•
Happy Reading
Tandai Typo
•Netra itu mengrejap-rejap pelan untuk menyesuaikan cahaya yang berasal dari lampu tidur. Setelah kesadarannya terkumpul, Tesa baru merasakan jika ada sesuatu yang menimpa perutnya. Ia sedikit melirik ke bawah, kemudian sembari menetralkan degup jantungnya tangan mungil itu berusaha memindahkan lengan Kean dengan hati-hati.
"Lima menit." Tiba-tiba Suara serak itu menginterupsi.
Tesa menelan ludahnya, sebisa mungkin perempuan itu berusaha untuk memejamkan matanya kembali. Lalu beberapa menit kemudian jam sudah menunjukkan pukul 05.05 pagi. Ia harus bangun.
"Kean bangun." Ucapnya pelan.
Cowok itu langsung melepaskan pelukannya dan balik memunggungi Tesa. Melihat hal itu membuat sang empu berkerut heran.
Tesa pun beranjak dari tempat tidur lalu ke toilet untuk mandi. Tak lama kemudian perempuan itu kembali dan sudah berganti pakaian. Setelah mencepol asal rambutnya, ia keluar kamar untuk menuju ke bawah.
°°°°°°
Seminggu ke depan orang tua Kean tidak berada di rumah, Bram ada proyek di Yogyakarta sementara Lisa harus ikut dengan suaminya itu. Tadi pagi setelah sarapan mereka langsung ke bandara. Kini hanya ada Kean, Tesa dan beberapa ART disana.
Tesa terduduk di sofa ruang keluarga, pikirannya melayang ke Kean. Setelah sarapan dia hanya menatap sekilas kerahnya, ia jadi merasa canggung. Apa dirinya membuat kesalahan?
Berulang kali memikirkan apa kesalahan yang ia perbuat, akhirnya Tesa memberanikan diri untuk menemui Kean yang berada dikamar.
Di sana cowok itu sedang duduk di sofa dan mata fokus ke ponsel. Dengan langkah pelan ia berjalan kearah dia disana.
"Kalo aku ada salah, aku minta maaf." Ucapnya.
Mendengar pernyataan barusan, dia mengalihkan pandangan dari ponsel dan menatap kearah Tesa.
"Kenapa?" Tanya Kean kurang paham.
"Kamu diem aja dari tadi, aku jadi bingung. Apa gara-gara tadi pagi kamu ke ganggu tidurnya?"
Kean menarik sudut bibirnya tipis. Memang dirinya seperti ini kan, tidak suka banyak bicara. Kenapa perempuan disebelahnya ini jadi berpikir seperti itu.
Lalu terbesit ide dipikirannya. Mungkin sedikit menjahili Tesa tidak apa-apa kan.
"Lo mau gue maafin?" Tanyanya. Perempuan itu mengangguk cepat.
"Turuti perintah gue."
"Apa?" Tanya Tesa polos.
Telunjuknya mengarahkan ke pipi kanannya. Seketika mata Tesa melotot dan berkedip-kedip berulang kali. Shit, itu dimata Kean terlihat sangat menggemaskan.
"Kalo ga mau yauda-"
Dengan gerakan secepat kilat, bibir mungil itu mendarat di pipi kanannya. Setelah itu Tesa langsung ngibrit keluar kamar.
Ditempatnya Kean masih diam mematung. Tangannya merayap ke dada sebelah kirinya. Sial, kenapa jadi seperti ini. Padahal niatnya hanya ingin menjahili Tesa. Ternyata perempuan itu benar-benar melakukannya.
Kecupan sekilas tadi masih sangat terasa.
✿✿✿
Langit siang berganti dengan langit sore. Saat ini Tesa sedang sedikit membersihkan ruang keluarga. Tangannya menata ulang majalah yang berada diatas meja. Kean yang kebetulan berada di tangga, langsung menghampiri perempuan itu dan meraih sapu yang tergeletak dilantai.
"Siapa yang nyuruh bersih-bersih?"
Dia menggelengkan kepalanya, "Aku bosen."
"Biar bibik." Lalu Kean mengembalikan sapunya ke belakang. Tesa mengekori cowok itu.
"Kamu mau makan apa?"
Belum juga Kean membuka suaranya tapi bel rumah berbunyi. "Aku aja yang ke depan." Lalu Tesa pergi dari sana.
Sesampainya di depan dia membuka pintu dan terkejut ketika tahu siapa orang yang akan bertamu.
"Kean ada kan?" Tesa belum menjawab apa-apa bahkan ia belum mempersilahkan masuk, tapi orang itu langsung masuk begitu saja. Tesa menghela nafas sabar, setelah menutup pintunya dia menyusul ke dalam.
Kean yang sedang duduk di kursi pantry langsung menoleh saat mendengar suara yang tak asing di kupingnya.
"Manda, ngapain?" Tanya Kean, melihat orang itu berjalan kearahnya.
"Ada titipan dari Mami buat tante Lisa." Ujar Amanda.
Cowok itu lalu meraih paper bag yang diletakkan diatas meja pantry. Gadis itu pun ikut duduk di sebelah Kean.
"Lusa kamu dateng ya ke acara party ku."
"Dimana?"
"Nanti lokasi sama jam-nya aku chat."
Kean mengangguk yang membuat Amanda tersenyum senang."Oh iya, om Bram sama tante Lisa kemana, Kok dari tadi nggak kelihatan?"
"Jogja."
"Ke nenek kamu?"
Kean menggeleng. "Ada proyek."
"Ohh."
"Kalo gitu aku pulang dulu deh, jangan lupa lusa dateng." Ujar Amanda mengingkatkan, kemudian bangkit dari duduknya. Namun tiba-tiba saja gadis itu tersandung sesuatu. Belum sampai tubuh itu menyentuh lantai, Kean sudah menangkapnya.
"Ceroboh." Ujar Kean datar.
"Hehe, sorry." Cowok itu tidak merespon apapun. Amanda tersenyum senang, rencananya berhasil.
Sementara itu Tesa sedari tadi diam dan mendengarkan obrolan Kean dan Amanda. Bukannya menguping, tapi memang obrolan mereka terdengar olehnya. Dihatinya ada sedikit rasa tak rela ketika melihat mereka disana.
Lamunannya pun buyar ketika suara berat itu memanggilnya.
"Tadi lo nawarin gue makan apa?"
Tesa mengangguk mengiyakan.
"Tumis jamur."
Dia pun berjalan kearah kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Tangannya mulai sibuk meracik bumbu-bumbu.
Dari tempatnya, Kean menatap pemandangan itu dengan tenang. Mungkin hari-hari berikutnya melihat hal seperti ini akan manjadi salah satu yang harus ia biasakan.
TBC
Terimakasih 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband [REVISI]
Novela Juvenil⚠︎ TAHAN EMOSI ⚠︎ Bagaimana jika kalian dituntut untuk bertanggung jawab padahal tak membuat kesalahan apapun. Itu yang dialami oleh Keano Sanjaya. Karena keadaan ia diharuskan menikahi gadis yang tengah hamil dan itu merupakan perbuatan adiknya sen...