PART 21 BRYAN'S REGRET

220 24 2
                                    

Yang namanya bangkai pada akhirnya akan tercium juga.Bryan dan 5 orang yang sedang ada dimeja makan itu tersentak kaget saat melihat wajah-wajah yang sama terkejutnya dengan apa yang mereka lihat.kedua orang tua Bryan beserta kedua kakak dan kakak iparnya diikuti oleh keponakan-keponakan Bryan yang berjumlah 7 orang itu sedang menatap Bryan dan orang-orang dimeja makan itu dengan tatapan berbeda-beda.

"Pah!"Bryan menatap Bram yang terlihat murka.pria itu bangkit dari kursinya dan menghampiri Bram yang sudah bersiap memberikan pelajaran pada putranya itu.

Bughh....

Pukulan Bram masih sama kuatnya seperti saat pria itu tidak menggunakan tongkat.

"Bryan bisa jelaskan semuanya."

Bram mendekat menatap Bryan dengan tatapan yang sangat sulit Bryan artikan.

"Orang kepercayaan papa sudah mengatakan segalanya.tapi papa masih butuh penjelasan kamu!"

Setelah mengatakan itu Bram menatap 3 orang yang terasa asing baginya.tidak satu dari 3 orang itu terlihat familiar namun Bram sepertinya lupa.

Suasana mencekam terjadi.Bimo dan Bara menyuruh istri mereka untuk menyuruh anak-anak untuk tidak mendengarkan.

Bryan merasa jika itu waktu yang tepat untuk menjelaskan segalanya.Bryan menatap Anggia dan anak-anaknya sekilas sebelum menatap wajah tua Bram Adams Geraldo didepannya.

Anggia menatap Elsi,Deva,dan Devon sebelum membawa anaknya itu pergi dari ruangan itu.jangan sampai Devon tau segalanya dan Anak laki-laki itu juga membenci Bryan.

Bram berdehem sangat keras.pria itu menatap Bryan sebelum menyuruh agar putra bungsunya itu mengikutinya.

Tiba di ruang keluarga Bryan menjelaskan segalanya.dari awal pertemuannya dengan Anggia, perlakuan buruknya ,dan segala yang terjadi dimasa lalu.

Lagi dan lagi Bram memberikan Bogeman pada Bryan.Bram jujur merasa gagal sebagai orang tua.Bara juga melakukan hal yang sama dengan Bryan tapi bedanya Bara bertanggung jawab sedangkan Bryan benar-benar lepas tanggung jawab selama ini.

"Bryan bisa mati ,pah."

Ucapan Bimo membuat Bram berhenti memukul Bryan.pria itu duduk di sofa sedangkan Veronica sudah menangis mendengar penjelasan putranya dan kini ditenangkan oleh kedua menantunya.

Bryan yang dulu receh dan suka menghibur orang-orang sudah berubah terlalu jauh.

Bram masih menatap Bryan yang sedang dibantu berdiri oleh Bimo.Entah rencana apa yang ada diotak pria baya itu.

Kenzo yang berada di halaman belakang bersama para sepupunya kini menatap kearah Vero yang terlihat khawatir.

"Kak Vero mau kemana?"Vero yang ditanya menoleh.

"Mantan istri kakak masuk rumah sakit."

Setelah mengatakan itu Vero berlari tergesa-gesa tanpa menghiraukan panggilan vio.

*****

Matahari menampakkan sinarnya.Anggia dan ketiga Anak-anaknya masih berada di dalam kamar.setelah kejadian semalam tidak ada yang menemui mereka.

"Sampai kapan kita disini ,Mah?"Devon bertanya.semalam anak laki-laki itu terpaksa tidur di sofa dan pagi ini harus bangun terlalu pagi dan membantu mama dan kedua kakaknya memasukkan pakaian-pakaian mereka yang baru saja diantar kerumah mewah ini 2 hari yang lalu kembali kedalam koper.

Bram dan Veronica sudah bangun dan menuju meja makan.kenzo yang juga sudah siap dengan seragam sekolahnya ikut bergabung.

Bryan yang melihat orang tuanya sudah dimeja makan dari arah tangga memilih menuju kamar yang ditempati Anggia tidur.pria itu benar-benar merasa bersalah karena semalam Anggia dan anak-anaknya belum makan malam dan kejadian itu terjadi.

Bryan mengetuk pintu kamar itu perlahan.setelah pintu terbuka Bryan menatap wajah Devon yang terlihat khawatir.

"Sudut bibir papa terluka."

Bryan tidak mengatakan apa-apa.pria itu merengkuh tubuh putranya.

"Om baik-baik saja?"

Bryan mengangguk.pria itu menatap Anggia dan Elsi yang terlihat duduk di tepi tempat tidur.

Bryan mendekat ,pria itu mengusap kepala Elsi dan kali ini Elsi tidak menepis tangan Bryan.

"Papa minta maaf atas kejadian semalam.kalian pasti tidur menahan lapar."

"Elsi ingin pulang kerumah."

Ucapan Elsi yang tiba-tiba membuat Bryan menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.

Tidak lama Kenzo datang kekamar itu atas perintah Bram.

"Ada apa Ken?"

"Opa minta semua kemeja makan."

Bryan mengangguk.pria itu menatap Anggia yang sebelum bangkit dan mengajak mereka untuk sarapan.

Anggia ingin menolak karena merasa tidak enak dan juga malu tapi diurungkan niatnya itu saat Bryan menatapnya seakan pria itu mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja.

Dulu Elsi memimpikan ini.satu meja makan dengan papa ,Mama beserta Oma dan opanya.tapi dimasa lalu Elsi tidak memiliki kesempatan itu.saat kesempatan itu ada Elsi malah merasa perasaannya campur aduk.

Veronica menatap Anggia.wanita itu baru menyadari jika wanita yang telah melahirkan cucunya itu adalah orang yang sama yang pernah bekerja dirumah ini bertahun-tahun lalu setelah Bryan menjelaskan segalanya semalam.

Sarapan pagi itu terasa sangat canggung dan mencekam.

Tegang!

Jangan lupa vote dan komen Yahh 😇

BRYAN'S REGRET ✅[ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang