14. Perhatian Kecil

72.3K 7K 287
                                    


Happy Reading
Tandai Typo





Hari ini Tesa tak membawa bekal seperti biasanya. Nafsu makannya sedang menurun. Waktu sarapan tadi pagi hanya dengan segelas susu dan roti. Melihat berbagai lauk yang ada di meja makan malah membuatnya mual.

Sekarang hanya ada dirinya sendiri di kelas ini. Deswita sudah ke kantin sekitar lima menit yang lalu. Kalau menyusul temannya kesana seorang diri, ia malu. Karena jarang sekali Tesa ke Kantin.

Namun perempuan itu ingat jika sekarang ada calon bayinya, ia tak boleh egois. Akhirnya Tesa memutuskan untuk menyusul, tapi sebelum itu ia mengambil uang di tasnya terlebih dahulu. Ketika dirinya sibuk merapikan kembali resleting tas miliknya, tiba-tiba temannya itu sudah kembali ke kelas.

"Tesa." Panggil gadis itu. Yang dipanggil pun menoleh.

"Kenapa?"

"Astagaa, ada apa lo sama kak Kean? Sampe dia nyariin didepan." Deswita bertanya dengan heboh dan penasaran.

Seketika matanya membulat, tapi ia berusaha untuk biasa saja. "Ngaco kamu, masa dia nyariin aku." Ucapnya mencoba untuk menyangkal.

Hingga salah satu teman sekelasnya ikut memberitahukan sesuatu.

"Tesa, lo disuruh keluar sama kak Kean tuh."

Tangannya semakin dingin. Kenapa Kean malah ke sini, batinnya. Dengan langkah pelan ia keluar kelas.

°°°°°°

Setelah bel berbunyi, Kean langsung menuju ke kantin. Ia tahu jika Tesa hari ini tak membawa bekal, jadi dirinya berinisiatif untuk membelikannya makanan.

Ketika ia berjalan di koridor kelas XI banyak siswi saling berbisik satu sama lain. Dan salah satunya yang yang terdengar jelas di kupingnya adalah ini.

Kak Kean ngapain kesini?
Jelas mau nyamperin gue itu

Sesampainya di depan kelas yang ia tuju, berbarengan dengan Deswita. Tanpa ragu Kean bertanya ke gadis itu.

"Kenal Tesa?" Tanyanya.

"I-iya, ada apa ya kak?" Jawab gadis itu gugup. Siapa coba yang tak gugup, jika tiba-tiba ada kakak kelas yang notabenenya cucu dari pemilik yayasan plus ganteng bertanya padamu.

"Tolong panggilin, suruh keluar bentar." Tanpa menjawab apa-apa gadis itu berlari masuk ke kelas.

Tak lama seseorang yang di cari keluar. Laki-laki itu menyodorkan paper bag yang berisikan makanan dan air mineral.

"Dimakan, lo ga bawa bekal kan?" 

Tesa hanya bisa mengangguk. Itu sebabnya karena banyak pasang mata yang melihat ke arahnya. Terutama mata para kaum hawa. Dia merasa tak nyama sekaligus takut. Takut jika nanti menjadi bahan cibiran.

Kean menyadari jika perempuan dihadapannya itu merasa tak nyaman, terlihat dari gelagatnya. Ia pun memutuskan untuk kembali ke kelas. Sebelum kembali melangkah, Kean mendekatkan dirinya ke Tesa dan membisikkan sesuatu ditelinga kirinya.

"Jangan lupa dimakan, nanti kasian dedek nya." Setelah mengatakan itu Kean langsung pergi.

Sedangkan Tesa masih mematung di tempat, nafasnya masih tercekat. Jantungnya berdegup kencang. Guna menghindari tatapan sinis dari para siswi, dengan buru-buru dia masuk ke kelas. Mungkin itu salah satu fans nya Kean.

✿✿✿

Bel pulang telah berbunyi para murid sudah berhamburan keluar kelas. Begitupun dengan Tesa, dia sedang berjalan di koridor seorang diri karena Deswita ada ekskul PMR. Dia mempercepat langkahnya karena banyak pasang mata yang memandang kearahnya. Ini pasti gara-gara Kean menemuinya tadi.

Ketika ampai di samping parkiran tiba-tiba ada yang mencekal tangannya. Tesa langsung menoleh ke arah orang itu.

"K-kean."

"Mau kemana? Jalannya jangan cepet-cepet ntar jatoh." Cecar laki-laki itu.

"Pulang." Jawab Tesa.

"Bareng gue." Perempuan itu langsung melihat ke sekitar dan masih banyak murid. Dia menggelengkan kepalanya.

"Aku naik bus aja, lagian ini juga masih ramai." Jelas perempuan itu dengan pelan.

"Kenapa harus takut?"

"Nanti kamu malu kalo mereka liat aku pulang bareng sama kamu."

"Gue gak malu. Udah ayo, katanya mau ke dokter." Tanpa menunggu persetujuan, Kean langsung menarik tangan perempuan itu menuju mobilnya.

Disaat akan membuka pintu mobil tiba-tiba ada yang memanggil Kean.

"Kean! Kamu mau pulang kan?" Tanya sorang gadis yaitu Amanda. Dibelakangnya ada Faishal dan Aril.

"Iya." Jawab Kean dengan wajah datar. Seketika Amanda tersenyum senang.

"Aku ikut kamu ya." Belum juga dirinya mengizinkan atau tidak, gadis itu sudah masuk ke dalam mobil.

Ia menghela nafasnya sebentar lalu melihat ke arah Tesa. Perempuan itu terlihat bingung.

"Lo duduk dibelakang nggak apa-apa kan?"

"Iya nggak apa-apa." Jawab Tesa dengan senyum manisnya. Lalu dia juga masuk ke dalam mobil.

Melihat pemandangan itu, Aril pun bersuara "Sabar bro."

Dibalas anggukan oleh Kean.

"Gue balik duluan." Setelah itu ia langsung masuk ke dalam mobilnya. Dan mobil hitam itu mulai melaju meninggalkan sekolah.

Sambil mengamati kepergian mobil Kean, Aril bersuara kembali. "Kelihatannya Amanda masih suka sama tuh anak."

"Sepemikiran." Jawab Faishal.

"Dia kan belum tau kalo Kean udah married."

"Cepat atau lambat Amanda pasti tau." Ucap Faishal sambil memainkan kunci di tangannya.

"Dan gue gak bisa bayangin gimana reaksinya Amanda."

Faishal menghela nafasnya dan berjalan menuju ke mobilnya. "Kalo masih mau bengong gue tinggal."

Dengan tergesa Aril segera berlari ke arah mobil Faishal dan masuk. Selanjutnya mobil itu juga melesat pergi. 




TBC

Terimakasih sekali 💙🌷

My Cool Husband [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang