PART 22 BRYAN'S REGRET

611 22 1
                                    


Sarapan pagi paling menegangkan itu akhirnya berakhir.

"Kenzo berangkat sekolah dulu!"

Bram dan Veronica mengangguk.sedangkan Bryan menatap Elsi,Deva,dan Devon yang masih berdiri tanpa ada niatan mengganti baju mereka dengan seragam sekolah.

"Kalian tidak berangkat sekolah?"

Elsi menoleh ke arah Bram begitu juga yang lain yang ada diruangan itu.

"Elsi ,Mama,Deva,dan Devon berencana mau pindah pagi ini kerumah papa Devan."

Bram menatap Bryan sebentar sebelum kembali menatap wajah Elsi.

"Kenapa harus pindah?"

"Ini bukan tempat kami."

Bram memaki putra bungsunya dalam hati.Bram tau bagaimana rasanya merasa asing dikeluarga sendiri begitu juga Veronica yang kini menatap Elsi dengan tatapan sendu.

"Pintu Rumah ini terbuka lebar untuk kalian."Bram kembali membuka suara.

"Terimakasih tuan tapi kami harus benar-benar pergi."ucapan Anggia membuat Bryan berdecak kesal.

"Semua terserah kalian.dan kamu Bryan,Berhenti melakukan sesuatu yang membuat orang lain tidak nyaman."

"Kita perlu bicara Anggia,"Anggia menatap Bryan dengan tangan terkepal.ingin rasanya Anggia menghilang saja saat ini.

Setelah Bryan dan Anggia pergi dari ruangan itu kini tersisa Elsi,Deva,dan Devon yang menatap Bram dan Veronica canggung.

"Oma belum berkenalan dengan kalian."
Veronica tersenyum mencoba mencairkan suasana.

"Halo Oma, perkenalkan nama saya Devon,ini kakak Deva,dan yang paling pojok namanya kak Elsi."Devon kemudian tersenyum memperlihatkan gigi-gigi putihnya.laki-laki kecil itu merasa bahagia karena mengetahui dirinya memiliki seorang opa dan Oma.Alexander tidak akan lagi berani macam-macam padanya mengingat papa kandungnya juga kaya.

"Devon mirip Bryan waktu kecil."Bram mengangguk setuju.

"Kalian bertiga bisa panggil kami Oma dan opa.jangan malu-malu karena kalian juga cucu kami."Veronica ikut tersenyum.

Bryan Berhenti dihalaman belakang belakang diikuti Anggia.mereka berdua duduk di kursi sesekali memperhatikan sekeliling.

"Dulu kamu pernah berjanji untuk selalu mencintai saya.kamu pernah berjanji bahwa kamu akan menjadi obat dalam hidup saya.sekarang saya menagih janji itu.saya ingin kamu menikah dengan saya dan kita bangun keluarga kecil bersama."

"Anda sendiri yang menyuruh saya menyerah.bertahun-tahun lalu Anda sendiri yang menyuruh saya pergi dari kehidupan Anda."

"Saya dulu begitu merasa bersalah karena kepergian Helen.saya bahagia saat dia kembali tapi saya salah karena ternyata Kenzo bukan anak kandung saya.kamu adalah satu-satunya perempuan yang tau seberapa menyesal saya dulu karena kepergian Helen dalam hidup saya.Sekarang lagi-lagi semesta menghukum saya dengan memberikan perasaan menyesal yang begitu berlipat ganda dari perasaan menyesal saya atas kepergian Helen dulu."

Anggia menatap wajah Bryan yang sendu.wanita itu merasakan tetesan air mata membasahi pipinya.siapa yang lebih tau bagaimana keadaan Bryan dulu selain Anggia.jawabannya tidak ada.Anggia menyerahkan tubuhnya pada Bryan salah satu alasannya agar malam-malam pria itu tidak penuh dengan keterpurukan.Sejahat apapun perlakuan Bryan dimasa lalu Anggia tidak pernah dendam pada pria itu.

"Saya tidak bisa,"ucapan Anggia membuat Bryan menatap lekat wajah wanita yang pernah benar-benar bertahan disisinya itu dimasa lalu.

"Beri saya kesempatan."

"Terlalu banyak alasan bagi saya untuk menolak Anda."

"I don't like you to be weak again. Let time decide everything. Happiness will come to those who struggle to be happy. I have forgiven you. We can be partners as parents but I can't if we become husband and wife partners."

Bryan tidak setuju.mereka bisa menjadi partner suami istri sekaligus orang tua jika saja Anggia bersedia menikah dengannya.

"Kita punya masalalu bersama dan masa depan.Beri saya kesempatan.kamu pernah berjanji untuk itu dimasalalu."

Bryan keras kepala.Pria itu tidak ingin berhenti sebelum semua seperti keinginannya.dimasa lalu bahkan Bryan berhasil membuat Kenzo lebih memilihnya dibandingkan Daddy kandung Kenzo -Antonio.

"Tepati janji itu.beri saya waktu 3 bulan untuk benar-benar berjuang.kamu pernah mengatakan jika semua orang memiliki kesempatan kedua.jika dalam kurung waktu itu saya gagal dan tidak bisa membuat kamu mau menerima saya sebagai partner hidup kamu maka saya akan berhenti untuk meminta menjadi partner hidup kamu."

Anggia akhirnya mengangguk meski terpaksa.memberikan Bryan kesempatan dan membiarkan pria itu juga berjuang untuknya seperti apa yang pernah ia perjuangkan dimasa lalu.janji harus ditepati.

Senyum penuh kelegaan terbit dibibir Bryan.

"Terimakasih"

"Jadi biarkan saya dan anak-anak kembali kerumah kami."

Bryan mengangguk dan menawarkan diri untuk mengantar mereka kerumah minimalis berlantai dua itu.

Semua orang punya kesempatan.seburuk apapun masalalunya.jangan mengatakan jika Anggia terlalu cepat luluh.Kalian pasti tau bagaimana rasanya seseorang yang kau inginkan dimasa lalu kini memintamu menjadi partner hidupnya.

Jangan lupa vote dan komen Yahh 😇

BRYAN'S REGRET ✅[ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang