu kala. Dan selama ini, mimpi Jaehyun tentang menjadi Putra Mahkota di sebuah kisah yang mirip dengan cerita perempuan dielu-elukan adalah kenyataan?
Jaehyun yang selama ini selalu merasa bersalah ketika memikirkan tentang mimpinya yang menjadi Lee Yong—yang sudah seenaknya membunuh orang-orang tak bersalah. Ternyata, Jaehyun bukan hidup sebagai seseorang yang kejam seperti itu tetapi pria itu hidup sebagai seorang pangeran yang memiliki hidup tragis dan mati di tangan kakaknya sendiri.
Tatkala mendapatkan fakta itu, Jaehyun memutuskan untuk tidak memihak siapapun di kala kisah tragis itu terjadi. Lagi pula, bukankah itu terjadi di kehidupan mereka yang dulu? Menurutnya, apa gunanya apabila dibawa kembali ke kehidupan baru ini?
Jaehyun tidak ingin bermain bersama isi benaknya lagi dan mulai menyusuri ruangan tersebut. Embusan semilir angin meniup parasnya. Menginjak kedua kaki panjangnya pada marmer bernuansa putih gading, indra penglihatan Jaehyun mendeteksi kabut tipis berkeliaran di dalam ruangan ini, tidak terlalu kontras dengan sekumpulan kabut putih di langit. Pandangan manik legamnya melirik ke kanan, terdapat kaca lebar yang memperlihatkan suatu tempat di bawah ruangan ini secara leluasa.
Anak-anak tangga di dekatnya akan mengantarkannya ke lantai bawah, yang terdapat tempat di mana mesin-mesin dan peralatan berhamburan ke mana-mana. Mereka memang benar-benar telah meninggalkan tempat ini sehingga tak ada seorang pekerja pun yang ingin membereskan sisa-sisa peninggalan barang itu.
Jaehyun tidak memakan waktu lebih lama untuk segera turun dari beberapa anak-anak tangga terbuat dari besi itu. Dua sorot matanya tak berlama-lama terikat dengan satu-satunya mesin berbentuk lingkaran, terlebih itu adalah suatu mesin yang terlalu menarik perhatian manusia. Langkah Jaehyun membelah ruangan tak berpenghuni itu, sembari melirik kanan dan kiri, menaruh perhatiannya sekilas kepada kabel-kabel rusak yang tertinggal mengalasi lantai ini.
Layar-layar komputer membentuk formasi rapi di atas meja panjang, tepat tidak jauh dari hadapan mesin berbentuk lingkaran itu. Papan ketik dan segala tombol-tombol di sana telah mengumpulkan debu-debu tebal, dapat mendeskripsikan bahwasanya sudah lama sekali semenjak orang-orang mengurusi ruangan ini. Jaehyun akhirnya menarik satu tuas berwarna merah tua di dekat dengan tombol berwarna-warni di sana.
Tidak terjadi apa-apa. Jaehyun sepertinya salah menaruh ekspektasi untuk tuas itu, karena pria itu berharap akan ada cahaya biru terang yang keluar dari mesin tersebut. Tetapi tak disangka-sangka, satu laci di meja panjang itu terbuka tiba-tiba. Jaehyun pasti tidak ingin melewati kesempatan ini, dia tergesa-gesa mencoba menganalisis apa yang ada di dalam laci tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRE-DESTINED ✓
FanficKetika dua insan dipertemukan melalui takdir meskipun berasal dari dunia yang berbeda. Mereka tetap berasal dari planet seperti Bumi, namun kedua Bumi yang mereka tinggali itu berbeda semesta. Tentu saja, ini yang dinamakan sebagai dunia paralel. Ki...