7. Awal Status

88.8K 8.2K 81
                                    


Happy Reading
Tandai Typo




Waktu menunjukkan pukul empat sore. Tesa telah terbangun dari tidurnya, dia langsung bangkit ketika menyadari jika dirinya berada di atas kasur. Seingatnya tadi dirinya duduk di sofa.

Kean yang mindahin aku? Tanyanya dalam hati. Memikirkan itu membuatnya tersenyum malu. Mungkin cowok itu kasihan kepada dirinya, jadi membawanya pindah disini.

Tesa meraih ponselnya, berarti dia tertidur kurang lebih selama dua jam. Buru-buru perempuan itu mencepol asal rambutnya lalu segera keluar dari kamar untuk turun ke lantai bawah. Ternyata Mama mertuanya sedang berkutat di dapur. Dia langsung mendekatinya.

Dengan tak enak hati Tesa berujar, "Maaf ya Ma, tadi aku ketiduran jadi nggak bantuin."

Lisa pun mengalihkan pandangannya ke Tesa. "Nggak apa-apa, kamu pasti kecapekan."

"Aku bantuin ambil gelas sama piring ya, Ma."

"Eh jangan-jangan, itu udah ada di meja. Mendingan kamu minum susu yang udah Mama buatin." Suruh Lisa sambil melirik ke segelas susu putih di atas meja pantry.

"Tapi Ma...."

"Udah diminum aja susunya sana, ini juga udah selesai kok." Tesa mengalah dan segera meminum segelas susu tersebut.

Setelahnya dia membantu Lisa menata makanan di meja. Pas sekali ketika hidangan sudah siap semua, Papa dan Kean datang. Dengan inisiatif Tesa berdiri didekat Kean.

Dulu jika mau makan dirinya sering melihat Bundanya selalu mengambilkan Ayah makanan. Jadi ia juga akan melakukan itu kepada Kean.

"Aku ambilin ya?" Tawarnya.

Cowok itu mengangguk, Tesa pun tersenyum senang. Dengan cekatan tangan itu mulai mencentongkan nasi lalu mengambil ayam. Tapi gerakannya terhenti saat mau mengambil sayur. Disana ada dua yaitu tumis kangkung dan sayur asem . Sedangkan dirinya saja tak tahu apa sayur kesukaan Kean.

Lantas Tesa memutuskan untuk bertanya. "Kamu mau sayur apa?"

"Sayur asem." Jawab Kean.

Buru-buru Tesa mengambilkannya, setelah itu diletakkannya piring tersebut dimeja yang berada didepan cowok itu.

✿✿✿

Kini Kean dan Tesa sedang berada didalam kamar. Seharusnya saat ini Tesa sedang mencuci piring bekas makan tadi, tapi Lisa tak memperbolehkan hal itu. Jadilah dia disini bersama Kean. Sedari tadi pun tidak ada percakapan sama sekali. Kean sendiri tengah fokus dengan laptopnya. Akhirnya Tesa memutuskan untuk bertanya.

"Kean?"

Yang dipanggil pun mengalihkan pandangan dari laptop. "Hm?"

"Besok kita sekolah?"

"Iya."

Tesa mengangguk mengerti. Sebenarnya tadi waktu selesai makan, Papa mertuanya itu sudah bilang bahwa besok itu dirinya dan Kean boleh berangkat sekolah. Dan pertanyaannya barusan sekedar hanya untuk memecah keheningan saja.

Tesa mengalihkan pandangannya ke arah Kean kembali, tatapan keduanya pun bertemu. Dengan kelabakan Tesa segera memutus pandang itu.

"Kenapa?"

"E-nggak kok." Jawabnya gugup.

Diapun kembali fokus ke laptopnya tanpa menjawab perkataan Tesa.

Perempuan itu memilih untuk membaca buku pelajaran. Tesa itu tidak terlalu pintar namun juga tidak bodoh, namun sebisa mungkin dia tetap akan belajar. Sedangkan Kean, cowok itu kepintarannya tidak diragukan lagi. Bagaimana tidak, dari kelas satu SD saja dia telah mendapatkan peringkat pertama dan itu bertahan sampai sekarang.

°°°°°°

Jam yang tertempel di dinding menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Tesa masih duduk di sofa, sebenarnya sudah mengantuk tapi dia menunggu Kean yang masih berada di ruang kerja Papanya.

Beberapa saat kemudian cowok itu telah kembali lagi ke kamar.

Sehabis menutup pintu Kean melirik ke arah Tesa. Perempuan itupun sudah terlelap dengan posisi miring. Iapun menghampiri Tesa. "Sa," Sambil mengguncangkan bahunya pelan.

Pada dasarnya Tesa itu mudah terbangun, jadi dia langsung duduk dan menatap Kean.

"Lo mau tidur disitu?" Tanyanya

Perempuan itu terdiam, tak mungkin jika dia tidur seranjang dengan Kean. Bukannya apa-apa mungkin Kean nya yang tidak mau. Pikirnya.

Akhirnya dia menganggukkan kepalanya. "Iya aku tidur di sini."

"Yakin?"

"Iya."

Tanpa bertanya lagi cowok itu lalu berjalan ke arah almari dan mengambil sesuatu. Dibawanya selimut tebal itu kearah sofa yang diduduki oleh Tesa.

"Lo tidur di kasur, biar gue yang disini."

"Eh nggak usah." Tolak Tesa.

"Nurut." Ucap Kean, nada bicaranya berbeda dengan yang tadi.

Tesa masih belum mau menuruti ucapan Kean, dia masih akan menolaknya. Namun melihat tatapan itu membuat nyalinya menciut. Tesa langsung beranjak dari sofa dan pindah ke kasur. Disaat dirinya melihat ke arah sofa, Kean sudah berbaring

Akhirnya dia juga membaringkan tubuhnya di kasur king size itu, lalu menarik selimut sampai sebatas dada. Beberapa menit kemudian mereka sudah masuk ke alam mimpinya masing-masing.

TBC


Thank youu 💗

My Cool Husband [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang