24. Ungkapan

73.7K 6.8K 107
                                    


Happy Reading
Tandai Typo




Tesa langsung menceritakan semua yang terjadi hari ini. Dengan perasaan yang bercampur aduk, dia berusaha untuk tetap tegar.

"Miris banget kan aku. Nggak punya keluarga, pasti orang tua ku nggak sayang sama aku, makanya dibuang."

Mendengar itu sejujurnya hati Kean ikut sakit. Ditatapnya perempuan yang sudah menjadi istrinya itu.

"Sekarang udah ada gue, lo nggak sendirian."

Dalam batinnya Tesa tersenyum kecut, "Kamu nggak perlu pura-pura peduli lagi."

Mendengar itu Kean langsung memutar badan Tesa untuk menghadapnya. "Lo denger obrolan gue tadi?"

Dia memilih untuk diam, tanpa perlu jawaban seharusnya laki-laki itu tahu.

"Lo salah paham." Ungkapnya.

Ia meraih kedua tangan Tesa untuk digenggam. Kean menatap lekat perempuan itu. Mungkin ini waktu yang tepat untuk ia mengungkapkan perasaannya.

"Gue sayang sama lo atau bahkan gue udah mulai cinta."

Tesa berusaha mencoba mencari kebohongan lewat mata Kean. Namun tidak berhasil, Tesa memilih memutuskan pandangannya.

"Jangan bohongi perasaan kamu sendiri karena tanggung jawab ini. Aku tau kamu punya orang yang kamu cintai tapi orang itu bukan aku. Jadi tentang aja, nanti setelah anak ini lahir kita pisah, kamu bisa bebas." Dia sudah memikirkan hal ini dan menurutnya ini keputusan terbaik untuk keduanya.

Kean sedikit tidak suka dengan kata-kata yang diucapkan oleh Tesa. Tidak, tidak akan ada kata pisah diantara mereka. Dengan tegas ia meminta agar Tesa menyelami netranya.

"Gue keliatan bohong?"

Lagi-lagi tidak ada jawaban dari perempuan itu. Kean semakin mengeratkan genggamannya.

"Gue mau kita mulai semua ini dari awal. Kita jalani semuanya dengan perasaan satu sama lain."

Mendengar ungkapan tersebut Tesa kembali menatap netra itu. Cukup lama mereka saling menyelami, hingga suara Kean menyadarkan nya.

"I want,"

Kean memajukan wajahnya hingga posisi mereka sangat dekat. Hidung keduanya hampir bertubrukan. Pandangannya turun kearah bibir ranum itu. Lalu tanpa aba-aba ia menempelkan keduanya. Beberapa saat Kean mulai melumat bibir lembut nan manis itu. Hingga Tesa terlihat membutuhkan oksigen, ia baru melepaskan pangutan nya. 

✿✿✿

Hari ini hari Sabtu berarti libur, rencananya Faishal akan mengajak jalan Amanda sekaligus ada sesuatu yang ingin ia bicarakan. Beberapa menit kemudian mobil yang dikendarainya sampai di rumah mewah, langsung saja ia turun dari mobil lalu masuk. Setelah memencet bell tidak lama seorang pembantu keluar.

"Amanda ada bi?" Tanyanya.

"Ada, mau dipanggilkan?" Jawab pembantu wanita tersebut.

Cowok itu mengangguk, "Bilang ke dia suruh siap-siap, udah ditunggu Faishal di teras."

Bibi itu mengangguk paham lalu masuk kembali ke dalam rumah. Setelah beberapa saat orang yang ditunggu keluar.

"Mau kemana sih?" Tanya Amanda.

"Udah ikut aja." Kemudian membawa gadis itu menuju mobil. Selanjutnya mobil putih itu mulai melaju pergi.

Setelah beberapa saat dalam perjalanan, mereka pun sampai di tempat tujuan. Ternyata Faishal mengajak Amanda ke sebuah kedai es krim.

Setelah turun dari mobil langsung saja keduanya masuk dan memilih kursi dekat jendela. Sehabis memesan Amanda pun bertanya ke Faishal.

"Tumben ngajak gue kesini, lagi banyak duit?" Tanya gadis itu lalu terkekeh.

"Tiap hari gue banyak duit."

Amanda pun terkekeh kembali. Lima menit kemudian pelayan datang mengantarkan pesanan. Setelah meletakkannya di meja, pelayan itu pergi.

"Lo ga pesen?" Tanya Amanda.

Ia menggeleng pelan, lalu gadis itu pun melanjutkan menikmati es krimnya.

"Perasaan lo masih sama?" Tanya cowok itu tiba-tiba.

Amanda meletakkan sendok nya, "Perasaan apa?" Tanyanya tidak paham.

"Perasaan lo ke Kean."

Amanda mengalihkan pandangannya kearah luar. "Waktu itu Aril pernah tanya itu kan dan jawaban gue masih."

Tidak lama dia kembali melihat ke arahnya. "Lo mau nyuruh gue jauhin Kean?" Tanya Amanda tepat sasaran.

"Lo harus jauhin Kean. Dia udah berkeluarga, lo nggak boleh berada ditengah-tengah mereka."

"No! Gue yakin, Kean bakal cerai'in tuh cewek setelah anak itu lahir dan gue bisa deketin dia lagi." Ujar Amanda. Dia mulai tidak suka dengan obrolan yang menurutnya tidak penting ini.

"Kalo lo ngajak gue ke sini cuma untuk ngebahas soal itu, mending gue pergi." Setelah mengucapkan itu, Amanda meraih tasnya lalu beranjak pergi tanpa sepatah katapun.

Faishal hanya bisa menghela nafasnya berat. "Manda!" panggilnya. Namun gadis itu sama sekali tak menggubrisnya.



TBC

See u all 🌷

My Cool Husband [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang