26. They Called It As The Destruction Of Everything [2]

251 51 0
                                    














Happy Reading!











Kesakitan memenuhi kepala Jaehyun seketika. Tubuh pria itu mendadak berlutut kesakitan ke lantai, tangannya beringsut menyentuh bagian yang terkena satu pelor. Sebuah peluru telah menyentuh bahu kirinya dan kepalanya terasa begitu pusing tanpa alasan. Jaehyun tentu merasakan darah merah pekat yang tidak berhenti keluar dari lengannya itu. Dua netra muram itu masih bertahan untuk mencari-cari pelaku di balik semua ini. Iris mata itu menangkap sesosok pria muda yang berjalan mendekati posisinya.

"Sudah lama kita tidak bertemu, Jung Jaehyun. Bagaimana kabarmu sekarang? Aku dengar... kau dicampakkan oleh tunangan kesayanganmu sendiri. Apa itu benar?" Zhang Yixing tampak melebarkan dua tangannya, seakan-akan ingin memeluk Jaehyun. Pistol yang digunakan untuk menembak pria itu masih berada di genggaman tangan Yixing dengan erat. "Kenapa kau terlihat kesakitan? Padahal aku hanya menembak di bahumu saja, seharusnya tidak begitu menyakitkan."

Tiba-tiba, alat yang terpasang di telinga Yixing bernyala. Tampaknya, Mirae sedang berusaha untuk berkomunikasi dengannya. "Apa kamu pernah mengatakan bahwa sistem keamanan di seluruh gedung ini akan mati?" Tak lama dari momen itu juga, Mirae melontarkan kalimat yang membuat Yixing sontak membeku di tempat. "Sistem keamanan ruang kontrol ini sepertinya masih menyala, dan kartumu tidak berguna sama sekali. Karena kamu telah menyulitkanku, kamu wajib menambahkan bayaranku lagi. Bagaimana, Zhang Yixing?"

Kelopak mata Yixing berkedip, terheran-heran. Laki-laki itu mendadak menyadari bahwa dirinya telah dibodohi oleh perkataan pekerja itu. "Sialan! Berani-beraninya orang itu membohongiku! Dia mengatakan bahwa kartu sialan itu digunakan untuk memasuki ruangan itu!"

Garis rahang Jaehyun tercetak jelas di rupanya ketika mendengar itu, Yixing telah berhasil membuat suasana hatinya kian memburuk. Gertakan giginya terdengar, pria itu merasa geram bukan main. Tangannya terkepal erat, pria itu pun melayangkan sebuah tonjokan di pipi kiri Yixing.

Terdapat luka lebam di sudut bibir kiri Yixing. Jemari laki-laki itu bergerak untuk menyentuh bagian yang terkena tonjokan itu, sempat membuang napas singkat lantaran masih tidak percaya dengan perilaku Jaehyun silam. Tidak mau berlama-lama lagi, laki-laki itu mengangkat senjata mematikan itu, kemudian diarahkan tepat pada netra Jaehyun. "Kau akan mati di tanganku hari ini. Jadi, jangan heran jika tiba-tiba akan ada artikel yang mengatakan bahwa Zhang Yixing akan menjadi presdir Louisanne Group setelah kematian Jung Jaehyun."

Jaehyun mengganguk pelan sembari masih setia memegang bahunya yang terluka. "Baiklah, coba tarik pelatuk itu. Tetapi, jangan menangis jika Anda tidak menemukan artikel itu setelah membunuh saya hari ini. Sebagai gantinya ... yang ada seorang Zhang Yixing ditangkap polisi dan dimasukkan ke dalam penjara karena telah membunuh Presdir dari Louisanne Group. Bagaimana?"

"Tutup mulutmu, Brengsek!" Sahutan itu keluar dari mulut Yixing, tampaknya lelaki itu merasa tersinggung dengan kalimat yang baru dilontarkan oleh Jaehyun. Dia membuang pandang ke berbagai penjuru di ruang konferensi sepi ini. Buncahan-buncahan rasa amarah telah cepat memenuhi tubuhnya. Lelaki yang merasa murka itu akhirnya menarik kerah Jaehyun, memberi tatapan sengit kepada adik tirinya itu. Satu tangannya mendadak memukul keras pada satu sisi wajah Jaehyun, Yixing tampaknya terlampau tidak bisa menahan letupan-letupan kemurkaan di dalam dirinya ini. "Jangan berani-beraninya mengatakan itu kepadaku!"

Sudut bibirnya ikut terluka, serupa dengan apa yang dimiliki Yixing. Jaehyun memberi senyuman tipis, lebih bermaksud sarkas kepada lelaki muda itu. Berurusan dengan manusia gila seperti Yixing adalah suatu hal yang melelahkan, pikir Jaehyun. "Jika Anda memang ingin membunuh saya demi kedudukan ini, lakukanlah secara diam-diam dan pastikan tiada seorang pun yang melihatnya, Zhang Yixing. Kalau sudah seperti ini, jangan mencoba untuk berharap apa pun lagi."

PRE-DESTINED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang