•
Happy Reading
Tandai Typo
•Setelah sekitar lima belas menit dalam perjalanan, mobil Kean sampai di depan sebuah rumah mewah berarsitektur Eropa. Belum ada yang turun dari mobil itu.
"Jadi berita tentang kamu nikah bener." Ucap Amanda. Entah itu pertanyaan atau pernyataan.
"Lo udah tau?" Tanya Kean.
"Iya, waktu itu ada orangnya Papi yang ngasih tau aku." Kean hanya mengangguk.
"Mau mampir enggak? Mami nanyain kamu." Tangan gadis itu tiba-tiba merangkul lengannya.
"Lain kali, gue titip salam."
"Yaudah deh, makasih Kean udah nganterin aku." Ujar Amanda dengan nada manja.
"Hm." Jawabnya.
Sebelum keluar, Amanda menolehkan kepalanya ke kursi belakang. Jangan lupa di sana ada Tesa yang sedari tadi menjadi saksi dua manusia dihadapannya itu.
"Eh ada lo, lain waktu kita kenalan ya." Lalu tersenyum sinis ke Tesa. Dan senyuman itu hanya Tesa yang mengetahui. Kemudian setelah itu turun dari mobil.
Namun Kean tak langsung menjalankan mobilnya. Ia melirik kearah spion yang mengarah ke kursi belakang. "Pindah sini." Ujarnya.
"Hah?" Jawab Tesa bingung.
"Ck! Pindah depan, gue bukan sopir lo."
Dengan segera dia berpindah ke kursi depan, di samping Kean. Tanpa disadari oleh Tesa, ia tersenyum tipis. Setelah selesai memasang seat belt nya mobil hitam itupun melesat pergi.
°°°°°°Masih dalam perjalanan, Kean menolehkan kepalanya ke samping. Di sana terlihat jika Tesa sedang melamun.
"Mikirin apa lo?"
"Enggak mikirin apa-apa."
Tapi sebetulnya itu hanya alibi saja. Tesa masih kepikiran dengan gadis tadi. Sepertinya Kean dan gadis itu sudah akrab. Terlebih membicarakan tentang Maminya. Pasti hubungan keduanya dulu sudah sangat dekat. Memikirkan tentang itu membuat kepalanya berdenyut. Tesa pun memilih bertanya hal lain.
"Kita langsung ke dokter?"
"Iya."
"Nggak ganti baju dulu?"
"Sekalian aja biar gak bolak-balik."
"Tapi--" Belum Tesa melanjutkan ucapannya, namun laki-laki itu sudah menyelanya terlebih dahulu.
"Nurut, Sa."
Seperti biasa, dengan kalimat andalannya itu Tesa langsung tak berani untuk membantahnya lagi.
✿✿✿
Berhubung hari sudah semakin sore, setelah periksa Kean dan Tesa langsung pulang. Supaya Lisa tidak khawatir seperti waktu lalu.
Tak lama mobil hitam itu sampai di rumah. Keduanya turun bersamaan, tapi lagi-lagi perempuan itu melamun.
"Kalo jalan itu lihat jalannya." Ucap Kean.
Tesa hanya tersenyum kecil. Kemudian melanjutkan langkahnya kedalam rumah. Sampai mereka di ruang TV, di sana ada Lisa tengah menonton tayangan masak-masak. Wanita itu langsung mengalihkan pandangannya kala mendengar salam.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Jawab Lisa lalu tersenyum lembut.
"Kalian dari mana? Tumben agak telat pulangnya?"
Laki-laki itu melempar pandang ke Tesa. Bermaksud supaya dia yang menceritakan ke Mamanya.
"Ke atas dulu." Pamitnya.
Lisa berganti menatap Tesa."Darimana sayang?"
Dia pun duduk di samping Mama mertuanya. "Aku sama Kean habis dari dokter, Ma."
Wanita itu langsung mengecek seluruh badannya. "Kamu nggak kenapa-kenapa kan? Ada yang sakit?"
"Aku nggak kenapa-napa. Tadi cuma cek kandungan aja."
Lisa langsung bernafas lega dan tersenyum. "Hasilnya apa?"
"Janinnya sehat, usianya baru empat minggu. Sama..." Tesa menjeda ucapannya.
Lisa mengangkat sebelah alisnya pertanda bertanya apa?
"Sama aku disuruh perbanyak makan sayuran sama buah-buahan."
"Kalo gitu kamu ke kamar sana, biar nanti Mama yang belanja apa yang kamu butuhin." Ujar Lisa dengan wajah sumringah.
Terlihat dia akan memprotes namun sudah dipotong terlebih dahulu. "Ke kamar aja, Sa."
Akhirnya dengan berat hati Tesa melangkahkan kakinya ke atas, ke arah kamar. Sementara Lisa tersenyum meyakinkan.
°°°°°°
Baru saja Kean mengambil buku dan mau dibawanya ke ruang kerja Bram. Tapi dia menghentikan langkahnya ketika melihat Tesa melamun lagi.
"Kata dokter, gak boleh banyak pikiran." Ujarnya.
Kali ini dia tidak akan membiarkannya. Laki-laki itu meletakkan bukunya di atas nakas lalu menghampiri Tesa yang duduk di sofa. Sepertinya dia tau apa yang membuat perempuan disampingnya ini melamun.
"Lo mikirin cewek tadi?" Tanpa menunggu jawaban, Kean melanjutkan ucapannya.
"Itu Amanda, baru pulang dari Aussie. Gue sama dia udah sahabatan dari kecil. Lebih tepatnya gue, Aril sama Faishal. Soal sikap dia ke gue yang kayak tadi, gak usah dipikirin. Emang dari dulu kayak gitu."
"Jangan mikir yang berat-berat lagi, kasihan dia." Ujarnya lalu melirik ke arah perut yang masih rata itu.
Laki-laki itu tersenyum tipis karena melihat wajah Tesa yang lucu. Diapun mendekatkan wajahnya ke Tesa. Dan...
Benda kenyal itu mendarat di keningnya untuk yang kedua kalinya. Seketika jantung Tesa berdegup kencang. Pipinya terasa panas.
Kean tersenyum lagi ketika melihat wajah merona istrinya. Entahlah, mulai sekarang dia akan mencoba menjalani rumah tangga ini seperti rumah tangga yang sebenarnya.
Laki-laki itu meraih bukunya kembali dan beranjak pergi dari sana.
TBC
Thank youu 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband [REVISI]
Teen Fiction⚠︎ TAHAN EMOSI ⚠︎ Bagaimana jika kalian dituntut untuk bertanggung jawab padahal tak membuat kesalahan apapun. Itu yang dialami oleh Keano Sanjaya. Karena keadaan ia diharuskan menikahi gadis yang tengah hamil dan itu merupakan perbuatan adiknya sen...