-Happy Reading-[Now Playing - Deja Vu By NU'EST W]
Derapan langkah pada aspal abu-abu trotoar dapat didengar oleh Miran. Jaehyun tergesa-gesa merengkuh tubuh kecilnya dengan kedua lengan kokohnya, mengunci pergerakan tubuh Miran nantinya. Napas berat Jaehyun akibat berlarian saat menghampiri Miran menyapa telinga perempuan itu. Sebenarnya, apa yang sedang dilakukan oleh Jaehyun sekarang? Miran terkadang merasa aneh jika dia seperti ini.
"Kamu tidak boleh tersakiti olehnya lagi."
Jaehyun masih mengatakan itu dalam situasi dirinya yang belum mengaturkan napasnya. Setelah beberapa menit berjalan dengan keriuhan yang sedang terjadi di belakang. Sontak, bunyi setruman sangat jelas mengagetkan telinga kedua insani yang berpelukan untuk tidak melihat pria tua yang tergeletak itu, telah menjadi mayat.
Mereka menggunakan stun gun untuk menyentrum ke wartawan itu. Jika diamati baik-baik, ada getaran hebat yang terasa sesaat stun gun itu sudah menyentuh permukaan kulit perampok Lee Miran. Mungkin itu bukan stun gun biasa, bisa saja menjadi senjata baru dengan kecanggihan peradaban ini.
Kegelisahan tercetak pada wajah Jaehyun. Pria berbalutan setelan formalnya segera mengisyaratkan para pengawalnya untuk menyingkirkan tubuh tak bernyawa itu dari pandangannya. Jaehyun tidak ingin Miran melihat apa yang terjadi sebenarnya, berharap perempuan itu tidak mengetahui bahwa pria berparuh baya yang tergeletak itu tidak hidup lagi.
Miran membalikkan tubuh kecil seraya matanya tertuju pada perampok yang menahan rasa sakitnya berasal dari stun gun digunakan oleh para pengawal berbadan tinggi besar. Bibir wartawan itu bergetar, merasakan betapa tubuhnya sudah tidak ada tenaga untuk melawan.
Penutup wajah pada perampok Lee Miran telah dibuka. Sekarang, Miran akhirnya bisa melihat wajah tersebut secara langsung. Inilah wajah yang sudah dijahit berkali-kali agar merubah segala struktur wajah itu, terdapat banyak bekas cakaran seseorang pada pipinya.
Jaehyun hendak mendekati wartawan itu. Pergerakan lambatnya seakan mendeskripsikan bahwa dia tidak terlalu ingin menghampiri Wartawan Lee Miran. Kini, kedua lengan wartawan itu ditahan oleh satu pengawal, maka dirinya duduk berlutut menghadap Jaehyun yang sedang menjatuhkan pandangannya pada dirinya.
"Apa kamu ingat bahwa kamu adalah giliran yang terakhir?"
Jaehyun tidak tergoyah sekalipun dengan perkataan itu, hanya terdiam sesaat dan takkan mengatakan selontar perkataan kepada perampok atau wartawan itu.
Samar-samar, Jung Jaehyun teringat akan kejadian yang pernah terjadi berkaitan dengan wartawan itu sekitar dua tahun yang lalu. Pria yang sekarang tengah berjabat sebagai Presiden Direktur itu secara tidak sengaja bertemu Lee Miran dalam kondisi yang parah. Satu per satu orang yang ada di tempat kejadian, mereka semua telah dibunuh oleh perampok itu, hanya tersisa Jaehyun.
"Ingat, 'kan?" Wartawan itu kembali bersuara lagi. Kali ini, suaranya lebih bergetar dari kalimat sebelumnya. "Maka tunggulah. Giliranmu akan datang."
"Bawa dia ke tahanan sekarang."
Para pengawal mendorong Lee Miran ke mobil van berwarna hitam yang dipakirkan tidak jauh dari mereka. Tapi sebelum mereka pergi sepenuhnya, wartawan itu sempat menatap tajam kepada Miran yang berdiri sebelah Jaehyun.
![](https://img.wattpad.com/cover/223700420-288-k330089.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PRE-DESTINED ✓
Fiksi PenggemarKetika dua insan dipertemukan melalui takdir meskipun berasal dari dunia yang berbeda. Mereka tetap berasal dari planet seperti Bumi, namun kedua Bumi yang mereka tinggali itu berbeda semesta. Tentu saja, ini yang dinamakan sebagai dunia paralel. Ki...