PART 5 BRYAN'S REGRET

534 31 0
                                    


Ada yang kangen nggak?

Elsi sudah dari tadi membuka mata.gadis kecil itu melihat kearah jam yang menunjukkan pukul 2 pagi.

"Mama"panggilnya .

Elsi berdiri sambil mengucek matanya.gadis kecil itu mencoba membuka pintu kamar mandi namun nihil pintu itu terkunci dari dalam.

"Mama"panggilnya lagi .

Sudah hampir 10 menit Elsi memanggil-manggil mamanya namun tidak ada sahutan.gadis itu menangis dan berlari keluar mencari bantuan.namun semua orang sepertinya sudah tidur.

"Elsi harus minta tolong sama papa."gumamnya sambil berlari menaiki tangga meski ada lift namun gadis kecil itu tidak pernah memakainya.

"Papa"panggilnya sambil mengetuk pintu.

Tok..

Tok...

Tok...

"Papa!!"teriaknya dengan pintu yang diketuk sangat keras.

Pria itu mengumpat dan berjalan kearah pintu dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul.

Ceklek...

"Mengganggu saja"ujarnya sambil menatap Elsi tajam.

"Tolongin Mama,pa."mohon Elsi dengan air mata yang membasahi pipinya.gadis kecil itu memberanikan diri menarik tangan papanya namun pria itu tidak bergeming dan hanya menatap tangannya yang dipegang oleh gadis kecil yang selalu memanggilnya papa.

"Lepaskan tangan saya."ujar pria itu membuat Elsi dengan cepat melepaskan tangan papanya.

"Elsi mohon,tolongin Mama."ujarnya dengan wajah sembab akibat terus menangis.

Pria itu mendengus kesal namun tak urung tetap menarik Elsi dan berjalan kearah kamar yang berada di dekat dapur.

"Mama kamu dimana?"tanya pria itu membuat Elsi dengan cepat menunjuk kearah kamar mandi.

Pria yang tidak lain adalah Bryan itu kemudian berdiri dan mendobrak pintu kamar mandi yang tidak ingin terbuka.

Bruk...

Akhirnya pintu terbuka.Bryan dengan wajah terkejut berjongkok saat melihat darah yang mengalir dari pangkal paha wanita yang kini tidak sadarkan diri.

"Mama"tangisan Elsi membuat Bryan dengan cepat menggendong tubuh wanita yang selama ini terus berada disisinya sekuat apapun pria itu menyuruhnya pergi namun wanita keras kepala itu tetap bertahan.

"Kamu tunggu disini.jangan jadi gadis cengeng."ujar Bryan Sebelum membawa tubuh Anggia kedalam mobilnya.

Sesampainya di rumah sakit dengan cepat Bryan menggendong tubuh Anggia dan menidurkan wanita itu keatas brangkar.menunggu dokter memeriksa Anggia dengan wajah yang sedikit khawatir.

*****

"Ibu Anggia baik-baik saja.kandungannya juga baik-baik saja.tidak ada yang perlu dicemaskan."

"Kandungan ibu Anggia sudah memasuki bulan ke tiga."

Kata-kata dokter paruh baya yang memeriksa Anggia terus terngiang-ngiang di pikiran Bryan.pria itu masih berada diruang tunggu tanpa berbicara sepatah katapun saat mendengar ucapan dokter 39 menit yang lalu.

Saat ini Bryan benar-benar kalut.pria itu rasanya ingin mengumpat karena begitu brengsek.

Berapa lagi anak yang harus lahir kedunia tanpa adanya ikatan pernikahan karena kebodohan Bryan.katakan pada pria itu jika berhenti bertingkah brengsek dan bodoh.

Bryan akhirnya berdiri setelah merenung cukup lama.pria itu memasuki ruangan dimana Anggia terbaring.

"Setelah keluar dari rumah sakit saya tidak ingin melihat kamu berkeliaran di rumah saya lagi."ujar Bryan dingin membuat tubuh Anggia bergetar.wanita itu sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan air mata namun apa daya jika saat ini hatinya Bagai ditikam ribuan jarum.

Jangan tanya apa yang dilakukan Bryan setelah mengatakan itu.pria yang tetap bodoh itu memilih pergi meninggalkan Anggia yang menangis sambil mengusap perutnya.

Sedangkan Elsi,Gadis kecil itu meringkuk di atas ranjang.mendoakan keselamatan wanita yang telah melahirkannya kedunia ini.

🍂🍂🍂🍂🍂

Satu kata untuk Bryan

Jangan lupa vote dan komen guyss:(

BRYAN'S REGRET ✅[ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang