Menyusahkan

931 58 3
                                    


Melihat Syaqila yang pingsan membuat Nicho semakin jengkel. Dia belum puas menyiksa istrinya, tetapi sang istri keburu pingsan.

'Sial,' umpat Nicho.

Nicho langsung berjalan dan mengangkat istrinya menuju kamar. Sesampainya di kamar, dia langsung merebahkan bobot istrinya ke ranjang.

"Heh, gak usah pura-pura pingsan. Aku tidak akan kasihan melihatmu! Plak!" Nicho menampar pipi Syaqila dengan keras. Akan tetapi, yang ditampar hanya diam dengan mata tertutup.

"Dalam hitungan ketiga, jika kamu tidak bangun aku akan menghukummu lebih dari ini."

"1 ... 2 ... 3 ..."

Syaqila belum juga membuka matanya dan berhasil membuat Nicho ketakutan. Dia takut jika Syaqila mati dan dia yang akan disalahkan, lalu masuk kantor polisi. Nicho memang sangat menginginkan kematian Syaqila, tetapi tidak dengan cara seperti ini.

Baju Syaqila yang masih basah kuyup, membuat Nicho harus mengganti baju sang istri. Setelah baju Syaqila terganti, dia langsung menelepon dokter pribadinya. Samar-samar Nicho melihat wajah Syaqila, sebenarnya ada sedikit iba di hati kecilnya. Akan tetapi, ego, ego itu mengalahkan semuanya.

'Tidak! Aku tidak boleh kasihan samanya, kalau bisa aku harus membuatnya semenderita mungkin,' batin Nicho, perasaan ibanya sudah jauh-jauh diusirnya.

Tidak lama dari itu, datang seorang dokter laki-laki. Nicho langsung memerintahkan dokter tersebut agar memeriksa istrinya. Dokter tersebut langsung memeriksa keadaan Syaqila.

"Pasien me---"

"Aku tidak butuh penjelasanmu, sekarang berikan obatnya dan pergi dari sini." Nicho langsung memotong pembicaraan dokter pria tersebut. Lalu memberikan dua lembar uang 100 Ribu.

Dokter tersebut menggeleng, lalu memberikan obat yang harus dikonsumsi Syaqila. Setelah memberikan obat, dokter tersebut langsung pergi dari kamar Nicho.

Tidak lama dari itu, Syaqila mulai tersadar. Akan tetapi, dia merasakan sangat perih di punggung, kepalanya juga sangat sakit.

"Sudah bangun kamu! Kenapa, sih, kamu sangat menyusahkan sekali? Kau sudah membuat aku merasa jengkel! Lihat! Gara-gara kamu, duitku jadi berkurang!" Baru saja Syaqila tersadar dari pingsannya, Nicho langsung marah-marah tidak jelas. Ini semua jelas-jelas salah Nicho, gara-gara dia, Syaqila jadi pingsan.

"Maaf, Tuan," jawab Syaqila dengan lirih.

Nicho langsung berjalan ke arah sang istri dengan raut wajah yang kesal.

"Tuan, jangan hukum aku dulu. Kepalaku terasa berdenyut, punggungku juga perih," cicit Syaqila.

"Kenapa kamu curhat samaku? Emang kamu pikir aku akan peduli? Cepat turun dari tempat tidurku! Aku mau tidur!" cetus Nicho.

Tidak bisakah Nicho bersikap lembut kepada istrinya? Jelas-jelas istrinya sedang sakit, dia malah menyuruh Syaqila tidur di lantai lagi. Masih adakah pria yang seperti itu di dunia ini? Jika ada, sisain satu biar dijadikan umpan memancing ikan hiu.

Perlahan Syaqila bangkit dari posisi rebahannya. Wanita tersebut meringis, punggungnya sangat sakit ditambah lagi kepalanya yang berdenyut hebat. Nicho yang tidak memiliki hati itu langsung menarik Syaqila dengan kasar, sebab gerak wanita tersebut sangat lambat membuatnya semakin jengkel.

"Dasar bertele-tele!" sergah Nicho.

Tubuh Syaqila sudah seperti mau patah saja, kondisinya yang sangat lemah, tetapi tidak ada satu pun orang yang berbaik hati padanya. Syaqila langsung merebahkan bobotnya di lantai.

Syaqila menangis dalam diam, dia sudah tidak sanggup lagi menahan ini semua. Apa dia mati saja biar dia tidak merasakan sakit lagi?
Syaqila kamu kuat! Kamu wanita kuat! Ingat, Tuhan tidak pernah tidur, Tuhan melihat semua penderitaanmu. Hanya saja belum saatnya kamu bahagia. Percayalah akan ada kebahagiaan setelah adanya kepahitan, akan ada pelangi setelah datangnya hujan.

Wanita tersebut langsung menghapus air matanya, tidak ada gunanya dia menangis. Perlahan mata wanita tersebut mulai tertutup, dia ingin menghilangkan penatnya hari ini dengan memasuki alam mimpi, semoga wanita itu mimpi indah.

Entah apa yang merasuki Nicho, kali ini pria tersebut langsung menyelimuti sang istri. Akh! Mungkin dia menyelimutinya agar Syaqila tidak sakit lagi dan duitnya tidak akan terbuang sia-sia.

***

Pagi telah tiba. Sang surya sudah menyinari bumi. Perlahan mata Syaqila mulai terbuka, wanita tersebut langsung duduk. Syaqila masih mengumpulkan semua nyawanya. Tidak lama dari itu, Nicho keluar dari kamar mandi.

Syaqila langsung menoleh ke arah sang suami sambil tersenyum kikuk.

"Ngapain kamu senyum-senyum seperti orang bodoh?" tanya Nicho.

"Makasih, ya, Tuan. Tuan sudah memberikan aku selimut," ucap Syaqila.

"Aku tidak memberimu selimut! Kamu yang mengambilnya semalam. Setelah kamu sembuh, aku akan menghukummu lagi. Cepat-cepat lah sembuh, tanganku ini sudah gatal!" Nicho langsung berjalan mengambil baju kantornya.

Syaqila menelan salivanya. Kenapa dia bisa seceroboh ini? Kenapa dia mengambil selimut Nicho---sang suami? Matilah kau Syaqila, benak wanita tersebut.

Sekarang giliran Syaqila untuk mandi, tetapi saat dia mau berdiri, tiba-tiba kepalanya kembali berdenyut hebat.

'Kenapa kepalaku sangat sakit?' batin wanita tersebut.

Sekuat tenaganya, dia langsung berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Mungkin karena kelamaan mandi hujan, makanya kepala wanita tersebut menjadi sakit. Sesampainya di kamar mandi, Syaqila mengambil aroma terapi untuk mencampurnya di bathub. Setelah itu, dia langsung masuk ke bathub. Syaqil meringis, sebab luka di punggungnya mengenai air dan menimbulkan rasa perih.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, wanita tersebut langsung keluar dari bathub. Baru beberapa langkah, kepala dan pinggangnya terasa sakit bersamaan.

"Aduh, kenapa ini? Kenapa sangat sakit? Aku sudah tidak tahan lagi." Syaqila memegang kepala dan pinggangnya.

****
Setelah memakai baju, Syaqila berjalan menuju meja makan. Sudah tidak ada siapa-siapa lagi. Berarti Nicho sudah pergi ke kantor. Di meja makan sudah ada nasi dan minum bekas dari Nicho.

Buru-bura wanita tersebut langsung menyantap makanannya dengan lahap. Setelah selesai makan, dia langsung berangkat ke kampusnya.

Cinta untuk Syaqila [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang