25. Ngidam Part 2

69.5K 7K 628
                                    


Happy Reading
Tandai Typo




Tesa baru saja membersihkan piring kotor di wastafel. Mengingat kejadian tadi malam membuat hatinya berdesir aneh. Walaupun hal itu bukan yang pertama, tapi ia tetap merasa gugup. Disela-sela lamunannya, ia dikagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Kenapa bengong, hm?" Tanya Kean. Kepalanya diletakkan di pundak kanannya. Ia merinding ketika merasakan deru nafas Kean menerpa lehernya.

"Gapapa, kok." Jawabnya sedikit gugup.

Kean melepaskan pelukannya, lalu membalikkan badan Tesa untuk menghadap ke arahnya.

"Lo nggak pengen sesuatu?"

"Pengen apa?" Tanyanya balik.

"Ya apa gitu, kali aja lo pengen sesuatu tapi nggak berani ngomong."

Tesa terdiam beberapa saat, memilih apa yang mungkin sedang ia inginkan. Lalu tiba-tiba muncul nama makanan berkuah nan pedas yang sangat identik dengan kerupuk.

"Boleh beli seblak?"

Cowok itu mengangguk, Tesa pun tersenyum senang lalu ia berujar lagi. "Tapi yang pedes ya, level tiga."

"Nggak, level satu aja."

"Yahh, tapi pengen yang level tiga, boleh yaaa." Pinta Tesa dengan menunjukkan puppy eyes nya.

Namun yang namanya Kean tak akan luluh dengan itu. "Satu atau nggak sama sekali?"

Ia pun langsung mengangguk takut ketika mendengar suara Kean yang meninggi. Lalu ia memilih untuk mengalihkan pandangannya karena tidak berani menatap Kean.

Sadar jika perempuan di hadapannya itu takut, dia pun merasa bersalah. Lalu Kean mendekap tubuh mungil itu.

"Maaf, gue bukan bermaksud nge-bentak, tapi ini demi kebaikan kalian. Kalo terlalu pedas nanti kasian dia, Sa." Jelasnya dengan lembut.

Seketika seakan ada yang meletup-letup di hatinya. Tak urung Tesa tersenyum dibalik dekapan itu. Dalam hatinya ia berkali-kali mengucapkan maaf ke calon bayinya. Hampir saja ia membahayakan kandungannya sendiri.

"Aduh mesranya kalian, jadi teringat masa muda dulu." Celetuk Lisa sambil memperhatikan pasangan itu.

Sontak saja Tesa langsung menjauhkan diri dari Kean. Lalu ia tersenyum kikuk ke arah mama mertuanya.

"Katanya masih capek, ksini?" Tanya Kean ke Lisa.

Pasalnya mama dan papanya itu baru saja pulang tadi pagi jam lima.

"Haus, mau ambil minum."

Kean hanya mengangguk sekilas lalu fokus ke Tesa kembali. "Nggak bosen ngeliatin lantai mulu?" Tanyanya.

Dia langsung menegakkan kepalanya lagi, detik berikutnya Tesa dibuat tersipu oleh perkataan Kean. Mungkin menurut kalian itu biasa saja tapi tidak untuknya.

"Jangan nunduk terus, nanti mahkota lo jatuh."

Hanya kata-kata sederhana seperti itu saja sudah membuat hati Tesa senang buka main. Ia merasa setelah Kean mengungkapkan perasaannya tadi malam, cowok itu berubah. Jauh lebih manis, lebih perhatian, hangat dan lembut.

"Pipinya kok merah, kenapa?" Tanya Kean lalu tersenyum jail. Tesa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Jangan diledekin, malu." Ujar Tesa seperti anak kecil.

Dan itu membuat Kean terkekeh pelan, lalu dia kembali membawa tubuh mungil itu kedalam pelukannya.

"Iya sayang." Ucapan itu diikuti senyum lebar. Senyuman yang jarang dia perlihatkan.

Melihat pemandangan seperti itu, Lisa juga merasa bahagia. Senyuman putranya yang sudah lama tidak dilihatnya.

"Udah jangan di godain terus, kasian istri kamu." Peringat Lisa sambil melangkah menuju ke kamar lagi.

✿✿✿

Dilain tempat tepatnya di sebuah cafe, terlihat dua orang tengah cekcok, entah karena apa. Sepertinya cowok itu berusaha untuk menghalangi si gadis supaya tak pergi.

"Des! gue masih cinta sama Lo. Kasih kesempatan sekali lagi dan gue janji bakal berubah." Ujar si cowok berjaket biru sembari menahan pergelangan tangan gadis itu.

"Lepasin, gue gak butuh janji-janji lo itu dan ingat ini. Sampai kapanpun gue nggak akan sudi balik sama lo." Ujar Deswita dengan amarah yang memuncak.

Lalu ia pun berniat segera pergi namun lagi-lagi pergelangan tangannya di tahan oleh cowok itu. Sebut saja namanya David.

Kali ini cekalan nya lebih erat. "Gue bilang lepas! Jangan ganggu hidup gue!" Teriak gadis itu sambil memberontak untuk melepaskan tangannya.

"Nggak! Sebelum lo balik sama gue, gue gak akan berhenti ganggu hidup lo."

Karena sudah tidak ada tenaga untuk melawan, akhirnya Deswita berhenti memberontak. "Tolong lepasin, gue mau pulang." Ucapan lemah. Pertahanannya mulai runtuh.

Entah pertolongan dari mana, tiba-tiba ada seseorang yang menarik Deswita sehingga cekalan itu terlepas.

"Jangan kasar sama cewek."

°°°°°°

Entah ada apa, tiba-tiba saja Amanda datang ke rumah Kean.

"Tante kapan pulang?" Tanya gadis itu.

"Tadi pagi, kamu kesini sama siapa?" Jawab Lisa.

"Sendiri Tan, soalnya habis pergi sebentar terus sekalian aja mampir ke sini."

Lisa pun mengangguk-angguk lalu mempersilahkan Amanda duduk.

"Kok sepi, Om sama Kean kemana Tan?" tanya Amanda.

"Om Bram langsung ke kantor lagi karena ada meeting mendadak, kalau Kean pergi katanya mau beli seblak atau apa gitu."

"Seblak?" Lisa mengangguk.

Seketika ada sesuatu yang membakar hatinya. Gadis itupun berusaha menetralkan emosinya. Lalu tanpa pikir panjang dia menanyakan sesuatu yang seharusnya tidak pantas untuk diungkapkan.

"Apa tante yakin itu anaknya Zeo?"






TBC

Halo, bertemu kembali kita 🌷💟

My Cool Husband [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang