•
Happy Reading
Tandai Typo
•Terhitung sudah tiga hari Bram dan Lisa pergi ke Jogja. Sikap Kean masih seperti biasanya hanya saja kini tidak terlalu cuek. Tentang perasaannya, Kean juga belum bisa memastikan. Mungkin jalanin seperti ini saja dulu, biar nanti waktu yang akan memberitahunya.
Posisi disekolah, kini jarum jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Sebetulnya KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) masih berjalan, tetapi Tesa tidak berada di kelasnya. Itu karena Bu Siti yang merupakan guru BK memintanya untuk ke ruang kepala sekolah.
Tok!tok!tok!
"Permisi." Ucap Tesa di ambang pintu.
"Silahkan masuk." Jawab Pak Haris yang merupakan kepala sekolah.
Didalam ternyata ada Bu Siti dan Bu Dinar wali kelasnya. Ia pun duduk di kursi panjang berhadapan dengan guru-guru itu.
"Tesa, sebab saya memanggil kamu ke sini karena ada suatu hal yang ini saya tanyakan." Ungkap bapak kepala sekolah.
Tesa mengangguk samar. Tangannya sudah sedingin es, jantungnya berdetak cepat. Ia sudah tahu apa yang akan ditanyakan. Jadi apapun itu tetap akan ia terima dengan lapang dada, bukankah memang ini konsekuensinya?
"Apa benar kamu hamil?"
Tesa masih terdiam sembari menundukkan wajahnya. "Ngaku kamu." Desak Bu Siti dengan angkuhnya.
Melihat itu Bu Dinar langsung mendekatinya. "Bilang saja nak tidak usah takut." Ujar Bu beliau lembut. Tesa pun mendongakkan wajahnya lalu mengangguk.
"Sesuai peraturan yang berlaku, kamu harus dikeluarkan dari sekolah." Jelas Pak Haris.
Sebisa mungkin Tesa tetap tersenyum. "B-baik Pak, mohon maaf jika saya telah membuat citra buruk disekolah ini."
"Permisi." Kemudian perempuan itu bangkit dari duduknya. Bersamaan dengan itu datanglah seseorang dengan wajah dinginnya.
"Apa hak anda mengeluarkan dia?"
Para guru itu terkejut karena kedatangan cucu dari pemilik yayasan. Bu Siti yang tadinya bersikap angkuh sekarang langsung melunak.
"Maaf Kean tapi, keputusan ini diambil sesuai peraturan dan juga nama baik sekolah."
Kean menghampiri Tesa lalu menggenggam tangan mungil itu. "Dia tetap sekolah disini." Ucapnya dengan nada tegas dan tak terbantah.
"Kenapa kamu bela dia Kean? Kamu suka dengannya?" Tanya Bu Siti sambil menatap remeh Tesa.
Melihat tatapan itu seketika rahang Kean mengeras. "Jangan pernah tatap istri saya dengan tatapan rendah itu." Ucapnya dengan penuh tekanan di setiap katanya. Tesa menatap Kean lalu menggeleng kecil, namun cowok itu tidak menghiraukannya.
Tanpa sepatah katapun dia menarik Tesa pelan untuk keluar dari ruangan itu. Dan tidak ada yang mengetahui jika sedari tadi Amanda mendengar obrolan mereka.
✿✿✿
Setelah membawa Tesa keluar dari ruang kepala sekolah Kean pun memutuskan untuk langsung pulang. Padahal masih ada satu mata pelajaran terakhir. Dan tas mereka masih dikelasnya masing-masing.
Setelah ganti baju Tesa turun dan menuju ke taman belakang rumah untuk mengangkat jemuran, tapi belum juga menyentuh barang itu sudah ada seseorang yang mencegahnya.
"Nurut apa susahnya?" Tanya Kean jengah.
"Aku cuma mau bantu."
"Disini lo bukan untuk jadi pembantu."
Tesa sedikit menundukkan wajahnya, ia merasa bersalah.
Cowok itupun maju satu langkah lalu mengangkat dagu Tesa menggunakan jari telunjuknya. Tatapan mereka saling bertemu.
"Sekali lagi lo nggak dengerin omongan gue—" Matanya tertuju ke bibir pink itu.
"Siap-siap dapat hukuman."
Respon yang ditujukan oleh Tesa membuat Kean berkedut samar.
Untuk menetralkan raut wajahnya dia berdehem kemudian berujar kembali. "Nanti ikut."
"Mau kemana?"
"Acaranya Amanda."
"Itukan kamu yang diundang, nanti kalo aku ikut malah jadi ngerusak suasana." Tolaknya dengan halus. Bukan itu saja, karena Amanda kelasnya sama dengan Kean, otomatis acara itu akan didominasi oleh murid kelas dua belas. Jika dirinya ikut apalagi dengan Kean, itu bisa dipastikan nanti akan menjadi bahan omongan dan ia tidak mau.
"Gue nggak butuh jawaban, lo harus ikut." Final Kean. Setelah mengatakan itu dia pun melangkah kedalam rumah.
Tesa hanya bisa menghela nafasnya. Ia harus mempersiapkan mentalnya dengan baik.
TBC
Thank youu 🤍🧚♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband [REVISI]
Teen Fiction⚠︎ TAHAN EMOSI ⚠︎ Bagaimana jika kalian dituntut untuk bertanggung jawab padahal tak membuat kesalahan apapun. Itu yang dialami oleh Keano Sanjaya. Karena keadaan ia diharuskan menikahi gadis yang tengah hamil dan itu merupakan perbuatan adiknya sen...